Pages

Senin, 13 Maret 2023

Tri Kerangka Agama Hindu

 Percikan Dharma

Tri Kerangka Agama Hindu


Om Swastyastu


Umat Se-dharma, agama Hindu disusun dalam Tri Kerangka Agama Hindu untuk memudahkan umat mempelajari, memahami, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tertuang dalam (Anonim: I.1968) yaitu

1. Brahma Widya (Widya Tattwa) yaitu:

    a. Widhi Tattwa

    b. Tattwa Upacara

2. Susila/Etika Agama yaitu :

    a. Samania Dharmasastra

    b. Naimitika Dharmasastra

    c. Karmya Dharmasastra

    d. Upacara Dharmasastra

3. Upacara Agama yaitu :

     a. Dewa Yajna

     b. Rsi Yajna

     c. Pitra Yajna

     d. Manusia Yajna

     e. Bhuta Yajna


Dalam agama Hindu Tri Kerangka Agama Hindu dibagi menjadi tiga yaitu Widhi Tattwa, Susila/Etika dan Upacara.


Widhi Tattwa 

Widhi Tattwa disebut juga Brahma Widya adalah falsafah /ajaran tentang Sang Hyang Widhi Wasa yang dimuat didalsm kitab suci Weda yang langgeng dan abadi. Dalam Widhi Tattwa mengupas tentang Ketuhanan, bagaimana menghaturkan ucapan terima kasih atas semua yang diberikan pada umat manusia.


Susila

Susila/Etika memuat ajaran dan petunjuk moral berperilaku baik. Sering juga disamakan dengan Dharmasastra, terdiri dari samania dharmasastra, nitya dharmasastra, naimitika dharmasastra dan kamya dharmasastra.

Samania dharmasastra artinya mirip, identik, serupa. Samania dharmasastra artinya dharma itu identik/mirip/serupa kitab suci, Agama, sastra-sastra dan ilmu pengetahuan.

Naimitika Dharmasastra artinya etika atau tata susila yang berlaku di dalam lingkungan atau kelompok terbatas.

Kamya Dharmasaatra, kamya artinya wajib. Ada hal-hal yang wajib dilaksanakan umat Hindu. Misalnya melakukan upacara Panca Yadnya, melakukan sembah bhakti kehadapan Hyang Widhi.


Upacara

Upacara sering kali disamakan artinya dengan upakara seperti telah disebutkan sebelumnya. Upacara ialah ritual atau tatacara yang memuat aturan-aturan untuk melaksanakan kegiatan ritusl tertentu dari agama. Ada lima yadnya yang dilakukan yaitu Dewa yadnya, Rsi yadnya, Pitra yadnya, Manusia yadnya dan Bhuta yadnya.


Tattwa, Susila dan Upacara merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaannya. Misalnya bila akan melakukan persembahyangan ke Pura. Sebelum datang di Pura, pikiran dan perasaan sudah ditujukan kehadapan Hyang Widhi.

Om Santih Santih Santih Om


Aris Widodo

Penyuluh Agama Hindu

Kota Serang

Selasa, 07 Maret 2023

Catur Brata Penyepian

 Percikan Dharma

Catur Brata Penyepian


Om Swastyastu


Umat se-dharna, dalam perjalanan hidup manusia ini kita harus ada instrupeksi diri agar kehidupan berjalan sesuai apa yang direncanakan. Oleh karena itu dalam setahun ini kita harus mampu berkaca diri   setahun  lalu telah di perbuatnya.


Dalam rangka menjalani kehidupan ini ada waktunya untuk instropeksi diri yaitu bertepatan dengan hari raya Nyepi tahun baru saka yang dilaksanakan dalam setahun sekali oleh umat Hindu. Dengan Catur Brata Penyepian itulah umat Hindu menjalani instropeksi diri dalam perjalanan hidup satu tahun yang lalu, apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan.


Yang pertama, Amati Geni yaitu tidak menyalakan api maksudnya tidak melakukan kegiatan yang kaitannya dengan menggunakan api, terkait dengan memasak makanan dan minuman sehingga umat Hindu melaksanakan puasa atau pawasa dalam kurun waktu 24 jam atau 36 jam setelah melaksanakan Tawur Agung Kesanga. Hal ini agar umat manusia bisa merasakan bagaimana merasakan pawasa sehingga tubuh ini berhenti beraktivitas secara penuh.


Yang kedua, Amati karya yaitu tidak melakukan kerja maksudnya tidak melakukan pekerjaan apapun sehingga dalam masa ini khusus untuk instropeksi diri bagaimana diri ini hanya memikirkan langkah apa yang telah dilalukan dan apa yang akan dilakukan. Dengan menghentikan aktivitas kerja selama 24 jam atau 36 jam ini manusia diharapkan mawas diri agar kehidupsn ke depan lebih baik lagi.


Yang ketiga, Amati Lelanguan yaitu tidak melakukan kesenangan maksudnya tidak melakukan segala kesenangan baik kesenangan melalui panca indria maupun dasa indria. Dengan menghentikan semua kesenangan ini agar terfokus pada pengendalian diri sehingga manusia mampu menghadirkan bagaimana menyikapi bahwa kesenangan dapat membuat manusia lupa diri.


Yang keempat, Amati Lelungan yaitu tidak melakukan aktivitas berpergian maksudnya tidak melakukan berpergian agar umat manusia hanya fokus pada mawas diri sehingga tidak melakukan kesalahan dalam suatu perjalanan di luar sana. Dengan tidak berpergian ini diharapkan umat manusia dapat mawas diri bagaimana yang bisa setahun yang lalu dan setahun harus dilakukan setahun ke depan.


Demikian yang perlu diingat dan selalu dilakukan oleh umat Hindu dalam perjalanan hidup manusia setiap tahunnya sehingga dapat terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu umat manusia dihimbau untuk instropeksi diri atau mawas diri karena tidak selamanya manusia melakukan yang baik saja namun juga masih melakukan kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Om Santih Santih Santih Om


Aris Widodo

Penyuluh Agama Hindu

Kota Serang