OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Kamis, 15 Agustus 2013

Dirgahayu Propinsi Bali ke 55

Menapak Sejarah Propinsi Bali

www.balisaja.com. Rabu, 14 Agustus 2013 menjadi hari istimewa bagi manusia Bali. Pada hari ini, manusia Bali tidak saja merayakan hari keagamaan Pagerwesi, tetapi juga hari jadi ke-55 Provinsi Bali. Pada 14 Agustus 1958 silam, Bali secara resmi disahkan sebagai provinsi tersendiri.


Provinsi (Pemprov) Bali secara resmi lahir 13 tahun setelah Republik Indonesia diproklamasikan. Tapi, Bali sudah menjadi bagian RI saat proklamasi dikumandangkan. Dua hari setelah RI terbentuk, diputuskan wilayah Negara Republik Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi. Salah satu provinsi itu, Sunda Kecil yang terdiri atas enam daerah kepulauan yakni Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor.

Provinsi Bali lahir setelah terjadi penyatuan kembali wilayah Negara Indonesia Timur (NIT) ke dalam pangkuan RI. Pembentukan Provinsi Bali dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 64 tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Artinya, hari jadi Pemprov Bali sama dengan hari jadi Provinsi NTB dan NTT.

Pembentukan Provinsi Bali mengawali babak baru kehidupan masyarakat Bali sebagai masyarakat demokratis. Setelah berabad-abad menganut sistem pemerintahan tradisional berbentuk kerajaan, masyarakat Bali memasuki era baru dengan sistem pemerintahan modern berbasis nilai-nilai demokrasi.

Tak banyak yang tahu, era baru masyarakat Bali itu diawali dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sementara Daerah Bali. Lembaga legislatif ini dilantik 25 September 1950 di pendopo Bali Hotel di Denpasar.

Sebelum itu, pemerintahan di Bali dilaksanakan sebuah badan yang bernama Badan Pelaksana Pemerintah (BPP) di Bali. Ketua BPP, AA Gede Oka (Ketua Dewan Raja-raja) dengan anggota I Gusti Putu Merta (urusan politik), I Gusti Gde Subamia (urusan sosial), I Wayan Dangin (urusan ekonomi) dan I Wayan Badra (urusan umum).

Baru beberapa hari BPP menjalankan pemerintahan di Bali, pemerintah NIT mengeluarkan UU No. 44 tertanggal 15 Juni 1950 untuk mengadakan perubahan ketatanegaraan di Indonesia Timur, sesuai dengan perubahan keadaan saat itu. Sebagai implementasi dari UU itu, dibentuklah Panitia Penyelenggara UU no. 44/1950. Panitia inilah yang membentuk DPR Sementara Daerah Bali.

Namun, DPR Sementara ini tidak dipilih melalui pemilihan umum. Lantaran, situasi keamanan di Bali kala itu sedang kacau. Aggota DPR Sementara dipilih melalui kompromi antara partai politik yang ada di Bali. Jumlah anggota DPRD Bali saat itu 41 orang terdiri dari wakil-wakil dari PNI, Masyumi, KNPI, GBI, Persatuan Wanita Indonesia, Golongan Tani dan orang-orang yang tidak terikat oleh partai/organisasi. I Gusti Putu Merta dipilih sebagai Ketua DPRD Bali dengan wakil Ida Bagus Oka dan Sekretaris I Gusti Putu Gde Kutri.

Nyoman S. Pendit dalam buku Bali Berjuang memberikan perhatian khusus pada momen pembentukan DPRD Bali yang pertama ini. Pendit menyebut DPRD Bali ini sebagai DPR Sementara Daerah Bali. “DPR Sementara Daerah Bali ini merupakan suatu lembaga yang mengantar masyarakat di Pulau Bali menuju dunia baru yang bebas dan demokratis,” tulis Pendit.

Sehari setelah pelantikan DPRD Bali, diadakan pemilihan kepala daerah Bali. AA Bagus Sutedja dan Tjokorda Anom Putra ditetapkan sebagai calon terpilih. Presiden kemudian menyetujui AA Bagus Sutedja sebagai Kepala Daerah Bali.


Selain itu, diadakan pula pemilihan anggota-anggota Dewan Pemerintah Daerah Bali. Hasil pemilihan, I Gusti Made Mudra (urusan politik), I Gusti Gde Subamia (urusan sosial), I Wayan Dangin (urusan ekonomi), I Gusti Bagus Sugriwa (urusan umum).

Bersamaan dengan itu, diadakan pula perubahan struktur pemerintahan di masing-masing swapraja di Bali. Pada bulan Mei 1951, di semua daerah di Bali telah terbentuk DPRD Daerah Bagian (swapraja) serta dilanjutkan dengan pembentukan Dewan Pemerintah Daerah.

Pascapemilu tahun 1955, muncullah UU No. 1 tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Pemberlakuan UU ini diikuti dengan pembentukan Provinsi Bali 14 Agustus 1958. Setelah Provinsi Bali resmi dibentuk, pelaksanaan pemerintahan di Bali kembali mengalami perubahan. Pemerintahan pusat menunjuk/mengangkat seorang pejabat kepala daerah. I Gusti Bagus Oka ditunjuk sebagai Pejabat Kepala Daerah Tingkat I Bali yang pertama pascaterbentuknya Provinsi Bali. I Gusti Bagus Oka dilantik pada 1 Desember 1958.

Hingga diangkatnya Pejabat Kepala Daerah Tingkat I Bali, DPRD Bali yang lama masih menjalankan tugasnya hingga terbentuknya DPRD Bali yang baru. DPRD Bali yang baru pun terbentuk lalu memilih calon kepala daerah yang baru. AA Bagus Sutedja kembali ditetapkan sebagai calon terpilih Kepala Daerah Bali. Presiden Soekarno menetapkan AA Bagus Sutedja sebagai Kepala Daerah Bali dengan Keputusan Presiden tahun 1959. Jadi, AA Bagus Sutedja merupakan kepala daerah definitif pertama Provinsi Bali setelah dibentuk tahun 1958.

Awal mula, ibukota Provinsi Bali ditetapkan di Singaraja, mengikuti ibukota Provinsi Sunda Kecil. Tapi, dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 52/2/36-B6 tertanggal 23 Juni 1960, ibukota Provinsi Bali dipindahkan ke Denpasar. Pemindahan ini atas resolusi DPRD Tingkat I Bali. Dan Denpasar kemudian menjadi ibukota Provinsi Bali hingga kini.

sumber : www.balisaja.com

2 komentar:

  1. Suksma sudah mencantumkan sumber balisaja.com. Mari saling berbagi! Rahajeng!

    BalasHapus
    Balasan
    1. rahajeng semeng, suksma antuk kunjungannyane ... ngiring sareng2 berbagi informasi

      Hapus

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini