Pages

Jumat, 27 Juli 2018

5 SRADHA - PANCA ҪRADDHA TATTWA

PANCA SRADHA
Kisah Mahabharata
MAHABHARATA ANUSASANA
Ҫraddha (Keimanan).

Ҫraddha adalah bahasa Sanskerta, dapat diartikan ; keyakinan, kepercayaan, keimanan. Ҫraddha sebagai kepercayaan dirumuskan dalam Atharwa Weda, XII. 1.1.Satyam Brhad rtam ugram diksa, tapo brahma yajna prthiwim dharayanti“. ( Sesungguhnya, Satya, Rta. Diksa, Tapa, Brahman dan Yajna yang menyangga dunia ).
Dengan ayat ini dijelaskan bahwa dunia ini ditunjang oleh ; Satya, Rta, Diksa, Tapa, Brahma dan Yajna. Tentang arti kata menyangga (dharayanti), dijelaskan bahwa alam semesta ini merupakan unsur Dharma yang memelihara kehidupan ini. Dapat pula kita katakan bahwa keenam unsur-unsur tersebut merupakan kerangka isi Dharma (Agama Hindu).

(1). Satya
Kebenaran, sifat hakekat Tuhan Yang Maha Esa; Kesetiaan, Kejujuran, setia.
(2). Rta dan Dharma
Rta ialah hukum Tuhan yang murni yang bersifat absolut transcendental.
Dharma ialah bentuk hukum yang dijabarkan ke dalam alam manusia.
(3). Diksa
Diksa (inisiasi) berarti penyucian, penasbihan, inisiasi, abhiseka.
(4). Tapa
Tapa berarti pengendalian indriya.
(5). Brahma
Brahma berarti pujian. Pujian adalah semacam doa yang dalam sehari-hari disebut mantra atau stuti. Mantra adalah ayat-ayat suci yang dipergunakan untuk melaksanakan pemujaan karena itu mantra itu juga dinamakan doa, tetapi sebagai alat doa itu adalah mantra. Kata lain yang sering dipergunakan yang sama artinya ialah stotra atau stawa. Jadi stawa atau stotra adalah ayat-ayat yang dipergunakan untuk melakukan pujian kepada Tuhan atau lainnya.
(6). Yajna
Menurut Etimologi, Yajna berasal dari bahasa Sanskerta, dengan urat kata Yaj, yang artinya : memuja atau memberi pengorbanan atau menjadikan suci. Kata ini juga diartikan mempersembahkan; bertindak sebagai perantara. Dari urat kata ini timbul kata Yajna (kata-kata dalam pemujaan, ritus agama) dan Yajna (pemujaan, doa, persembahan) yang kesemuanya berarti sama dengan Brahma.

Ҫraddha ialah keimanan atau kepercayaan yang tulus yang menegaskan kebenaran dan hukum untuk mengikat nilai-nilai spiritual pada diri manusia. Di dalam pengupasan ajaran kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan pokok-pokok ajaran kefilsafatan Hindu, untuk menjelaskan sistem kepercayaan kepada Tuhan itu dikembangkan pula ajaran Panca Ҫraddha (Lima dasar pokok keyakinan). Ajaran Agama Hindu (Hindu Dharma), dapat dibagi atas tiga unsur besar atau atas tiga kerangka yaitu :
  1. Tattwa (Filsafat).
  2. Tata Susila (Etika)
  3. Upacara (Ritual)
Tattwa merupakan istilah filsafat yang telah umum dipakai oleh umat Hindu di Indonesia, sedangkan di India pada umumnya disebut Darҫana. Darҫana ada kaitannya dengan ajaran Agama Hindu dengan uraian yang ilmiah mengupas inti hakekat kebenaran yang kekal abadi (Brahman).

Tattwa merupakan apinya Agama, yang memberikan sinar kepada bagian lainnya dan refleksinya diwujudkan pada upacara-upacara. Upacara, Banten, Simbul-simbul (Lambang), Gambar-Gambar (Rerajahan), Huruf-huruf Suci, merupakan perwujudan dari Tattwa.
Adapun kata Tattwa dapat kita artikan; Kebenaran, Inti Hakekat, Filsafat; Tat itu : Kebenaran, Twa : Bersifat, mempunyai sifat.

Darҫana-Darҫana, Weda Sruti dan Smerti, dipelajari oleh umat Hindu di Indonesia sejak dahulu kala, kemudian diolah lagi oleh alam pikiran para Rohaniwan, Bijaksanawan, Resi, Empu, Pandita, sehingga muncullah berbagai macam Tattwa.
Adapun contoh Tattwa yang pada saat ini masih mendapatkan perhatian yang baik ialah :

  1. Wrehaspati Tattwa
  2. Ganapati Tattwa
  3. Ҫiwa Tattwa
  4. Tattwa Jnana
  5. Kala Tattwa
  6. Widdhi Tattwa

Dan banyak lagi rontal-rontal yang memakai nama Tattwa maupun yang memuat ajaran Tattwa.

Ajaran Tattwa merupakan bagian ajaran Agama yang penting sebagai inti sari; jika diumpamakan Agama (Dharma) itu sebagai sebutir telur, maka Tattwa itu adalah sarinya, Susila itu adalah airnya (putihnya), sedangkan Upacara-Upacara adalah kulitnya.

Susila memberikan dukungann kepada yang mempelajari Tattwa, supaya jangan menjadi orang intar-busuk, dan Susila itupun memberikan dorongan kepada yang melaksanakan Upacara-Upacara (Yajna) supaya tidak sia-sia.
Secara singkat dapat kita katakan bahwa Tuhan maupun Dewa-Dewa yang disebutkan dalam Tattwa, sudah menjadi objek pemujaan, penyembahan dalam pelaksanaan keagamaan.

Apa arti dan pengertian Panca Ҫraddha itu ?
Panca = Lima, Ҫraddha = Keyakinan, Kepercayaan.
Panca Ҫraddha Tattwa = Lima dasar pokok keyakinan (kepercayaan) yang mengandung kebenaran.

Panca Ҫraddha Tattwa disingkat jadi Panca Ҫraddha, terdiri dari :
  1. Brahma (Widdhi) Tattwa
  2. Atma (n) Tattwa
  3. Karma Phala Tattwa
  4. Punarbhawa (Samsara) Tattwa
  5. Moksa Tattwa

Kalau kita pelajari ajaran Agama Hindu, maupun membaca Sad Darҫana, dan Tattwa-Tattwa lainnya, maka dapat disimpulkan secara garis besarnya memuat persoalan : Brahman, Atman, Karma, Samsara, Moksa.
Panca Ҫraddha Tattwa ini, bukan pelajaran yang baru bagi umat Hindu, namun merupakan pengolahan sari-sari Darҫana dan Tattwa yang telah ada, perumusan inti sari ajaran yang tak pernah selesai dipelajari sepanjang masa.

Pengertian Panca Ҫraddha Tattwa :
1.      Brahman (Widdhi) = Yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Atma (n) = Yakin akan adanya Atma (Jiwa) yang tak dapat mati.
3.      Karma Phala = Yakin bahwa setiap perbuatan ada buahnya.
4.      Samsara (Punarbhawa) = Yakin akan adanya kelahiran yang berulang-ulang.

5.      Moksa = Bersatunya Atma dengan Brahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan