Pages

Selasa, 12 April 2022

ADVAITA, VISISTADVIATA, DVAITA

 ADVAITA, VISISTADVIATA, DVAITA

1.  ADVAITA

 

Sistem yang paling besar dan yang paling terkenal, mengenai Vedanta, adalah sistem Advaita. Menurut Advaita, tidak ada suatu apapun yang terpisah dari roh yang absolut, yang mendapat nama Brahman dan Atman itu.

Jadi ajaran yang fundamental dari Advaita adalah non dualisme-nya roh (non dualism of spirit). Sankara mengemukakan keseluruhan filsafat Advaita di dalam setengah syair, yang berbunyi sebagai berikut : “ Brahman adalah riil; dunia adalah penampakan yang palsu; roh individual (jiwa) tidak lain adalah Brahman .”Non dualismenya Brahman, non realitasnya dunia, dan kesamaan antara jiwa dan Brahman, ketiga hal tersebut membentuk ajaran Advaita.

 


2.  VISISTADVIATA

 

Masalah utama yang diperdebatkan oleh para penganut Vedanta, setelah zamannya Sankara, ialah mengenai masalah mana yang benar, Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) yang bersifat Nirguna ataukan Brahman yang bersifat Saguna; yang paling terkenal adalah Ramanuja (1017-1137 Masehi), yang sistemnya dikenal dengan nama Visistadviata. Bagi Ramanuja realitas itu tidaklah diragukan, bersifat roh yang non dualistis, tetapi tidak tanpa keaneka-ragaman dan tidak merupakan identitas yang homogen; roh itu hendaklah dibayangkan sebagai analog, sebagai sama, dengan suatu organisme yang mengalami differensiasi di bagian dalam dari dirinya.

 


Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :

Brahman itu adalah suatu substansi yang memiliki attribut-attribut, beberapa dari attribut-attribut itu juga bersifat substansi.Brahman sebagai yang memiliki attribut-attribut dinamai Visista (yang disifatkan= that which is qualified), dan bukan merupakan Nirvisesa-Caitanya (kesadaran yang tidak mengalami differensiasi).

 

Menurut Visistadviata, ada tiga realitas pokok (tattwa traya) = (the ultimate realitas), yaitu; Tuhan (Isvara=God), Roh (Cit = soul), dan Zat (Acit = matter). Dari ketiga realitas ketiga pokok itu, yang berdiri sendiri, tidak tergantung dari sesuatu yang lain, adalah Tuhan; sedangkan realitas pokok yang kedua lagi tergantung kepada Tuhan. Hubungan antara Tuhan dengan dunia roh di suatu pihak, dan hubungan antara Tuhan dengan dunia zat di lain pihak, analog dengan hubungan antara roh (sariri) dan badan (sarira). Tuhan adalah roh dari roh dan roh dari alam. Alam ini diperbedakan dengan Tuhan, tetapi tidak berpisah dari diri Tuhan.

 

3. DVAITA

Madva (1199-1278 Masehi), seperti Ramamuja, mengindentikkan, menyamakan Tuhan dengan Wisnu-Narayana, tetapi tidak sebagai sistem Ramamuja, sistemnya Madva ini adalah pluralisme yang murni (frank Pluralism).Vedanta-nya Madva ini dinamakan Dvaita (dualisme), karena menurut Madva, konsepsinya tentang kebedaan (bheda) menjadi pusat dari filsafatnya.

 

Dvaita Vedanta ini juga merupakan faham realisme, karena sistem Dvaita Vedanta ini mempercayai adanya realitas dunia luar.Dvaita Vedanta ini juga merupakan faham theisme, karena menerima pandangan Tuhan sebagai bersifat pribadi (personal God), yang merupakan satu-satunya realitas yang berdiri sendiri (svatantra), realitas-realitas yang lain sama sekali tergantung dari Tuhan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan