OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Selasa, 19 Februari 2019

Konsepsi Hukum Menurut Weda



Percikan Dharma
Kewaspadaan
Umat se-dharma, dalam kehidupan selalu butuh kewaspadaan agar selalu selamat dari orang-orang yang tidak menyukainya. Untuk itu sebagai manusia berusaha waspada agar kehidupannya mampu membuat terlepas dari keresahan dalam hidupnya.

Kewaspadaan menuntun seseorang mencapai keberhasilan. Dengan waspada  tumbuh kesadaran tentang sesuatu, bermanfaat atau tidak. Kesadaran ini melindungi kehidupan umat manusia. Kewaspadaan mengasah perhatian dal pencegahan tindakan yang membayakan. Bila seseorang senantiasa waspada, maka ia akan memperoleh keselamatan.

Kewaspadaan melindungi manusia

Bodhasca tva pratibodhasca raksatam.

Atharva Veda VIII. 1. 13

Artinya
Kewaspadaan dan pengetahuan melindungi anda.

Ulasan
Bahwa kewaspadaan dalam hidup yang serba global ini sangat membutuhkan sesuatu yang akan membuat nyaman dan tentram, sehingga nantinya mereka akan merasakan manfaat kewaspadaan yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu dengan kewaspadaan yang sangat tinggi akan membuat hidup mereka lebih percaya diri dalam kehidupannya.

Perciksn Dharma
Konsepsi Hukum Menurut Weda
Umat se-dharma, dalam ilmu hukum dibedakan antara Statuta Law dan Common Law atau Natural Law. Statuta Law adalah hukum yang dibentuk dengan  sengaja oleh penguasa, sedangjan Common Law atau Natural Law adalah hukum alam yang ada secara alamiah.

Unsur-unsur yang terpenting dalam peraturan-peraturan hukum memuat dua hal yaitu:
1. Unsur yang sifatnya mengatur atau normatif.
2. Unsur yang sifatnya memaksa atau represif.
Rta dan Dharma dalam Weda mempunyai pengertian yang sama tentang unsur-unsur hukum. Baik Rta dan Dharma, kedua-duanya berarti hukum dalam hukum Hindu. Rta adalah hukum alam yang bersifat abadi, sedangkan Dharnma adalah hukum duniawi, baik yang ditetapkan maupun tidak.

Istilah lain tentang hukum dalam hukum Hindu adalah Widhi, Drsta, Acara, Wyawahara, Nitisastra, Rajaniti, Arthasastra yang penggunaannya relatif menurut tujuannya. Yang terpenting dari istilah-istilah itu adalah Dharma sebagai istilah yang umum dalam ilmu hukum Hindu, karena kata Dharma mengandung 2 (dua) pengertian yaitu:
1. Dharma sebagai norma.
2. Dharma sebagai pengertian keharusan yang kalau tidak dilakukan atau dilaksanakan dapat diancam dengan suatu sanksi hukum.

Percikan Dharma
Ikuti Jalan Kebajikan

Umat se-dharma, dalam kehidupan ini adakalanya kita sering lupa akan jalan yang seharuanya kita jalani. Oleh karenanya ikuti jalan kebajikan agar hidup ini menjadi lebih baik lagi dari pada kehidupan dahulu.

Seseorang hendaknya selalu mengikuti jalan yang benar, jalan kabajikan, sebab siapa saja yang berjalan di jalan yang benar (dharma) akan memperoleh kemakmuran, jasa dan kabajikan. Dekatkanlah diri kita kepada Hyang Widhi untuk senantiasa mendapatkan bimbngan-Nya.

Orang yang memiliki keyakinan menjalankan kebenaran, maka kebajikannya itu akan melenyapkan kesusaham dan dengan kebajikan dapat menolong diri sendiri. Dengan menjalankan dharma tentu kita akan mudah dalam mengarungi kehidupan dalam masyarakat yang majemuk ini.

Selalu mengikuri jalan kebajikan

Svasti pantham anu carema
surya-candramasav iva.
punar dadataghnata
janata sam gamemahi.

Rg Veda V. 51. 15

Artinya
Mari kita terus berjalan pada jalan yang benar seperti jalannya matahari dan bulan. Kita seharusnya bergaul dengan orang-orang yang bermurah hati yang puas (dengan diri sendiri) dan yang berpengetahuan tinggi.

Ulasan
Bahwa dalam kehidupan di dunia ini apabila ingin hidup bahagia dan sejahtera maka kita harus selalu berjalan sesuai dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab suci Veda. Oleh karena itu dengan cara menjalankan setiap ajaran yang terdapat dalam kita suci Veda pasti akan mudah mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia maupun di alam lain setelah kehidupan di dunia berakhir.

Dengan menjalankan kebenaran dalam hidup ini serta bergaul dengan orang-orang yang berpengetahuan tinggi maka akan membawa dampak yang baik buat mereka yang sama-sama menjalankan kebenaran.

Sumber : WA Grup PHDI Banten : Aris Widodo

Senin, 11 Februari 2019

Naskah Mimbar Agama Hindu Acara Talkshow Radio.

Dalam acara Talkshow atau bincang-bincang biasanya dipersiapkan naskah siaran agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Naskah yang dipersiapkan disesuaikan dengan tema yang akan diperbincangkan. Seperti halnya kegiatan Talkshow mengenai Mimbar Agama Hindu dengan tema Makna Sembahyang bagi umat Hindu. Berikut Admin postingkan naskah Talkshow yang dapat dipersiapkan saat acara Talkshow, sumber-sumber naskah dari literatur kami, klik disini semoga bermanfaat.


Penyiar :
Membuka acara talkshow
Penyiar :   
Apa yang dimaksud dengan bersembahyang menurut agama Hindu. Mohon penjelasannya.
Narasumber :
Pendengar yang budiman. Sembahyang atau bisa disebut puja, artinya menyembah atau memuja Tuhan, Ida SangHyang Widhi Wasa, yang disampaikan dengan mantra, baik itu mantra dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa daerah kita, kemudian dilakukan dengan sikap tubuh tertentu, seperti duduk bersila untuk laki-laki dan duduk bersimpuh untuk perempuan serta dengan sikap tangan tertentu.

Penyiar :     
Lalu apa yang dimaksud denan  berdoa. Mohon penjelasannya.


Narasumber : 
Sedangkan berdoa, doa berasal dari bahasa Arab yang artinya memohon, bisa dilakukan dengan bebas, tidak perlu bahasa khusus atau sikap khusus. Ada yang hanya dengan menengadahkan tangan saja atau menundukkan kepala.

Penyiar :    
Apakah bisa diuraikan arti kata Sembahyang ?
Narasumber :
Sebutan “Sembahyang” berasal dari dua kata yaitu sembah dan hyang .
Sembah adalah memberikan dengan tulus ikhlas rasa hormat atau menyajikan dengan hati yang bersih tanpa meminta imbalan. Tata krama bersembah merupakan laku layan atas dasar pengabdian. Sama sekali tidak ada unsur paksaan atau dibawah tekanan dan ancaman apapun karena laku sembah merupakan kesadaran tertinggi.
Hyang ( eyang, biyang, moyang ) adalah bibit-bibit (cikal bakal) atau inti segala sumber. Pada pengertian yang lebih luah-mendalam maknanya ialah yang menyebabkan terjadinya sesuatu keberadaan dan keadaan atau sebagai sebab atas segala kejadian.
Maka Ber-Sembahyang  adalah menyediakan atau memberikan diri secara tulus penuh kepasrahan (sukarela) untuk dihidupkan oleh Hyang Maha Kuasa (sebagai sumber inti dari segala keberadaan dan keadaan).

Penyiar :     
Lalu benarkah bersembahyang itu lama ?
Narasumber  :
Para Pendengar Radio RRI Banten yang berbahagia. Bersembahyang itu tidak lama. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan penuh keyakinan dan ketulusan, tidak ada waktu yang relatif lama. Duduk di hadapan Hyang Widhi seharusnya kita berbahagia, gembira dan tenang, karena waktu kita memang untuk Hyang Widhi.

Penyiar :     
Bersembahyang itu  kenapa harus didahului dengan ber-Trisandya.
Narasumber   :
Ber-Trisandya termasuk dalam bersembahyang harian, karena dalam agama kita ada waktu-waktu tertentu dalam bersembahyang, yang pertama pada hari raya umum, seperi Galungan dan Kuningan, Saraswati, Siwaratri dan lain sebagainya. Kemudian yang kedua kita bersembahyang pada saat ada upacara-upacara Panca Yadnya, yang ketiga secara berkala, seperti Purnama-Tilem, Tumpek, atau Rerainan. Dan Tri Sandya dikatagorikan dalam bersembahyang harian, rutin, Nitya Karma Puja yang dilakukan tiga kali sehari yang menurut petunjuk Kitab Suci Rg Weda Mandala V sukta 54 mantra 6 dan Rg Weda Mandala VIII sukta 31 mantra 1. Ini disebut Tri Sandya  (Tiga Peralihan Waktu)

Penyiar :   
 Dalam Sastra atau kitab suci Hindu, dimana terdapat petunjuk yang berkaitan dengan Tri Sandya itu.
Narasumber   :
Petunjuk tentang Tri Sandya terdapat dalam Veda dan di dalam Taittiriya Upanisad bahwa pelaksanaan sembahyang waktunya adalah pada saat sandya (peralihan waktu, yaitu pagi, tengah hari dan menjelang malam). Demikian juga petunjuk di dalam Chandogya Upanisad; prapataka II, canda 24, mantra 1, ketiga waktu sembahyang itu disebut dengan istilah Pratah Savanam (pagi), Madyandina Savanam (tengah hari) dan Trtiya Savanam atau disebut juga Sandya Savanam (menjelang malam).

Penyiar : 
Tadi disampaikan bahwa bersembahyang itu adalah menyembah Ida Sanghyang Widhi yang diiringi dengan mantra. Apakah Mantra itu ? Mohon pencerahannya.
Narasumber  :
 Pendengar yang budiman. Salah satu kata yang paling luas dipergunakan dalam teks keagamaan yang berbahasa Sanskerta adalah Mantra. Secara etimologi Mantra didefinisikan sebagai “Itu yang melindungi” . TRA ; Melindungi, to protect, ketika diucapkan secara berulang dan direnungkan. MAN ; berpikir, merenung, to think, to reflect.
Kata Mantra mempunyai dua arti; bagian-bagian yang berbentuk puisi dari Veda dan nama-nama dan suku kata yang digunakan untuk mengidentifikasikan atau mengambil hati para Dewa. Yang pertama bersifat Veda dan yang kedua bersifat Tantrik.

Penyiar :  
Selain dengan cara Bersembahyang, kegiatan apa lagi yang merupakan bagian dari ibadah Umat Hindu ?
Narasumber :
Dalam agama Hindu, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan bisa dalam bentuk Yadnya dan Yoga. Pemujaan kepada Tuhan dengan penuh cinta;
bhajan, atau bhajana , dari akar bhaj = mencintai, memuja, memuji, kidung, japa bhakti secara individu atau kelompok untuk memuja Yang Suci.
Kirtana atau kirtanam = menyanyikanpujian kepada Tuhan,
Japa, salah satu dari sembilan bentuk bhakti.
Kidung-kidung yang indah itu adalah ekspresi rasa cinta dan keindahan kita kepada Tuhan, dalam aspek Saguna Brahman.
Sembahyang sebenarnya adalah bentuk dari Bhakti Yoga. Sedangkan Jnana Yoga dan Raja Yoga, meditasi (Dhyana Yoga) adalah bentuk hubungan kita dengan Tuhan dalam aspek Nirguna Brahman.

Penyiar :
Apa perbedaan masing-masing sembah pada sembahyang Panca Sembah ? mohon pencerahannya
Narasumber    :
Sembah pertama itu adalah penyucian atman, sembah kedua memohon agar Siwa Raditya berkenan sebagai saksi. Sembah ketiga, pemujaan untuk Brahman atau Istadewata, termasuk para leluhur yang setingkat dengan dewata. Sembah keempat permohonan anugrah, dan ke lima ucapan terima kasih.

Penyiar : 
Setelah bersembahyang kita mendapat Tirtha dan Bija, mohon pencerahannya Apa manfaat Tirtha dan Bija ?
Narasumber    :
Di dalam Veda disebutkan manfaat tirtha sebagai berikut :
“Bersihkan, Air, apapun dosaku, kesalahanku apapun yang telah kulakukan, kutukan apapun yang telah kukatakan, dan kebohongan apapun yang telah kuucapkan”
Tirtha adalah air suci, yaitu air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu; Pertama dengan cara memohon dihadapan pelinggih Ida Bhatara melalui upacara tertentu. Yang kedua dengan cara membuat (ngareka) yang dilakukan dengan mengucapkan puja-mantra tertentu, tentunya hanya oleh orang yang sudah berwenang, yaitu seorang Pandita, Pedanda, Sulinggih lainnya.
Kemudian Bija, mebija dilakukan setelah metirtha merupakan rangkaian terakhir dari suatu upacara persembahyangan. Bija atau Wija adalah lambang dari Kumara, yaitu putra atau wija Bhatara Siwa. Mabija mengandung makna menumbuh-kembangkan benih ke-Siwa-an itu dalam diri manusia.

Penyiar : Closing



Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini