OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Jumat, 21 Agustus 2015

Ngaben Massal Hindu Lampung

Masyarakat Hindu Bali Lampung Akan Ngaben Massal di desa Sanggar Buana

Masyarakat Hindu Bali Desa Sanggar Buana Kecamatan Seputih Banyak mempunyai tradisi Ngaben Masal yang dilakukan 5 tahun sekali.

Ratusan Jenazah yang sebelumnya di kubur akan dibongkar untuk diambil tulangnya. Tulang jenazah ini akan di bakar untuk diambil abu-nya. Acara ini akan diikuti oleh 300 peserta dengan banyaknya jenazah 412.

Dalam siaran persnya kepada Saibumi.com, Minggu, 16 Agustus 2015, acara yang dipersiapkan selama sebulan menghabiskan biaya Rp1,1 miliar yang di peroleh dari iuran. Menurut salah satu panitia Drh. Ketut Suwendra. MM mengatakan, acara akan diresmikan pada H-1 yaitu tanggal 22 Agustus 2015 oleh Pemerintah Provinsi Lampung, Kapolda Lampung, Parisada Hindu (PHDI) Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dan Tokoh Masyarakat Provinsi Lampung. (*)
 

sumber berita : http://www.saibumi.com

Selasa, 18 Agustus 2015

Penyu untuk Upacara Umat Hindu

Pemerintah Izinkan Penyu untuk Upacara Umat Hindu, Asal ...

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali menegaskan penggunakan hewan penyu untuk upacara keagamaan di Pulau Dewata harus mendapat rekomendasi dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali.

"Kalau masyarakat belum mengantongi izin dan rekomendasi dari majelis tertinggi umat hindu itu, kami tidak akan mengizinkan pemanfaatan penyu untuk sarana upacara," kata Kepala BKSDA Bali, Sumarsono di Denpasar, Rabu (12/08/2015).

Ia menjelaskan, aturan tersebut merupakan perjanjian antara BKSDA dengan PHDI mengenai pemanfaatan dan penggunaan salah satu fauna dilindungi di Nusantara tersebut.

Dalam aturan tersebut tertulis bahwa hanya diperbolehkan memakai satu ekor penyu untuk satu jenis upacara keagamaan baik tingkat besar, sedang, maupun kecil.



"Kami membatasi jumlah pemanfaatan penyu karena jumlah penyu yang ada di penangkaran dan di beberapa pusat pengembangbiakan peyu sudah semakin terbatas," kata dia.

Selain itu, pihak penyelenggaran upacara mesti mengganti uang yang dihabiskan selama proses pengembangbiakan penyu di beberapa daerah perlindungan dan pengembangbiakan fauna langka itu. "Saat ini, di Bali terdapat beberapa tempat pengembangbiakan penyu, dua di antaranya di daerah Benoa dan Serangan, Denpasar.

Lebih lanjut, aturan berupa perjanjian itu kata Sumarsono sebagai langkah antisipasi semakin berkurangnya jumlah penyu, utamanya penyu hijau yang sudah semakin langka di Bali.

Apalagi, menurutnya, saat ini banyak pihak memanfaatkan penyu menggunakan alasan untuk upacara agama, padahal, dagingnya digunakan untuk kebutuhan bisnis dan komersil.

"Daging penyu harganya cukup mahal di pasaran, jadi, banyak yang menghalalkan segala cara memanfaatkan daging penyu untuk diperjualbelikan," katanya.


sumber : http://nasional.rimanews.com

Selasa, 04 Agustus 2015

Pegajahan, Desa Hindu di Sumatera

Ada Bali Di Sumatera Utara (Desa Pegajahan)

Bali, siapa yang tidak mengenal destinasi wisata ini. Mata dunia seolah terpaku melihat eksostisme dan keindahan pesona alam, budaya, religi, dan sejarahnya. Namun bagi anda yang tidak memiliki budget cukup, datang dan berkunjunglah ke Desa Pegajahan di Serdang Bedagai. Maka anda akan merasakan atmosfer layaknya di pulau Dewata. 

Desa Pegajahan berdiri dan hidup dengan pola hindu di Sumatera Utara. Patung, ukiran, dan tradisi turun temurun dari leluhur umat hindu bali di desa Pegajahan menyatu dan memberikan indahnya toleransi ditengah masyarakat Serdang Bedagai yang mayoritas beragama muslim dan dengan latar suku melayu dan batak. Selain budaya bali yang kental di desa Pegajahan.
Disini juga terdapat berbagai usaha kerajinan masyarakat. Jadi bagi anda yang hobby berwisata belanja tidak perlu was-was melewatkan kegemaran anda. 
Kebudayaan bali di Sumatera Utara mulai muncul sejak tahun 1962. Kala itu sebuah PT Perkebunan mendatangkan tenaga kerja dari pulau dewata Bali. 

Namun seiring perkembangan dari masa ke masa, mereka hidup dan tinggal di Serdang Bedagai dengan mendirikan sebuah desa yang mana keseluruhan warganya merupakan keturunan Bali. 

Desa Pegajahan biasa dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat hindu. Selain karena keunikannya, Pegajahan juga memiliki pura hindu tempat mereka beribadat dan sering menjadi pusat perayaan hari raya keagamaan Hindu. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai desa bali alias pegajahan. Hanya sekitar 2 jam dari kota Medan dan 20 menit dari Perbaungan. 

Kabupaten Serdang Bedagai memang memiliki destinasi wisata yang beragam, sehingga kerap dikunjungi oleh wisatawan. Beberapa destinasi wisata lain sebagai refrensi perjalanan anda adalah Pulau Berhala, Pantai Labu, Arung Jeram Bah Bolon, Pantai Cermin, Pantai Gudang Garam, dan masih banyak lagi.

sumber artikel : https://komunitastkj.wordpress.com

Universitas Hindu Indonesia

Universitas Hindu Indonesia

Visi:
Menjadi Universitas unggulan di Indonesia serta pusat pengkajian dan pengembangan agama dan budaya Hindu terbaik di kawasan regional
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis kompetensi yang mengacu kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menganut nilai-nilai ke-Hinduan
2. Menerapkan manajemen Universitas mengacu pada standar akreditasi
3. Mengkaji dan mengembangkan Agama dan Budaya Hindu Indonesia melalui pendidikan, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis TIK
4. Membangun citra Unhi sebagai institusi Pendidikan TInggi serta berpusat pengkajian dan pengembangan Agama dan Budaya Hindu Indonesia

Kunjungi http://www.unhi.ac.id


Berdirinya Universitas Hindu Indonesia, berawal dari keinginan Para Majelis Agama Hindu membangun atau mengadakan asrama Pangadyayan (Perguruan Tinggi Agama) sebagai tempat untuk mempelajari dharma. Keinginan tersebut terdapat dalam suatu keputusan yang kemudian lebih dikenal dengan nama “Piagam Campuhan Ubud” dan tercetus pada pertemuan yang disebut “Dharmacrama” yang bertempat di campuhan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Butir II Piagam Campuhan Ubud inilah yang menjadi titik tolak atau tonggak sejarah pendirian Perguruan Tinggi Agama Hindu dengan nama “Maha Widya Bawana” atau Institut Hindu Dharma (IHD). Cita-cita luhur tersebut dapat diwujudkan dua tahun kemudian yaitu pada tanggal 3 Oktober 1963, bertepatan pula dengan hari Purnama Kartika (Purnama Sasih ke 4). Pada hari yang bersejarah ini lahirlah Lembaga Pendidikan Tinggi Agama hindu yang pertama di bumi Nusantara ini.

Pada Awal berdirinya IHD hanya menagasuh dua fakultas yakni fakultas Agama dan kebudayaan serta Fakultas keguruan dan Ilmu Peniddikan Jurusan Biologi. Dibukanya dua fakultas ini sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang berkembang ketika itu. Agama dan Kebudayaan merupakan dua aspek yang cukup penting untuk dilestarikan dan dikembangkan sehingga nantinya mampu menunjukan peran sertanya dalam kancah pembangunan Nasional. Sementara dibukanya fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Khususnya Jurusan Biologi dimaksudkan agar makna Kitab Usada (Ilmu Pengobatan Tradisional) semakin tergali dan dapat disebarluaskan di masyarakat.

Semakin tinggi animo masyarakat, menyebabkan pengelola IHD mulai mempertimbangkan untuk membuka fakultas-fakultas baru atau memodifikasi fakultas yang telah ada. Oleh karena itulah dibuka beberapa fakultas lagi guna menampung berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat.
Pada akhirnya IHD memiliki empat fakultas masing-masing: Fakultas Ilmu Agama, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Fakultas Hukum Agama, dan Fakultas Sastra dan Filsafat Agama. Dengan empat fakultas ini, IHD semakin dikenal senagai pengelola Pendidikan tinggi yang berafiliasi agama Hindu. IHD berhasil melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan sukses, baik dalam bidang pengajaran, penilitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Namun demikian, setelah 30 tahun IHD berdiri, yang merupakan satu-satunya Lembaga Perguruan Tinggi Agama Hindu di Indonesia sampai saat itu belum bisa menghasilkan sepenuhnya para sarjana yang mampu menjawab perubahan dan tantangan zaman pada saat itu, sehingga mereka banyak yang kalah bersaing dalam pasaran tenaga kerja dengan para sarjana lulusan Perguruan Tinggi Lainnya. Hal ini mengakibatkan banyak sarjana IHD menjadi pengangguran.

Hendaknya disadari bahwa, pengelolaan Perguruan Tinggi akan menjadi sulit apabila mahasiswa yang dibina sangat minim. Ide untuk mengembangkan diri secara lebih terbuka dan dapat menampung aspirasi yang lebih bervariasi mulai muncul. Dalam konteks nasional pembangunan dilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyartakat Indonesia. Dalam proses ini maka seluruh lapisan masyarakat termasuk umat hindu, harus ikut secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

Usaha-usaha di dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan khusus, mutlak diperlukan tentunya tanpa bertentangan dengan nilai-nilai agama Hindu. Melihat hal itu, dan melihat juga latarbelakang berdirinya IHD yang semata-mata didorong oleh keinginan luhur dan kurangnya pembinaan terhadap umat Hindu di masa lalu, sudah sepantasnya dirubah bentuknya menjadi Universitas Hindu yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan-tantangan yang semakin komplek dewasa ini.

Dan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 75/D/O/1993 tertanggal 19 Mei 1993, maka secara resmi Universitas Hindu Indonesia (UNHI) berdiri di kota Denpasar.

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini