OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Kamis, 31 Oktober 2013

7 Maharsi Penerima Wahyu Kitab Suci Weda



Kitab Suci Veda.
Wahyu Tuhan yang terhimpun dalam Veda diterima oleh Tujuh (7) Rsi yang dikenal dengan Sapta Rsi. SaptaRsi itu adalah Maharsi Grtsamada, Visvamitra, Vamadewa, Atri, Bharadvaja, Vasistha dan Kanva. Menurut kitab-kitab Purana maupun Manawa Dharmasastra wahyu itu diturunkan bertahap dalam yuga atau jangka waktu tertentu. Pada mulanya Veda diterima secara lisan kemudian diperkenalkan scara lisan pula karena waktu itu belum dikenal tulisan.


Para Rsi penerima wahyu tersebut yaitu :


  1. Maharsi Grtsamada, adalah Rsi yang banyak menerima mantra-mantra Veda terutama Rgveda Mandala II.
  2. Maharsi Visvamitra adalah Rsi yang banyak menerima Rgveda Mangdala III. Sebelum menerima wahyu Visvamitra adalah seorang Ksatrya; putra dari Rsi Musika.
  3. Maharsi Vamadewa adalah penerima wahyu Rgveda Mandala IV. Dalam kitab Purana diceritakan bahwa Vamadewa sempat mengadakan dialog dengan Dewa Indra dan Aditi. Maharsi Vamadewa selagi beliau masih muda mampu memberikan petunjuk untuk mencapai kesempurnaan sejati.
  4. Maharsi Atri adalah penerima wahyu Rgveda Mandala V. Maharsi Atri banyak disebut dalam Matsya Purana baik dalam nama keluarga maupun pribadi.
  5. Maharsi Bharadvaja adalah penerima mantra-mantra dari Mandala VI.
  6. Maharsi Vasistha adalah penerima wahyu Rgveda mantra-mantra Mandala VII. Di dalam kitab Matsya Purana dinyatakan Rsi Vasistha mengawini Arundhati saudara perempuan Rsi Narada, lahir seorang putra bernama Sakti. Setelah Sakti menjadi Rsi ia juga terkenal sebagai penerima wahyu.
  7. Maharsi Kanva adalah penerima wahyu Rgveda Mandala VIII, atau merupakan wahyu yang diterima oleh keluarga Sakuntala.

Adapun Mandala IX dan X Rgveda merupakan kumpulan wahyu yang diterima oleh beberapa Maharsi. Mandala X merupakan Mandala terlengkap yang memuat pokok-pokok ajaran agama Hindu. Wahyu-wahyu yang diterima tersebut tersebar dalam berbagai sakha atau sampradaya atau asrama tempat pembelajaran Veda. Maharsi Vyasa diyakini sebagai Maharsi yang menghimpun mantra-mantra Veda yang tersebar tersebut dengan dibantu oleh Sumantu, Jaimini, Pulaha atau Paila dan Vaisampayana. Penemuan tulisan Sanskerta oleh Rsi Panini membuat Veda semakin populer dan tersebar.

Sumber lengkap buku Kebangkitan Hindu oleh Sargede. (RANBB)

-->

Rabu, 30 Oktober 2013

Veda Mengajarkan Wujudkan Keserasian

Bila kita mampu mewujudkan keserasian hidup, maka kemakmuran akan dapat direalisasikan. Bila keserasian dapat diwujudkan maka persatuan dapat diwujudkan. Keserasian mulai dirintis dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar. Keserasian merupakan landasan untuk mewujudkan kerukunan baik intra keluarga maupun dengan masyarakat, demikian pula kerukunan hidup beragama baik intra, antar dan antara umat beragama dengan pemerintahan akan dapat diwujudkan.

Keserasian untuk kesejahteraan masyarakat

Sam vo manamsi sam vrata
sam akutir namamasi
ami ye vivrata sthana
tan vah sam namayamasi

Atharvaveda III. 8. 5
"Aku menyatukan pikiran-pikiranmu, tindakan-tindakanmu dan gagasan-gagasanmu (pemikiran-pemikiranmu). Kami mengantarkan para pelaku kejahatan menuju jalan yang benar"

Keserasian membawa persatuan

Yena feva na viyanti
no ca vidvisate mithah
tat krnmo brahma vo grhe
Samjnanam purunebhyah

Atharvaveda III. 30. 4
"Wahai umat manusia, persatuanlah yang menyatukan semua para dewa. Aku memberikan yang sama kepadamu juga sehingga anda mampu menciptakan persatuan di antara anda"

Keserasian untuk peningkatan masyarakat

Samjnanam nah svebhih
samjnanam aranebhih
samjnanam asvina yuvam
ihasmasu ni 'acchatam

Atharvaveda VII. 52. 1
"Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang sudah dikenal dengan akrab dan dengan orang-orang yang asing. Ya, para dewa Asvin, semoga Engkau kedua-duanya memberkahi kami dengan keserasian (keharmonisan)"

Sumber bacaan buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib. (RANBB)

-->

Selasa, 29 Oktober 2013

Seni Musik dalam Samaveda

Seni musik Samaveda. Untuk memahami musik, pelajari nada-nada seni bunyi dan kitab suci Samaveda dapat dilagukan dengan berbagai cara. Lagu atau irama Samaveda (termasuk juga kita suci Rgveda dan yang lain) hendaknya merdu seperti suara burung bernyanyi. Buatlah lagu-lagu keagamaan dan nyanyikan yang mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa.

Belajarlah nada-nada musik (gamelan)

Svaras ca me, slokas ca me

Yayurveda XVIII.1
"Hendaknya anda belajar nada-nada seni bunyi-bunyian (musik) dan penggubahan lagu"

Nyanyikanlah dalam nada-nada yang berbeda

Gaye sasasravartani

Samaveda 1829
"Kami menyanyikan mantra-mantra Samaveda dalam ribuan cara"

Ubhe vacau vadati samaga iva,
gayatram ca traistubham canu rajati.

Rgveda II.43.1
"burung menyanyi dalam nada-nada yang berbeda, seperti seorang perapal Samaveda, yang mengidungkan mantra dalam irama Gayatri dan Tristubh"

Nyanyikanlah lagu-lagu bagi keagungan Tuhan Yang Maha Esa

Gayanti tva gayatrinah,
arcanti - arkam arkinah.

Samaveda 342
"Ya, Tuhan Yang Maha Esa, para penyanyi memuliakan Engkau dengan mantra Gayatri dan para perapal Rgveda memuja Engkau dengan mantra-mantra Rgveda"

Nyanyikan mantra-mantra untuk Tuhan Yang Maha Esa

Indra sama gayata

Samaveda 388
"Wahai para penyanyi, nyanyikanlah Samaveda bagi Sang Hyang Indra"

Bernyanyi (berkidung) dalam paduan suara

Sakhaya a ni sidata
punanaya pra gayata

Rgveda IX.104.1
"Ya, teman-teman, duduk dan nyanyikanlah lagu-lagu dalam paduan suara bagi dewa"

Sumber bacaan Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib. (RANBB)

-->

Jumat, 25 Oktober 2013

Pergaulan dengan Orang-orang Mulia

Hendaknya setiap orang menghindarkan dirinya bergaul dengan orang-orang yang tercela, dan bergaulah dengan orang-orang yang bijaksana, demikian pula kebangsawanan sesungguhnya hanya dapat diperoleh melalui amal kebajikan.

Tinggalkan pergaulan dengan orang-orang tercela.

Asmanvati riyate sam rabhadhyvam
uttisthata pra tarata sakhayah
atra jahama ye asan asevah
sivan vayam uttaremabhi vajan

Rgveda X.53.8
'Wahai teman-teman, dunia yang penuh dosa dan penuh duka ini berlalu bagaikan sebuah sungai yang alirannya dirintangi oleh batu besar (yang dimakan oleh arus air) yang berat. Tekunlah, bangkitlah, dan seberangilah ia. Tinggalkan persahabatan dengan orang-orang tercela. Seberangilah sungai kehidupan untuk pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran'

Bergaullah dengan orang bijaksana

Punar dadataghnata
janata sam gamemahi

Rgveda V. 51.15
'Ya, para dewa, semoga kami memiliki pergaulan dengan orang yang bijaksana, (yang tidak picik dan tidak berbahaya)'

Vayam sahasram rsibhih sanema

Rgveda I. 189.8
'Semoga kami memiliki pergaulan dengan para bijaksanawan (orang-orang suci) dan memperoleh kekayaan dalam ribuan'

Kebangsawanan dengan cara amal

Ye ca deva ayajanta
atho ye ca paradadih

Atharvaveda XX. 128. 5
'Orang-orang yang mulia adalah mereka yang melaksanakan persembahan bagi para dewa dan memberikan uang dalam bentuk dana punia'

Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib. (RANBB)


Kamis, 24 Oktober 2013

Pura Girinatha Satu-satunya Pura di Dili Timor Leste

Pura Girinatha Satu-satunya Pura di Dili, Timor Leste Peninggalan Indonesia
Pura Girinatha, adalah satu-satunya pura peninggalan jaman Indonesia di Dili, Timor Leste. Pura ini dibangun pada jaman Gubernur Mario Vegas Carrascalao, 1987 lalu. Meski kondisinya memprihatinkan, tapi pura ini masih tetap digunakan oleh sedikit umat Hindu di Dili.

PURA yang biasa digunakan umat Hindu di Dili pada jaman Indonesia dulu, terletak di daerah Taibesi. Seperti layaknya pura-pura lain di Indonesia di luar Bali, pura ini terletak di perbukitan. Tapi, bukit yang ada di sini tidak terlalu tinggi. Sehingga tidak begitu sulit untuk sampai di jaba (bagian terluar) pura. Bahkan, bisa ditempuh dengan mobil.

Jalan aspal yang menuju pura yang diresmikan Gubernur Timtim, Mario Vegas Carrascalao, 27 Juni 1987 ini juga masih bagus. Cuma, karena kemungkinan jarang dilalui kendaraan roda dua, sebagian bibir jalan mulai dijalari rumput liar.

Memang ada saja yang masih datang ke sini. Tapi tidak seperti dulu. Paling orang datang dua atau tiga orang yang datang. Kadang ada juga yang sendirian. Mungkin banyak yang tidak tahu kalau ada tempat sembahyang di sini. Yang datang paling sering hari Sabtu dan Minggu. Tapi tidak pernah malam seperti dulu.

Keberadaan Pura di kota Dili Timor Leste hingga kini tetap dipertahankan. Hal ini tak terlepas dari keinginan Xanana Gusmao, sewaktu masih menjabat sebagai presiden.

Akhirnya hingga kini, Pura di sana sampai kini masih utuh. Beruntung di negeri itu ada umat Hindu walau jumlahnya segelintir saja.

sumber : http://binginbanjah.wordpress.com/2011/03/16/pura-di-timor-leste/

Hasil penelusuran lain diantaranya :

DILI, Jan 15 - Malaysian Ambassador to Timor Leste joins the Malaysian Hindus celebrate the Hindu?s Pongal Festival Celebration yesterday (14 January 2010). The celebration was organized by the Indian Community & the International Hindu Community in Timor Leste. The prayer ceremony was held at the Acient Balinese Temple in Lahane, Dili.

http://www.kln.gov.my/web/tls_dili/home

-->

Ajaran Dharma : Ikuti Jalan Kebajikan

Ajaran Dharma. Seseorang hendaknya selalu mengikuti jalan yang benar, jalan kebajikan, sebab siapa saja yang berjalan di jalan yang benar (dharma) akan memperoleh kemakmuran, jasa dan kebajikan. Dekatkanlah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk senantiasa memdapat bimbingan-Nya. Orang yang memiliki keyakinan menjalankan kebenaran, maka kebajikannya itu akan melenyapkan kesusahan dan dengan kebajikan dapat menolong diri sendiri.

Rgveda V. 51.15
  " Mari kita terus berjalan pada jalan yang benar seperti jalannya matahari dan bulan. Kita seharusnya bergaul dengan orang-orang yang bermurah hati yang puas (dengan diri sendiri) dan yang berpengetahuan tinggi " Rgveda V. 51.15


Rgveda X.63.13
  " Wahai dewa-matahari, semua umat manusia yang Engkau alihkan dari jalan kejahatan, menempuh ke jalan yang berbudi, diberkati dengan kemakmuran dan juga dilimpahi dengan keturunan (generasi) yang berbudi luhur, berkat sikap keagamaan mereka ". Rgveda X.63.13


Atharvaveda XVIII. 3. 24
  " Para dewa, kami melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik bagi engkau dan kami menjadi berbudi. Fajar-fajar yang cemerlang itu bersinar menurut hukum-hukum alam. Bimbingan yang disiapkan oleh para dewa bermanfaat bagi kami. Kami, orang-orang yang berani, yang mungkin ikut serta ambil vagian di dalam perbincangan-perbincangan akademis ". Atharvaveda XVIII. 3. 24


Rgveda VIII. 83. 6
  " Para dewa yang bermurah hati, kami yang hidup di tempat tinggal kami dan mengikuti jalan kebajikan, memohon kepada-Mu untuk kemakmuran kami " Rgveda VIII. 83. 6

Atharvaveda VII. 97. 7
" Para dewa, Engkau mengetahui jalan kebajikan. Semoga Engkau memberi bimbingan untuk mengikuti jalan kebajikan ". Atharvaveda VII. 97. 7

Atharvaveda XX. 63. 9
" Sang Hyang Indra (Tuhan Yang Maha Esa), semoga Engkau memaksa kami untuk mengikuti jalan kebenaran ". Atharvaveda XX. 63. 9

Rgveda 133.6
" Tuhan Yang Maha Esa, semoga Engkau menuntun kami ke jalan kebajikan sehingga kami bisa meniadakan semua kesusahan (kekalutan) ". Rgveda 133.6

Yayurveda XXIII.15
" Wahai orang yang gagah berani, buatlah dirimu kuat dan kokoh olehmu sendiri, laksanakan sendiri perembahan (yajna). Jalanilah kehidupan keagamaan. (tak seorang pun mampu mencapai kejayaanmu) ". Yayurveda XXIII.15


Atharvaveda X. 2. 3
  " A devanam api pantham aganma , Semoga kami mengikuti jalan kebenaran " Atharvaveda X. 2. 3

Minggu, 20 Oktober 2013

Pujawali Pura Giri Kusuma Bogor Purnama Kapat

Pujawali ke 15 Pura Giri Kusuma Bogor dilaksanakan pada Purnamaning Kapat (bulan purnama sasih ke empat), tanggal 19 Oktober 2013 dengan tingkatan Uttamaning Nista. Pura Giri Kusuma Bogor terletak di komplek Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranangsiang IV Bogor Baru Bogor. Pura ini disungsung dan diempon oleh Kerama Suka Duka Hindu Dharma banjar Bogor yang peristiwa Ngenteg Linggih nya pada 6 Oktober 1998 dipuput oleh Ida Pedanda Mabe Gde Putra Sidemen.

Video pujawali pura Giri Kusuma Bogor. Klik disini. Video ini milik pribadi (bukan laporan resmi panitia).

Pujawali Pura Giri Kusuma Bogor dalam guyuran hujan dipuput oleh Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Oka dari griya Cimangu Depok. Sebelumnya telah dilaksanakan rangkaian persiapan pujawali meliputi nuasen karya, negtegang karya pada hari jumat 4 Oktober yang dipuput oleh Ida Pedanda Nabe Gde Putra Sidemen griya Ciledug, kemudian Nuur tirtha ke sepuluh pura dilingkungan Jabodetabek dan matur piuning di lima pura di lingkungan Bogor pada 18 Oktober. Lihat foto Ida Pedanda Nabe Gde Putra Sidemen. Klik disini.

Puncak pujawali pada Sabtu Umanis Sungsang Purnama Kapat Saka 1935 dipuput oleh Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Oka dari griya Cimangu Depok, serta akan dilanjutkan dengan penyineban pada malam harinya pukul 23.00. Dalam puncak pujawali Pura Giri Kusuma ini ditarikan tarian sakral tari Rejang dan tari Topeng Sidakarya dengan tujuan agar pujawali yang dilaksanakan stata labda karya paripurna. Tarian Bali-balian (hiburan) ditampilkan di jaba tengah seperti tari panyembrama, tari truna jaya dan lain sebagainya.

Dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Oka. Lihat foto Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Oka, klik disini. Pada kesempatan nunas tirtha diselingi laporan ketua panitia pujawali, Ibu dokter, sambutan ketua banjar Prof. Suastijaya dan Dharma wacana dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bogor bapak Wayan Suastika.

Dalam Dharma wecananya bapak Wayan Suastika menyatakan kesuksesan pujawali ini didasari oleh keiklasan lascharya dari semua pihak baik itu panitia, banjar maupun masyarakat Hindu di Bogor ini. Semua jenis pekerjaan dalam persiapan pujawali harus didasarkan dengan keiklasan, kegiatan dalam pujawali bukan hanya mejejahitan membuat Yadnya, tetapi juga termasuk mencuci piring, menyapu maupun membuat tekor. Semua kegiatan ini adalah sama dihadapan Ida Hyang Widhi asalkan didasari atas keiklasan.

Bapak Wayan Suastika (PHDI kota Bogor) menegaskan bahwa dengan pujawali diharapkan rasa bhakti kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa semakin tinggi, yang kedua; rasa tresna yang meningkat di lingkungan umat, pekedek pekenyum menyama braya, dan yang ke tiga adalah rasa peduli pada lingkungan disekitar kita baik itu kebersihan maupun toleransi beragama.

Kerama Suka Duka Hindu Dharma banjar Ciledug melaksanakan kegiatan Ngiring Pekuluh ke pura Giri Kusuma ini diwakili oleh tempek Joglo. (RANBB)

Banjar Ciledug Tangerang Ngiring Tiga Pekuluh

Kerama Suka Duka Hindu Dharma  
(KSDHD) banjar Ciledug melaksanakan kegiatan Ngiring Pekuluh. Pada Sabtu Umanis Sungsang (19/10) yang bertepatan dengan bulan Purnama Kapat (sasih ke empat), KSDHD banjar Ciledug Ngiring Pekuluh ke 3 (tiga) pura yang sedang melaksanakan pujawali. Ke tiga pura tersebut adalah Pura Giri Kusuma Bogor, Pura Eka Wira Anantha Serang Banten dan Pura Penataran Agung Kerta Bumi di TMII Jakarta Timur.

Video kegiatan Ngiring Pekuluh. Klik disini.

Tradisi Ngiring Pekuluh setiap Pujawali  Umat Hindu Jakarta, Bogor, Bekasi dan Banten merupakan tradisi "ngelunganin" pada pujawali salah satu Pura di lingkungan wilayah ini. Ini sedikit berbeda dengan pujawali di Bali. Namun hal ini juga terjadi di Bali saat pujawali besar di Pura Besakih, pada saat Bhatara Turun Kabeh atau pada satu dua pura yang mempunyai ciri khusus.

Kerama Suka Duka Hindu Dharma banjar Ciledug sebagai pengempon pura Dharma Sidhi dengan didukung oleh tempek-tempek yang ada melaksanakan kegiatan Ngiring Pekuluh dengan penuh antusias dan tentunya karena akan memperoleh kesempatan untuk tangkil ring ajeng Ida Panembahan disaat Beliau katurin pujawali. Tempek-tempek membagi diri untuk Ngiring Pekuluh yang ke Pura Eka Wira Anantha Serang terdiri dari tempek Parung Serab, Tempek Ciledug Indah dan Tempek Kunciran, yang ke Pura Penataran Agung Kerta Bumi TMII adalah tempek Mahartika. Tempek Joglo yang pada kesempatan ini sebagai 'panitia' persiapan Ngiring Pekuluh mendapat ngiring Ida Panembahan Pura Dharma Sidhi ke Pura Giri Kusuma Bogor.

Foto-foto Pura Hindu se Jabodetabek. klik disini.

Tradisi Ngiring Pekuluh ini sangat bermanfaat bagi umat Hindu didalam meningkatkan Srada dan Bhakti-nya, meningkatkan rasa memiliki Pura Kahyangan di wilayah ini, meningkatkan rasa menyama braya, dan meningkatkan solidarias umat. Sagilik Saguluk Paras Paros Sarpanaya menyama Braya di daerah rantauan. (RANBB)

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pura Giri Bhuana Manokwari Papua

Pura Giri Bhuana Manokwari Papua terletak di jalan Brawijaya, Manokwari, Papua Barat. Umat Hindu di Manokwari dalam melaksanakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan Sradha dan Bakthi nya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa banyak dipusatkan di Pura Giri Bhuana ini. Seperti sekarang ini dalam menyambut perayaan hari raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu sudah bersiap-siap,  mejejahitan, membuat penjor dan Yadnya lainnya.

Pura Giri Bhuana sebagai tempat yang sangat strategis bagi umat Hindu untuk bertemu, berkumpul dan bertukar pengalaman serta informasi yang bermanfaat. Melaksanakan kegiatan kerohanian seperti belajar mekidung, matembang, belajar filsafat dan diskusi agama. Dari segala lapisan masyarakat terutama umat Hindu yang merantau di Manokwari ini selalu berkumpul, baik untuk acara pujawali Pura Giri Bhuana maupun dalam meningkatkan persatuan umat, segalak segilik selunglung sabayan taka menyama braya ring perantauan.

Umat Hindu semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas di Manokwari ini, dimana Parisada Hindu Dharma sudah terbentuk lengkap dengan susunan pengurusnya yang selalu bekerja meningkatkan dalam pelayanan umat Hindu di ibukota Papua Barat ini.  Warga Hindu di Manokwari berasal dari latar belakang pekerjaan berbeda. Selain banyak sebagai polisi, PNS, juga ada petani yang menempati areal kompleks trasmigrasi di daerah Wasege, SP 3 Perapi dan Desa Mantegi.

Pura Giri Bhuawa merupakan pusat kegiatan keagamaan hari besar seperti hari raya Nyepi juga dipusatkan di pura Giri Bhuana, selain rerahinan Purnama-Tilem, Kajeng Kliwon, Pagerwesi, Saraswati maupun Tumpek. (RANBB)

-->

Kekayaan Ekonomi dalam Veda

Sabda suci Tuhan Yang Maha Esa tentang ekonomi meliputi; harta kekayaan, kemakmuran, penggunaan kekayaan, kesejahteraan, perdagangan dan perniagaan serta hukum warisan (Dayabhaga)

Kekayaan. Sesungguhnya umat manusia mewarisi tak terkira banyaknya kekayaan dan dituntut untuk membuang naluri-naluri yang kotor dan mengembangkan kecendrungan yang jernih, baik tanpa noda. Kekayaan ada pada kedua telapak tangan manusia, tangan kanan keberuntungan dan tangan kiri lebih beruntung lagi, tangan kanan menyembuhkan dan tangan kiri menyembuhkan dengan sentuhan. Jauhkanlah kekayaan yang diperoleh dengan jalan tidak benar, menjijikkan (korupsi-red). Kita memohon kekayaan yang berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni kekayaan yang patut diteladani, kekayaan berupa kemuliaan.

Manusia mewarisi kekayaan yang tak terkira banyaknya.

Ekasatam laksmyo martyasya
sakam tanva januso-adhi jatah
tasam paistha nir itah pra hinmah
siva asmabhyam jatavedo niyaccha

Atharvaveda VII.115.3
"Manusia mewarisi kekayaan (naluri) yang tak terkira banyaknya bersamaan dengan kelahirannya. Kita seharusnya membuang naluri-naluri yang kotor. Ya, Tuhan Yang Maha Esa, berilah kami naluri-naluri dan kecendrungan yang jernih tanpa noda"

Kekayaan ada pada kedua tangan

Ayam me hasto bhagavan
ayam me bhagavattarah
ayam me visvabhesajo
ayam sivabimarsanah

Rgveda X.60.12
"Ya, Tuhan Yang Maha Esa, satu tangan (kanan) saya memiliki keberuntungan yang bagus dan satu tangan (kiri) yang lain lebih beruntung. Tangan kananku adalah obat untuk semua penyakit dan tangan yang kiri mampu berbuat sama bahkan dengan sentuhan"

Lebih lengkap silakan baca buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib. (RANBB)



-->

Kamis, 17 Oktober 2013

Implikasi Keyakinan Atas Prilaku

Semangat Hindu. Kepercayaan akan Karma seharusnya membawa implikasi-implikasi etis pada prilaku, seperti suka bekerja keras, bertanggung jawab dan jujur.

Bekerja keras atau rajin. Karena dengan bekerja lebih keras ia menjadi manusia yang lebih baik. Kebahagiaan terletak pada upaya, makin besar upaya, makin besar kebahagiaan. Demikian kata Mahatma Gandhi.

Bertanggung jawab. Jika suatu yang buruk terjadi, orang yang percaya pada Karma, pertama akan melakukan instrospeksi atau mulat sarira, apa yang salah pada dirinya. Ini tanda ia mengakui tanggung jawabnya dan ingin memperbaiki kesalahan itu. Dia tidak menyalahkan puhak lain (Tuhan, Setan, atau Orang disekitarnya). Sekalipun pihak lain mungkin merupakan salah satu faktor, tetapi ia tidak dapat memperbaiki mereka.

Jujur. Karena kalau berbuat tidak baik, hasil buruk akan menimpa si pelaku. Dalam Karma tidak ada penebusan dosa melalui ibadah, misalnya puasa. Upawasa, tapa, samadi bahkan sembahyang adalah untuk kepentingan kita, untuk kejernihan, ketenangan dan kedamaian pikiran dan hati, untuk kesehatan mental kita, untuk memperdalam spiritualitas. Sama seperti olah raga untuk memperkuat badan si pelaku, bukan untuk menyehatkan Tuhan. Ada yang mengajarkan bahwa ibadah itu karena dan untuk Tuhan. Ini adalah cara beragama kanak-kanak. Waktu kecil kita makan, mandi atau belajar karena takut pada orang tua. Tetapi setelah dewasa, kita melakukan semua itu karena sadar akan manfaatnya bagi diri sendiri.

Jujur sangat bersifat pribadi, sering saat berdoa atau bersembahyang kita memohon ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak. Pertanyaannya, kenapa harus memohon ampun pada kesalahan yang disengaja ? Bukankah kita sadar akan perbuatan tersebut salah, kenapa harus dilakukan ? Karma tidak mengenal perbuatan sengaja maupun tidak, semua akan memberikan hasil yang setimpal, maka berbuatlah selalu berdasarkan Tri Kaya Parisudha; berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik. Selalu berada di Jalan Dharma akan menuntun kita pada kebahagiaan abadi. (RANBB)

-->

Rabu, 16 Oktober 2013

Pasraman Raditye Widya Pura Dharma Loka Jepara

Pasraman Raditye Widya terletak di komplek Pura Dharma Loka Jepara Jawa Tengah.

Kota Jepara terkenal dengan kota seni ukirnya yang sudah mendunia. Umat Hindu di Kota Jepara mayoritas di desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara Semarang Jawa Tengah. Kegiatan umat Hindu di Kota Jepara difokuskan pada beberapa Pura Hindu yang tersebar di pelosok desa seperti :

Pura Dharma Loka, Pura Puser Bumi, Pura Giri Tungka dan Pura Manggala Dharma, yang semuanya  terletak di desa Plajan Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara Jawa Tengah.

Sedangkan di Kota Semarang Jawa Tengah terdapat pura Hindu yang sangat besar dan megah, seperti Pura Agung Giri Natha di Jalan Sumbing Raya No 12, Pura Amerta Sari di jalan Udan Riris Perum Telogosari, Pura Saraswati di komplek AKPOL, Pura Satya Dharma dan Pura Buana Mandala di MIjen Semarang.

Informasi kegiatan umat Hindu di Kota Jepara, salah satunya dapat kita lihat dalam blog hindujepara.wordpress.com . Segala kegiatan umat Hindu seperti pujawali, Sudi Widani, perayaan hari besar Galungan dan Kuningan, Nyepi ataupun kegiatan siswa-siswi di pasraman Raditye Widya juga disampaikan dalam blog tersebut baik informasi maupun foto dokumentasi.

Marilah berikan dukungan kepada umatkita umat Hindu dimanapun berada, penyebaran informasi, dukungan buku-buku ilmu pengetahuan maupun dukungan dana punia. Perkembangan Hindu di Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia baik dalam bermasyarakat dengan ajaran Dharma maupun dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara.

Silakan kunjungi blog hindujepara.wordpress.com (RANBB)

Indra Wisnu Mukti di Kawasan Dataran Tinggi Dieng

Temuan Candi Bisa Jadi Wisata Baru Dieng.

Penemuan candi Hindu di Bukit Pangonan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, berpotensi menjadi obyek wisata baru. Selama ini kawasan candi berpusat di kompleks Candi Arjuna.

Candi yang diberi nama oleh umat Hindu Bali dengan Indra Wisnu Mukti itu ditemukan pada 22 September 2013 oleh penduduk setempat dalam keadaan tertutup ilalang dan rumput liar. Candi itu berada sekitar 3 kilometer dari kompleks Candi Arjuna.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Winda Artista Harimurti, mengatakan Balai masih membahas rencana eskavasi situs yang baru ditemukan itu. "Belum ada jadwal pasti, tapi eskavasi sudah diusulkan,” katanya.

Saat ini Indra Wisnu Mukti, situs yang sudah tergali memiliki lebar sekitar 1 meter dengan tinggi sekitar 0,8 meter. Winda memperkirakan bangunan tersebut hanya merupakan bagian atap atau cungkup. Sedangkan bagian tengah dan dasar masih terpendam. Menurut dia, bentuk fisik penuh susunan artefak tersebut sekitar 9 meter persegi. Hal itu diperkirakan dari kontur dan struktur bangunan candi.

Soal posisi candi yang berada di puncak bukit, Winda mengatakan hal itu pernah ditemukan di Gunung Wukir. "Kemungkinan, di sekitar candi yang baru saja ditemukan, ada artefak-artefak candi kecil lain. Sebelumnya, ada beberapa bangunan sejenis yang sudah kami temukan di sekitar lokasi tersebut," dia menambahkan.

Ketua Paguyuban Sekehe Astiti Rahayu Rsi Markandya Gunung Sari Artha, Mangku Alit Artha, mengatakan, menurut pesan leluhur saat melakukan semadi, ada delapan candi lainnya yang akan muncul di Dieng. “Sebelumnya, candi-candi ini tidak muncul, tapi tiba-tiba muncul,” katanya.

Menurut dia, Tuhan sudah percaya dengan warga Dieng yang bisa memelihara dan menjaga candi dengan baik. Meski berbeda keyakinan, kata dia, warga Dieng ikut menjaga kelestarian candi-candi yang merupakan peninggalan agama Hindu itu.



sumber : http://www.tempo.co


-->

Senin, 14 Oktober 2013

Cara Pengucapan Mantra Dalam Bahasa Sanskerta

Apakah pengucapan doa mutlak menggunakan bahasa Sanskerta ?
Kata Mutiara Kitab Suci atharwa weda
Atharvaveda


Tentunya hal ini tidak mutlak sebab doa adalah cetusan hati atau bahasa ibu (hati) yang mudah kita pahami, tetapi bila kita berdoa dengan bahasa Sanskerta (bahasa Bapa) maka kita harus memahami arti atau maksudnya.
Kedua bahasa doa tersebut berfungsi sebagai pelindung bagi yang mengucapkannya, seperti yang disebutkan dalam Nirukta sebagai berikut :

Seorang yang mengucapkan Mantra Veda dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram itu, tidak pernah memperoleh penerangan seperti halnya sebatang kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan api. Demikian orang yang sekedar mengucapkan (membaca) mantram Veda tidak mendapatkan cahaya pengetahuan yang sejati.

Nirukta I.18


Orang yang tak memiliki kesadaran rohani murni dan bijaksana maka ia tak akan tahu makna Veda yang sesungguhnya, karena Veda adalah Tuhan itu sendiri seperti yang ditegaskan dalam Bhagavad Gita Sloka 9.17.

"Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek, Akulah obyek pengetahuan, yang ,menyucikan dan aksara Om, Aku juga Rg, Sama dan Yayur Veda "

Pitaham asya jagato mata dhata pitamahah,
vedyam pavitram aumkara rk sama yajur eva ca.

Bhagavad Gita Sloka 9.17.


Sumber buku bacaan Kebangkitan Hindu oleh Sargede. (RANBB)




Kamis, 10 Oktober 2013

Mengapa Umat Hindu Jarang Membaca Weda ?



Kalau kitab suci umat Hindu adalah Weda, mengapa umat terlihat jarang membaca Weda ?.


Kitab suci umat Hindu bukan hanya dalam satu buku Weda yang terdiri dari empat itu, Catur Weda itu Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda, tetapi ada lagi kitab-kitab lainnya yang disebut Upanisad yang banyaknya sekitar 108 kitab, Bhagawad Gita dengan 700 sloka. Ada pula Itihasa, yaitu Ramayana dan Mahabharata, setelah itu ada 18 Purana, kisah-kisah tentang mahluk suci. Lalu ada Darsana, tentang enam sistem filsafat. Karena banyaknya kitab-kitab itu, maka lebih tepat disebut Pustaka Suci. Dan itu tidak hanya mengenai tattva, susila dan upacara, tetapi juga mengenai ilmu pengetahuan, seperti astronomi, matematika, ilmu kedokteran, geografi dan banyak lagi.


Bagaimana umat Hindu mempelajari itu semua ? Untuk memahami mantra-mantra Veda, maharsi Valmiki dalam karya agungnya, Ramayana menyatakan bahwa karya sastra yang bersumber pada sejarah itu dimaksudkan untuk memudahkan seseorang memahami kitab suci Veda. Demikian pula maharsi Vyasa dalam Vayu Purana menyatakan :

Itihasa Puranabhyam vedam samupabrmhayet
bibhetyalpasrutad vedo mamayam praharisyati

Vayu Purana I.20
"Hendaknya Veda dijelaskan melalui sejarah (Itihasa) dan Purana (Sejarah dan mitologi kuna) Veda merasa takut kalau seseorang yang bodoh membacanya. Veda berpikir bahwa di (orang yang) akan memukulku"

Berdasarkan petikan diatas, maka untuk memahami Veda diperlukan pemahaman berjenjang dan komprehensif, maksudnya bahwa setiap orang yang ingin memahaminya sebaiknya memiliki referensi yang luas dari pengetahuan yang sederhana sampai yang lebih dalam dan luas.

Inti-inti dari semua ajaran dirumuskan dalam kalimat singkat yang mudah dipahami, seperti misalnya Tri Kaya Parisudha, yaitu berpikir baik, berbicara baik dan berbuat baik. Tri Hita Karana, hubungan segi tiga yang menyebabkan kebahagiaan, seperti hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan alam serta pengetahuan tentang Tat Tvam Asi atau pula Vasudaiva Kutumbakam.

Di dalam agama Hindu yang dipentingkan bukan menghafal ayat-ayat atau mantra-mantra tetapi praktik di dalam kehidupan. Menurut guru kita Swami Vivekananda esensi agama itu adalah "berbuat baik, menjadi baik " (Do Good, Be Good).

sumber bacaan buku Hindu Menjawab oleh Ngakan Made Madrasuta dan buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib, (RANBB)

Senin, 07 Oktober 2013

Memilih Agama Baru

Seorang raja di negara yang sangat demokratis akan mencarikan jodoh buat putrinya yang sangat cantik. Kemudian beliau mengadakan sayembara pemilihan laki-laki tertampan di dunia yang akan dijadikan menantu kerajaan untuk putri kesayangannya.

Kemudian diselenggarakan audisi ke semua negara di dunia untuk mencari nominasi yang boleh mengikuti sayembara. Yang memenuhi syarat boleh mengikuti seleksi lebih lanjut.
Seleksi lebih lanjut dilakukan amat ketat. Aspek yang diuji meliputi kemampuan kecerdasan (brain), perilaku (behavior) dan ketampanan (beauty). Pada babak penyisihan terakhir dilakukan oleh tim penguji dari pakar berbagai bidang seperti pakar IT, pakar ketampanan, psikologi, dan bintang film terkenal. Kemudian didapatkan tiga nominasi.

Pada puncak grand final dimenangkan oleh orang asing yang ternyata belum memeluk agama. Sebagai menantu seorang raja terkenal, sebelum upacara pernikahan dilangsungkan, setiap warga wajib memeluk salah satu agama yang ada di negara itu.

Akhirnya raja mengundang semua pemimpin agama di negara itu untuk menjelaskan dan menyarankan agar memilih salah satu agama yang akan menjadikan keyakinannya.
Pertama pemimpin agama A menjelaskan pentingnya mempelajari agama yang sarat ritual dan upacara untuk dianut. Apalagi di kerajaan ini sering mengadakan ritual kerajaan. Dengan seringnya mengadakan ritual niscaya kelak bisa masuk sorga ketika ajal menjemputnya.
Besoknya pemimpin agama B datang menjelaskan bahwa dengan hanya merenung dan mengendalikan didi akan bisa tahu jati diri kita yang sebenarnya, sehingga nanti saat akan kembali ke dunia akhirat pasti bisa masuk sorga.
Kemudian pemimpin agama C menjelaskan bahwa hanya dengan bernyanyi dan mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan di hotel dan gedung mewah nanti arwahnya akan bisa menuju istana sorga ketika hari penghakiman tiba.
Kemudian agama terakhir menjelaskan bahwa dengan menegakkan keadilan serta berjuang atas nama kebenaran sesuai amanah kitab suci adalah jalan terbaik untuk bisa diterima di sisi-Nya. "Agama kamilah yang paling sempurna guna mengantarkan arwah kita bisa masuk sorga, yang lainnya tidak". imbuhnya menegaskan.

Mendapat penjelasan dari semua pemimpin agama yang mengatakan masing-masing agama mereka yang terbaik dan semuanya bisa masuk sorga, malah ia menjadi bingung.
Akhirnya ia mendatangi seorang spiritual yang amat bijaksana dan menanyakan agama yang mana sebaiknya ia pilih ?

Orang spiritual itu kemudian memberikan nasihat,"Anakku, semua agama itu baik yang bisa mengantarkan kamu ke sorga. Namun yang paling baik, pilihlah agama yang bisa membuat kamu selalu berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri, untuk agamamu maupun untuk umat diluar keyakinanmu. Tujuan utama agama ialah menjadikan dirimu orang mulia, yaitu bisa membuat banyak orang mau berbuat baik dan membuat dunia ini damai. Maka saat memberikan pertolongan kepada umat manusia bicaralah kemuliaan, kurangi berbicara agama, sehingga kamu tidak canggung memberikan pertolongan terutama kepada yang beda dengan keyakinanmu. Ingatlah bahwa kebaikan ada di semua agama, karena setiap agama pasti mengajarkan kemuliaan. Kemuliaan itu tidak dibatasi keyakinan atau agama."

Salam Senyum. Memang baik jadi seorang agamawan, tetapi paling baik menjadi orang mulia. Buku Senyum Ya, Tersenyumlah, oleh Arsiawan Adi. (RANBB)

Jumat, 04 Oktober 2013

KORUPSI ADALAH KANKER MORAL.

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Secara medis penyakit kanker itu sampai sekarang belum ditemui obatnya, itu artinya kemungkinan yang terbesar adalah, si penderita penyakit itu persentasanya lebih besar mengarah kepada kematian. Untuk itu marilah kita bersama-sama berdo'a dan berprilaku menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan terkenanya penyakit tersebut.

Namun ada lagi penyakit sejenis kanker yang jauh lebih ganas dan dapat merugikan banyak orang yaitu KORUPSI. Kalau penyakit kanker pisik itu yang paling merasakan sakitnya adalah si penderita, tetapi bila sakit kanker moral (korupsi), mereka yang terjangkit tidak merasakan sakitnya secara fisik, namun masyarakat sangat merasakannya. Bahkan si penderita sama sekali tidak memikirkan diri mereka secara keyakinan spiritul dan keyakinan agama. Umpamanya; BAGAIMANA AKAN JADINYA HIDUP MEREKA DIALAM SANA DAN BAGAIMANA HIDUP MEREKA DIKEMUDIAN HARI. Semuanya ini tidak terpikirkan sama sekali, sebab mereka telah tertutup mata bhatinnya dengan kotoran duniawi, yang mereka kumpulkan sendiri dan mereka tutup mata bhatinnya sendiri. Tidak merasakan sedikitpun harga diri mereka semakin merosot, tidak memikirkan bagaimana sakit hatinya leluhur mereka di alam sana, dan bagaimana menyesalnya Tuhan memberikan mereka hidup sebagai manusia (dilihat dari tiori personifikasi).

Wahai para koruptor sadarlah kau bahwa apa yang kau lakukan itu adalah langkah menggali lobang neraka yang semakin dalam untuk mengubur dirimu sendiri.

Sebenarnya cikal bakal terjadinya koruptor itu sangat kecil sekali yaitu; kebanyakan para koruptor pada mulanya dipikiran mereka : ADA BENIH UNGGUL INGIN MEMILIKI MILIK ORANG LAIN. ( Baca Kitab Sarasamuscaya tentang karmapatha). Hal itu akan semakin subur bila mereka mendapat kesempatan melalui posisinya, jadilah mereka korupsi. Para koruptor itu sama sekali tidak mensyukuri hidupnya dan tidak mensyukuri karunia Tuhan terhadap dirinya.

Sehingga melalui tulisan ini saya mengajak saudara-saudara untuk merenung dan mencamkan cerita itihasa, SWARGA ROHANIKA PARWA. Yaitu di saat Yudhistira dan adik-adiknya, istrinya (Panca Pandawa) menuju sorga. Kenapa Yudhistira akhirnya hanya diikuti oleh seekor anjing (cicing gudig) sampai ke sorga? Kenapa Dewi Drupadi yang amat cantik ditinggal, kenapa adik-adiknya yang gagah berani dan amat kesatriya, ditinggal? atau tidak bisa mengikutinya? Camkanlah ini dan lakonilah ini secara pelan-pelan, maka saudara akan terhindar dari serangan penyakit kanker moral (korupsi). Korupsi itu adalah langkah yang paling menyengsarakan baik menyengsarakan diri sendiri, juga menyengsarakan ribuan orang. Walaupun demikian Tuhan Yang Maha Ksih dan Maha Pengampun masih memberi kamu kesempatan untuk menyadarkan dirimu dan kembali kejalan menuju Tuhan. S E K I A N.

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM.


sumber: http://www.idapedandagunung.com


Rabu, 02 Oktober 2013

Keluhuran Budi Ajaran Suci Weda

Perbuatan mulia mengantarkan pada keluhuran budi.


Berbagai perbuatan mulia dapat dilakukan untuk menumbuh-kembangkan keluhuran budi, seperti; menolong orang-orang miskin, menjadi orang tua asuh bagi anak-anak miskin, memberikan pendidikan bagi anak-anak cerdas dan berbakat, dan lain sebagainya. Orang yang memiliki keluhuran budi memperoleh kemashuran. Orang yang mengembangkan keluhuran budi dengan menyisihkan sebagian uang atau kekayaannya untuk dijadikan danapunya sesungguhnya akan memperoleh keberuntungan.

Mengembangkan keluhuran budi ibarat menebarkan benih yang baik di tanah yang subur, niscaya pada saatnya, benih itu akan menghasilkan buah yang sangat bermanfaat. Orang yang mengembangkan keluhuran budi sesungguhnya menyelamatkan hidupnya, ia ibarat seorang penabung yang menabungkan karma yang baik, pada saatnya timbunan karma itu menyelamatkan yang bersangkutan dari berbagai halangan.

Kemashuran diperoleh dengan perbuatan yang berbudi luhur

Yah karmabhir mahadbhih susruto abhut

Rgveda III.36.1
"Indra (manifestasi-Nya) termashur oleh karena petualangan-petualangan-Nya yang agung"

Jangan makan sendirian, perhatikan orang lain

Mogham annam vindate apracetah
satyam bravimi vadha it sa tasya
naryamanam pusyati no sakhayam
kevalagho bhavati kevaladi

Rgveda X.117.6
"Orang yang tolol memperoleh kekayaan dengan sia-sia. Aku mengatakan kebenaran bahwa jenis kekayaan ini adalah benar-benar kematian untuk dia. Dia yang tidak menolong teman-temannya dan sahabat-sahabat karibnya, dia, yang makan sendirian, menderita sendirian"

Berikan sedekah kepada orang yang miskin

Sa id bhojo yo grhave dadati-
annakamaya carate krsaya.
aram asmai bhavati yamahuta
utaparisu krnute sakhayam

Rgveda X.117.3
"Dia adalah orang yang tidak picik yang dengan kemurahan hati memberikan derma (amal) kepada orang yang miskin dan mengemis meminta makan. Orang-orang yang tidak picik semacam itu memperoleh cukup uang untuk menghadapi suatu malapetaka atau bencana. mereka memiliki sejumlah besar sahabat untuk membantu mereka dalam kemalangan atau kesengsaraan"

Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib (RANBB)

Selasa, 01 Oktober 2013

Kebaktian Kepada Leluhur (Pitrapuja)

Ajaran suci Veda di samping mengamanatkan untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa, para devata, juga diamanatkan untuk memuja leluhur, karena pada hakekatnya para leluhur adalah perwujudan atau pengejawantahan devata (Pitr deo bhava, matr devo bhava, ayah adalah perwujudan devata, ibu adalah perwujudan devata).

Roh suci leluhur yang telah mencapai moksa, bersatu dengan Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. Ada dua jenis leluhur, yakni yang karena karmanya yang baik memperoleh sorga atau moksa, sedang yang karena karmanya yang buruk memperoleh neraka (naraka). Selanjutnya, kepada mereka yang mendapat tempat yang baik (sorga atau moksa) dimohon karunianya, sedang yang berada dalam lembah neraka, keturunannya patut mendoakan dan berbuat baik untuk membebaskan mereka dari lembah kesengsaraan itu.

Bila keturunan seseorang berbuat baik, leluhurnya yang telah mencapai sorga akan memperoleh kebebasan atau moksa, dan yang di lembah neraka terangkat bebas, sebaliknya bila kita berbuat jahat, leluhur kita yang di sorga sangat kecewa dan menderita, demikian pula leluhur kita yang berada di lembah neraka, semakin menderita pula di sana.

Leluhur penuh keramahan, mengetahui kebenaran, dan hidup dalam keabadian

Ud iratam avara ut parasa
un madhyamah pitarah somyasah
asum ya iyur avrka rtajnas te no
avantu pitaro havesu

Rgveda X.15.1
"Semoga yang dibawah, paling di tengah, para leluhur pencinta Soma bangkit, semogalah para leluhur itu, yang sangat ramah (penuh persahabatan), yang mengetahui kebenaran, yang hidup dalam keabadian, menganugrahi kami sesuai dengan doa persembahan kami"

Para leluhur tinggal di angkasa raya atau tempat tinggal yang terang benderang

Idam pitrbhyo namo astu adya
ye purvaso ya uparasa iyuh,
ye parthive rajasya nisatta
ye va nunam suvrjanasu viksu

Rgveda X.15.2
"Semogalah dengan kebaktian yang dilaksanakan hari ini, para leluhur yang telah lama pergi dan neraka yang baru saja meninggal, yang telah duduk di angkasa raya atau yang sekarang bertempat tinggal di tempat yang terang benderang"

Para leluhur dimohon turun (ke dunia) dengan kegembiraan

Aham n pitrn suvidatam avitsi
napatam ca vikramanam ca visnoh
bharhso ye svadhaya sutasya
bhajanta pitvasta ihagamistah

Rgveda X.15.3
'Kami memperoleh berlimpah anugrah dari para leluhur, kakek, dan Sang Hyang Visnu, mereka yang duduk bertebaran, akan ikut serta dalam acara pemerasan minuman dengan persembahan kepada yang telah meninggal, datanglah kemari dengan penuh kegembiraan'

Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib (RANBB

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini