OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Jumat, 21 Maret 2014

Sanghara Wija Kasawur

Si Bhanggala membeli secutak tanah milik Si Jarembha. Setelah mendirikan rumah si Bhanggala membuat sumur di pojok pekarangan. Tanah pun digali, dan ternyata segumpal emas ia temui dalam galian itu.

Mengetahui hal itu si  Jarembha mendatangi si Bhanggala dan meminta emas tersebut. Alasannya ia tidak menjual emas yang ada di tanah itu, tetapi hanya menjual tanahnya saja. Si Bhanggala menolaknya karena ia beranggapan apapun yang terdapat di dalam secutak tanah yang ia beli adalah miliknya.
Maka perdebatan pun terjadi. Orang-orang pada berdatangan, lalu menganjurkan supaya mereka menyampaikan persoalannya kepada maharaja Dharmawangsa.

Sang Dharmawangsa yang telah memerintah hampir empat puluh tahun sejak kemenangannya dalam peranbf besar Bharatayuddha melihat persoalan ini sebagai tanda-tanda zaman, terlebih lagi ciri-ciri alam pun menunjukkan bahwa zaman kehancuran akan tiba, zaman kali sanghara.

Ida Pedanda Made Sidemen mengolah cerita tersebut ke dalam bentuk kakawin yang indah. Kakawin Kalpha Sanghara, dikarang pada tahun Saka 1866 atau tahun 1944 Masehi. Tidak jelas dari mana pengarang besar Bali tersebut mendapatkan sumbernya. Tetapi dalam kitab Mosalaparwa, kitab ke-enambelas yang membangun Mahabharata kita menemui cerita lain yang maknanya sama.

Tiga puluh enam tahun setelah perang besar Bharata Yuddha berakhir, terjadilah pertanda alam yang buruk. Maharaja Dharmawangsa menyadari akan adanya tanda-tanda itu. Angin kering bertiup kencang. Debu, pasir dan bahkan batu-batu kerikil berterbangan dari berbagai penjuru. Cirit bintang berjatuhan menghantam bumi dengan bara panas berpijar. Matahari selalu bagaikan tertutup debu. Pada saat terbit dan terbenam bundaran matahari seolah-olah disilang oleh tubuh-tubuh tanpa kepala. Dan memang benar. Sang Dharmawangsa mendapat kabar tentang kehancuran bangsa Wresni. Bangsa ini hancur karena saling bunuh, yang merupakan perwujudan dari kutuk para pandita. Baca Sudahkah Dharma Mengalahkan Adharma ?

Bermula dari tindakan yang dilakukan oleh para ksatria untuk mengelabui para pandita : Sang Samba menyamar sebagai wanita hamil, labu beramai-ramai diarak dan diantar menghadap sang pandita. Salah seorang mengajukan pertanyaan apakah yang akan lahir dari kandungan tersebut. Dengan sangat marah para pandita tersebut menyatakan bahwa wanita hamil tersebut sesungguhnya adalah Sang Samba, dan ia akan melahirkan bom yang akan meledak dan menghancurkan bangsa-bangsa Wresni dan Andakasa. "Kalian semua sungguh berhati jahat, kejam mabuk kesombongan. Kalian akan saling bunuh dan bom-bom besi akan memusnahkan seluruh bangsa ini", kutuk para pandita.

Maka hancurlah bangsa Wresni dalam perang saudara itu. Memang mereka diselimuti oleh kemabukan, kesombongan, asusila. Dalam kitab ini disebutkan hanya Janardhana atau Sri Kresna di antara bangsa Wresni yang bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma kesusilaan. Maka Beliaupun terbebas dari kehancuran itu.

Tjokorda Mantuk Dirana, raja Badung yang melakukan puputan mengolah cerita itu dalam sebagian karya besarnya Geguritan Purwa Sanghara. Raja yang pengarang produktif ini menulis; Reh kocap tan saking sastra, tan mantra tatan mas manik, sida manulak sanghara, kewala sane asiki, kasusilaning budi, punika kangken perau, kukuh kaliwat-liwat, tuara keweh tempuh angin, sida mentas saking sanghara sagara. Sebab bukan sastra, bukan pula mantra atau emas permata, yang mampu menolak sanghara, hanya satu, yaitu kesusilaan budi, yang bagaikan perahu yang kukuh, yang tiada goyah diterpa angin, yang akan mampu menyebrangi lautan sanghara.

Sebuah perbandingan yang sangat berkesan, tetapi juga sebuah penegasan yang amat penting; hanya dengan kesusilaan budi kita dapat menyebrangi lautan zaman kehancuran. Sumber bacaan buku Wija Kasawur Ki Nirdon 1992. (RANBB)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini