OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Sabtu, 09 Januari 2016

MAHA SIWA RATRI

MAHA SIWA RATRI. 
Berikut saya kutipkan sepotong isi Siwa Purana yang bermuatan tentang asal muasal malam pemujaan kepada Dewa Siwa.               

Pada awal penciptaan, semesta ini suniya, yang ada hanya Brahman.   Brahman yang diluar jangkauan pikiran, oleh para sidhaatma, para sadhu diungkapkan dengan ”neti-neti”, bukan ini bukan itu.   

Berikutnya nampak air dimana-mana dan diatas lautan yang maha luas berbaring Dewa Wisnu dengan sangat santainya.  Disatu tempat Dewa Brahma mengadakan perjalanan sambil mencari informasi siapakah dirinya, dari mana asalnya.   

Dalam kebingungan tersebut Dewa Brahma bertemu dengan dewa Wisnu, yang bertangan empat bersenjatakan cakra sudarsana, sankha, gada dan padma. Dewa Brahma bertanyakepada Dewa Wisnu ” Siapakah anda gerangan, berada ditempat ini?  Dewa Wisnu  menjawab, ”Nak kamu adalah ciptaanku”.   

Dipanggil dengan sebutan ”nak”, dewa Brahma merasa tidak puas, sehingga terjadilah perdebatan sengit, sehingga mengarah kepada pertikaian.   Peristiwa tersebut berlangsung terus, hingga jangka waktu lama.    



Suatu malam hari yang gelap gulita tiba-tiba muncul balok cahaya cemerlang dengan ukuran besar dan sangat panjang.   Kemunculan cahaya yang terang benderang tersebut membuat kedua dewa yang sedang bersitegang, menjadi terperangah.   

Dewa Wisnu berprakarsa mengajak Dewa Brahma berhenti bersitegang, bersama-sama mencari tahu siapa atau apa sesungguhnya cahaya cemerlang tersebut.    Yang lebih dulu mendapatkan informasi adalah pemenangnya.    Mereka sepakat dan Dewa Wisnu mengambil wujud seekor angsa melesat keatas, Dewa Brahma mengambil wujud seekor babi menukik kebawah.   Ribuan tahun berlalu, namun keduanya belum menemukan ujung atau pangkal cahaya tersebut, sehingga akhirnya dalam kelelahan keduanya kembali ketitik semula.    

Dewa Wisnu dengan jujur mengatakan bahwa tidak menemukan ujung dari cahaya tersebut. Dewa Brahma dengan menyodorkan setangkai bunga capaka atau ketaki, mengatakan bahwa sudah menemukan pangkal cahaya tersebut.   

Ketika dialog sedang berlangsung tiba tiba terdengar dengingan suara OM.... bergitu panjang dan merdu dan dari dalam cahaya tersebut muncul satu sosok baru yang kemudian dikenal sebagai Dewa Siwa atau Mahadewa.    Dewa Wisnu kemudian berkata ”rupanya anda muncul karena, pertengkaran kami berdua, siapa anda”.     Dewa Siwa menjawab, ”Kita bertiga adalah bagian dari yang tunggal, dengan tugas masing-masing.   

Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara ciptaan dan tugasku pada waktunya mengembalikan semuan ciptaan tersebut keasalnya.   Karena Brahma sudah berbohong, mengatakan sudah menemukan pangkal dari cahaya ini, maka kupastu agar Brahma tidak banyak dipuja umat manusia.   Demikian juga bunga capaka/ketaki yang dijadikan sarana berbohong kupantangkan untuk dijadikan sarana pemujaan kepadaku”.     

Setelah Dewa Siwa berkata demikian, Dewa Brahma dan Dewa Wisnu sujud menyembah Dewa Siwa, yang selanjutnya gaib kedalam balok cahaya.   Dari sini muncul tradisi pemujaan kepada Dewa Siwa, setiap malam yang paling gelap dalam kurun waktu tertentu.     Balok cahaya tersebut adalah joytir linggam, yang merupakan lingga pemujaan ditempat Dewa  Siwa pernah memberikan pemunculan ”darshan”.   

Diseluruh India terdapat 12 joytir linggam, satu diantaranya di Kedarnath temple, dimana Dewa Siwa Muncul dihadapan Panca Pandawa yang melakukan tapasya pengampunan perasaan berdosa atas pembunuhan yang mereka lakukan selama Bharata yudha.     Ditempat ini juga Sri Adi Sangkara acharya mokhsa setelah menyelesaikan tugas memurnikan ajaran Siwa pakca.                                       

Pastu yang didapat Dewa Brahma ternyata terbukti, dimana hingga saat ini di India sangan sedikit dijumpai mandir pemujaan Dewa Brahma, sedangkan dimana-mana dijumpai dengan mudah Wisnu dan Siwa Mandir.
    
Di lingkungan kita, melaksanakan upacara dan brata Ciwaratri, yang pertama kita ingat adalah karya mahakawi Mpu Tanakung tentang Lubdhaka, dalam kekawin Siwaratrikalpa.    ”Lubdaka” adalah tokoh pengejar kenikmatan duniawi, bahkan untuk mencapainya tidak segan melakukan himsa-karma.  

Dalam konteks kekinian, tokoh Lubdaka bisa jadi telah numitis menjadi Lubdaka kontemporer. Reinkarnasi menjadi orang yang tidak pernah puas dengan harta dan tahta yang didapat.   

Menjadi pemburu gunung, hutan, danau, teluk, dan laut, dengan tujuan mengeruk dan menumpuk keuntungan, tanpa memperhatikan kelestriannya.    Walau saya yakin semeton pengayah adalah orang-orang yang berhati ikhlas.   

Namun demikian malam pemujaan kepada Dewa Siwa, perwani tilem sasih kepitu, sepatutnya kita jadikan malam perenungan, sehingga menyadari kemungkinan adanya  dosa dosa yang telah dilakukan dalam kurun waktu 12 perwani yang lalu.   

Barangkali dapat menemukan jauh dalam diri masih tersembunyi Lubdaka kecil.    Sadar akan dosa, dan berupaya  untuk tidak mengulagi lagi, merupakan salah satu syarat cairnya dosa tersebut.
 
Selamat melaksanakan bratha Siwaratri, semoga anugrah Dewa Siwa menyucikan hidup ini.  OM shanti, shanti, shanti OM.

sumber copas #group PAJK GN Salak

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini