OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Tampilkan postingan dengan label Tempat Suci Hindu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tempat Suci Hindu. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Januari 2017

Umat Hindu harus cerdas agar mampu memilih pemimpin yang cerdas

Dharma Tula DR.Arya Wedakarna

Dharma Tula dalam rangkaian Pujawali ParahyanganJagatguru Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan dilaksanakan pada Minggu 29 Januari 2017, satu minggu sebelum puncak Pujawali pura tersebut yaitu Rdite Umanis Ukir (Manis Tumpek Landep) 5 Februari 2017.

Dua nara sumber penting bagi umat Hindu dihadirkan oleh panitia, yang pertama Bapak Mayjen TNI (purn) Wisnu Bawa Tenaya ketua PHDI Pusat dan Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III. SE (MTRU). Msi Senator Bali.

Dipandu moderator Bapak Dewa Sanjaya, Dharma Tula yang sudah ditunggu umat Hindu sejak pagi diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia Pujawali dan sambutan Ketua Banjar Tangerang Selatan sekaligus membuka acara Dharma Tula.

Kesempatan pertama diberikan kepada Ketua PHDI Pusat untuk menyampaikan Dharma Wacananya, belia memaparkan pentingnya mencerdaskan masyarakat umumnya dan umat Hindu khususnya sehingga masyarakat yang cerdas akan mampu memilih pemimpin yang cerdas pula. “Umat Hindu harus cerdas agar mampu memilih pemimpin yang cerdas “ Kata Pak Wisnu yang disambut tepuk tangan meriah umat.

Berlatar belakang Tentara Nasional Indonesia, beliau dengan tegap dan semangat dalam menyampaikan Dharma Wacananya. Sekali-sekali memunculkan kelucuan, seperti “orang Bali harus the Best ( bhs inggris terbaik ), bukan the bes (bhs Bali) yang artinya “terlalu” , the bes ajum, the bes belog …

Pada kesempatan ini pula sebagai pemimpin lembaga umat tertinggi di Indonesia beliau mengajak lembaga-lembaga Hindu senantiasa meningkatkan komunikasi dengan lembaga-lembaga pemerintahan, Kepolisian, Penguasa daerah setempat secara terus-menerus, sehingga dengan terjalinnya komunikasi yang baik akan dapat melaksanakan pembinaan umat dengan baik dan lancar pula.

Hal-hal yang disampaikan memberikan semangat kebersamaan, semangat dalam mewujudkan Grand Design Hindu Indonesia. Dengan menumbuhkan semangat vasudewa kutumbakam kita memberikan berkontribusi dalam pembangunan karakter bangsa ini.

Pada sesi kedua dari Dharma Tula ini, dengan nara sumber Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III. SE (MTRU). Msi. (sekretaris)


Simak Dharma Tula DR.Arya Wedakarna

Selasa, 19 November 2013

Candi Kurung dan Candi Bentar Pura Agung Wana Kerta Jagatnata Sulteng

Peresmian Dua Candi Dihadiri Ribuan Umat Hindu
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah H Sudarto SH MHum, mewakili Gubernur Longki Djanggola saat peresmian Candi Kurung dan Candi Bentar Pura Agung Wana Kerta Jagatnata, Sabtu (16/11), mengatakan sebagai sebuah tempat suci Pura Agung Wana Kerta Jagatnata ini diharapkan dapat difungfsikan semakin baik ke depan.

Dengan rampungnya proses renovasi dan pembangunan untuk kembali memperindah dan memperkokoh Pura Agung Wana Kerta Jagatnata ini, setelahnya diharapkan akan mampu memberi dampak pada kualitas keimanan umat Hindu di Sulawesi Tengah. Selaku pemerintah daerah, apresiasi itu pun diberikan khusunya kepada parisada hindu dalam hal ini PHDI Sulteng secara khusus.
“Agar menjadi orang-orang yang berguna bagi bangsa dan negara khususnya berguna bagi masyarakat untuk membangun kebersamaan, kerukunan dan kedamaian agar lebih kokoh dalam mengahdapi segala perubahan di tengah kehidupan umat beragama,” tandas Wagub, dalam sambutan tertulis Gubernur yang dibacakannya.


Wagub yang ikut pula didampingi oleh Asisten I Setdaprov Sulteng H Baharuddin HT tersebut, mengatakan umat Hindu merupakan rahmat bagi daerah Sulawesi Tengah yang peranannya dapat terus ditingkatkan di dalam membangun umat beragama yang rukun dan damai di daerah ini.


“Saya mengajak  untuk meningkatkan keimanan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat. Mari kita jadikan upacara piodalan sebagai sarana untuk mempertebal keimanan dari pengaruh-pengaruh negatif akibat perubahan yang semakin modern bagi generasi kita,” harapnya.


Menandai peresmian tersebut, Wagub didampingi jajaran PHDI Sulteng, melakukan pemukulan gong menandai difungsikannya Candi Kurung dan Candi Bentar di Pura Agung Wana Kerta Jagatnata tersebut.


Kesempatan tersebut, dihadiri oleh ribuan umat Hindu yang antusias menyaksikan berlangsungnya parisada night yang usai itu, dilanjutkan dengan pertunjukan hiburan termasuk penampilan dari penyanyi lokal Sulteng dan penyanyi asal Bali.


sumber : http://www. radarsulteng. co. id

Senin, 26 Agustus 2013

Pujawali Pura Agung Jaganatha Pekanbaru Riau

Umat Hindu Pekanbaru Gelar Odalan Pura Agung
Umat Hindu di Kota Pekanbaru baru saja menggelar Odalan Pura Agung di Pura Agung Jaganatha jalan Rawa Mulya, Rabu (21/8/2013) malam. Direktur Agama Hindu Indonesia Ketut Lancar SE, MM turut hadir dalam acara tersebut dan memberikan Karma Carita  atau ceramah keagamaan kepada umat yang hadir disana.

Tak hanya berdoa bersama, Umat Hindu dan masyarakat yang hadir juga disuguhkan dengan beragam tontonan menarik. Mulai dari pagelaran tarian khas Bali hingga kabaret komedi yang dimainkan oleh para remaja Hindu disana.

Pantauan Tribun disana, tak kurang dari 250 orang hadir dalam kegiatan religius tersebut. Acara yang dimulai sejak pukul 18.00 tersebut berlangsung khidmat dan tertib. Setelah mendoa bersama, seluruh umat yang hadir diajak untuk mendengarkan ceramah bersama-sama.

"Sesama umat beragama, kita harus mengedepankan toleransi kepada sesama. Dengan begitu, rasa saling pengertian dan kerukunan antar sesama bisa terpelihara dengan baik," ujarnya dalam ceramah tersebut.
Pinandita Pura Agung Jaganatha Wayan Sutama juga menyebutkan hal yang sama. Ia menilai, Odalan Pura Agung tak hanya bicara nilai spiritual umat agama tertentu, tapi juga memiliki nilai budaya yang menarik untuk disimak.

"Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Banyak kebudayaan yang berbasis pada nilai spiritual, dan ini harus dilestarikan atas dasar keberagaman tersebut," tuturnya.
Disebutkannya juga, Odalan Pura Agung biasa dilakukan untuk menghormati kelahiran Pura sebagai tempat ibadah Umat Hindu. Biasanya dilakukan dalam waktu tertentu untuk mengumpilkan seluruh umat Hindu untuk berdoa bersama.

Namun, dikarenakan ada unsur budaya yang kental, maka Odalan Pura Agung Jaganatha selalu dibuka untuk umum dan bebas dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat. "Saya yakin, Odalan memiliki nilai spiritualitas yang tinggi dan bisa menjadi pendukung nilai wisata di Riau," katanya lagi.
Diantara masyarakat yang hadir, nampak beberapa orang yang bukan beragama Hindu disana. Seperti Mulyadi, tenaga pengajar salah satu kampus teknik swasta di Pekanbaru ini hadir karena penasaran dengan acara Odalan tersebut.

"Ini yang pertama kali saya datang di Odalan Pura Agung. Bagi saya, acara ini merupakan kegiatan menarik dan sangat terbuka sekali," ucapnya.

sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com

Rabu, 21 Agustus 2013

Pura Adhitya Jaya Rawamangun Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Umat Hindu Jakarta.

Prasasti-prasasti yang ada di Pura Adhitya Jaya Rawamangun Daerah Khusus Ibukota Jakarta bertuliskan sebagai berikut :

Upacara Ngenteg Linggih Hari Sabtu Umanis Watugunung Pada Tanggal 12 Mei 1973, Diresmikan oleh Manggala Upacara Ida Pedanda Wayan Sidemen, Wakil Gubernur KDKI, Ir. Prayogo

Om Swastiastu, Upacara Tawur Labuh Genduh Dan Pemelaspas Purna Pugar Pura "Adhitya Jaya" DKI Jakarta Dilaksanakan Pada Hari Sabtu Umanis Watugunung (Saraswati) Tanggal 5 Juli 1997 Oleh Ida Pedanda Gde Sidemen (DKI Jakarta), Ida Pedanda Djelantik (Mataram NTB) dan Sri Empu Eka Darma Santi (Negara Bali)

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Purna Pugar Pura Adhitya Jaya Diresmikan Oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Surjadi Soedirdja, Jakarta, 2 Juli 1997

Senin, 19 Agustus 2013

Pujawali Pura Hindu Dharma Saat Bulan Purnama - Tilem

semangat hindu
Swami Vivekananda
Pujawali Pura Hindu Dharma Saat Bulan Purnama - Tilem

Purnama Kasa.
  • Pura Gunung Kuripan, Lombok.
  • Pura Amrta Jati Kompleks ALRI Pangkalan Jati Cinere Jakarta Selatan.
  • Pura Jagatdhita Selong-Lombok Timur.
  • Pura Agung Mandara Giri Gunung Semeru-Lumajang Jawa Timur.
  • Pura Batu Bolong Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.
Purnama Karo.
  • Pura Dharma Prima Jagadnatha Sangatha Kalimantan Timur
 Purnama Ketiga.
Purnama Kapat.
  • Pura Meru Cakra Lombok.
  • Pura Puseh Werdi Agung emoga Bolang Mangondow Sulut.
  • Pura Penaratan Agung Kertabumi Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur.
  • Pura Agung Surya Bhuwana Skyline Jayapura Papua.
  • Pura Dadia Dukuh Segening, Desa Swastika Buana Seputih Banyak Lampung Tengah.
  • Pura Eka Wira Anantha Taman - Komplek Koppassus Group I, Taman Serang, Banten
  • Pura Giri Kusuma  Komplek IPB Baranangsiang IV, Bogor Baru – Bogor.
  • Pura Giri Penyanggar Anatasana, Bengkayang, Kalimantan Barat
  • Pura Udaya Giri, Transad, Desa Padak, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
  • Pura Puseh Wirata Agung Desa Wirata Agung, Seputih Mataram, Lampung Tengah
  • Pura Giri Natha - Jl. Perintis Kemerdeka 162, Makasar

     
Purnama Kelima.
  • Pura Desa Pemenang di Lombok.
  • Pura Suranadi di Lombok.
  • Pura Narmada di Lombok.
  • Pura Segara di Ampenan Lombok.
  • Pura Sri Aji Jayabaya, Kediri Jawa Timur
     
Purnama Kenam.
  • Pura Lingsar di Lombok.
  • Pura Bebengan Tanjung di Lombok.
  • Pura Prajapati Balikpapan.
  • Pura Segara -  Jl. Kremasi Rt. 007/ Rw. 04, Cilincing, Jakarta – Utara.
Purnama Kepitu.
  • Pura Suranadhi di Lombok.
  • Pura Narmada di Lombok.
  • Pura Segara Ampenan - Lombok.
  • Pura Payogan Agung - Kutai Kartanegara.
  • Pura Kesatrya Loka - Komplek POMAD, Jl. Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta – Selatan.
  • Pura Giri Harta - Bagan Besar, Komplek Rudal Angkatan Darat Dumai Riau
     

Purnama Kesanga.
  • Pura Agung Wira Satya Buana - Komplek Paspampres, Jl. Kesehatan, Tanah Abang, Jaskarta – Pusat
  • Purnama Kedasa.
  • Pura Pita Maha di Palangkaraya Kalteng.
  • Pura Candra Peraba Komplek Polri Jelambar Jakarta Barat.
  • Pura Jagathita Karana, Samarinda.
  • Pura Penataran Agung Sriwijaya, Palembang Sumatera Selatan.
  • Pura Agung Girinatha, Semarang.
  • Pura Giri Kertha Bhuana, Kubu Raya Kalimantan Barat
  • Pura Giri Amertha Bhuana, Kayong Utara Kalimantan Barat
Purnama Jiyestha.
  • Pura Segara di Lombok.
  • Pura Dwijawarsa di Malang.
  • Pura Eka Dharma, Sweta Indah-Mataram, NTB.
  • Pura Agung Taman Sari - Komplek LANUD Halim Perdana Kusuma
Purnama Sada.
  • Pura Mertha Sari Jl. Kenikir No. 20 Desa Rengas, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang – Selatan.
  • Pura Satya Dharma -  Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning – Batam
     
Tilem Ketiga.
  • Pura Prajapati - Komplek Jaha Indah, Pondok Gede, Jakarta – Timur.
Tilem Keenem.
  • Pura Prajapati Purna Pralina - Komplek Brimob Akses UI Kelapa Dua – Jakarta Timur.
(RANBB)

Mohon di Tambahkan karena informasi masih sangat kurang, terima kasih.

Pura Agung Sari Agung (PASA) desa Buranga

semangat hindu
Atharva Weda 9.147

Umat Hindu Sulawesi Tengah.

Pura Agung Sari Agung Desa Buranga terletak di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Pura Agung Sari Agung Desa Buranga disungsung oleh lembaga tertinggi umat Hindu yaitu PHDI yang dibentuk atau dipilih dalam jangka 5 tahun sekali.

Pujawali Pura Agung Sari Agung jatuh pada Purnamaning Sasih Kedasa. Pura Agung Sari Agung Desa Buranga terdiri atas Tri Mandala dengan pelinggih utama adalah Padmasana terdapat pula Bale Gong, Bale Pewaregan, Candi Kurung, Candi Apit Surang, Papan nama pura dan penyengker pura.

Pura Agung Sari Agung yang terletak di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo ini, merupakan satu-satunya simbol yang menunjukan keberadaan umat Hindu di wilayah ini. Jalan Trans Sulawesi yang menjadi jalur akses utama dari dan menuju pura ini, menjadikan keberadaannya sangat strategis

Kegiatan keagamaan umat Hindu di propinsi Sulawesi Tengah ini dipusatkan di Pura Agung Sari Agung, seperti Perayaan Hari Raya Nyepi, Hari Raya Galungan dan Kuningan, rerahinan Purnama - Tilem, perayaan Saraswati, Pagerwesi, Kajeng Kliwon, Tumpek dan lain sebagainya. Pura ini merupakan saksi utama dinamika umat Hindu, baik yang berhubungan dengan rasa spiritualitas maupun dinamika sosial kemasyarakatan, intern maupun ekstern.

Dari berbagai sumber. (RANBB)

Jumat, 09 Agustus 2013

Pura Agung Sriwijaya Seduduk Putih Palembang

Umat Hindu Palembang.
Pura Agung Sriwijaya terletak di jalan Seduduk  Putih Gg Iskandar Muda 19 RT 021, 18 ILir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Atau lokasi tepatnya di belakang kompleks koveleri Kenten Palembang. Piodalan Pura Agung Sriwijaya jatuh pada Purnama Kedasa.
Kegiatan umat Hindu di Palembang pada hari besar keagamaan seperti hari raya Galungan dan Kuningan, hari raya Saraswati, Pagerwesi, Brata Penyepian, persembahyangan Purnama - Tilem dipusatkan di Pura Agung Sriwijaya.

Pura Agung Sriwijaya  merupakan pusat kegiatan umat Hindu di Palembang dan sekitarnya seperti untuk kegiatan pasraman atau sekolah mingguan, latihan tari, koordinasi organisasi Hindu seperti Banjar, Parisada dan KMHDI.

Sejak Ngenteg Linggih 01 April 2007 pura yang sebelumnya bernama Pura Penataran Agung Sriwijaya sudah berganti nama menjadi Pura Agung Sriwijaya. Pura Agung Sriwijaya  diresmikan tanggal 9 Juni 1982 oleh Pangdam Sriwijaya waktu itu Brigjen Try Sutrisno (mantan Wapres).
Pura Agung Sriwijaya yang pembangunannya diprakarsai Irjen Polisi (Purn) Drs. Putera Astaman -- ketika itu menjabat Kapolda Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) -- Pura Agung Sriwijaya merupakan yang terbesar di Sumsel.

Di Sumatera Selatan sendiri terdapat empat kelompok umat Hindu, yakni Hindu Bali (mayoritas), Hindu Jawa, Hindu Karingan (Palembang), dan Hindu India.

Alamat Pura Agung Sriwijaya
Address: Jl Seduduk Putih Gg Iskandar Muda 19 RT 021, 18 ILir, Ilir Timur I
City: Palembang Pos Code: 30121

Dari berbagai sumber. (RANBB)

Senin, 05 Agustus 2013

Pura Siwa Stana Giri Siwa Lima Ambon

Umat Hindu Ambon.

Pura Siwa Stana Giri  terletak di jalan Taman Makmur, Komplek Museum Siwa Lima – Ambon. Pura ini terletak di Bukit dipinggiran kota Ambon, maluku. Tepatnya disebelah Musium Siwalima. Karena Pura ini letaknya didaerah perbukitan, maka dari sini akan terlihat panorama teluk Ambon yang pemandangannya sangat indah.Biasanya Pura ramai dikunjungi saat hari-hari besar keagamaan dan juga setiap hari minggu pagi sebagai ajang temu warga se kota Ambon.

Kegiatan umat Hindu di kota Ambon dan sekitarnya terpusat di Pura Siwa Stana Giri ini, seperti mahasaba, pelantikan Paradah Indonesia Maluku, Pelantikan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Maluku, kegiatan Dharma Shanti. Kegiatan keagamaan baik itu rerahian maupun hari saya besar tetap diselenggarakan dengan semangat dan antusias umat Hindu Ambon dan sekitarnya. Hari Raya Galungan dan Kuningan, Hari Raya Nyepi, Rerahinan Purnama-Tilem, Rerahinan Tumpek, Saraswati, Pagerwesi dan lain sebagainya tetap dijalankan Umat Hindu di propinsi Ambon ini.

Pura Siwa Stana Giri dipercayakan sebagai pengempon puranya dari Banjar Suka Duka Krmana Shanti Kota Ambon.

Pura Hindu yang ada di Maluku diantaranya :

Pura Yuda Mandala Denkav Maluku Jl. Lapangan Merdeka (Di dalam Detasemen Kaveleri) KODAM IX Pattimura Ambon, Maluku
Pura Mandala Giri tempat beribadah umat Hindu terletak di Masohi, Maluku Tengah
Pura Siwa jagat karana  Kalumpa puncak (Jalan raya kayu merah) Ternate, Maluku utara

Dari berbagai sumber (RANBB)

Minggu, 04 Agustus 2013

PURA DHARMA SIDHI Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang


Om Awighnam Astu Namo Sidham, Pada hari ini Budha Kliwon Ugu Sasih Sada, tanggal 26 Mei 1993 tahun caka 1915, Karya Agung Ngenteg Linggih dan Pemelaspasan PURA DHARMA SIDHI Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang Kepuput Antuk Ida Pedanda Gde Putra Sidemen dan Disaksikan oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat, Mayjen.Pol.Purn. Drs. I Made Sudiartha



Saat ini Admin sedang menyelesaikan penulisan buku Sejarah Bendirinya Pura Dharma Sidhi Ciledug, semoga dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Jumat, 02 Agustus 2013

Pujawali Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang Jatim

Umat Hindu Lumajang.

Pujawali Pura Mandara Giri Semeru Agung yang jatuh pada Purnamaning Sasih Kasa telah dilaksanakan oleh umat Hindu dengan perpaduan budaya Bali dan Jawa Timur.

Ritual Pujawali umat Hindu di Pura Mandara Giri Semeru Agung di Lumajang, memadukan dua budaya dan tradisi Jawa-Bali yang membuat upacara itu tambah unik namun tetap sakral. Lebih dari 230 umat Hindu melakukan perjalanan suci untuk ritual Pujawali itu. Menurut sebagian umat Hindu di Indonesia, Sang Hyang Pasupati yang beristana di pura itu, telah berjasa mengajegkan atau menegakkan dan mengokohkan Pulau Dewata, dengan memberikan sebagian puncak Semeru sebagai penyeimbang di Bali.  Puncak gunung itu kini dipercaya merupakan Gunung Agung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali.

Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang, Jawa Timur salah satu dari sejumlah Pura Khayangan Jagat Bali yang memiliki hubungan spiritual dengan Pura Besakih di Karangasem, Bali. Setiap nangkil ke Pura Mandara Giri Semeru Agung umat Hindu yang datang dari Bali dipastikan akan nangkil ngaturang bakthi di Pura Agung Blambangan di Banyuwangi.

Serangkaian dengan pelaksanaan karya di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang Jawa Timur, Pemprov Bali Gubernur Bali , Pemkab Gianyar, Pemkab Tabanan, Pemkab Karangasem,  melaksanakan bhakti penganyaran.
Upacara diawali dengan menggelar upacara ngaturang prayascita, natab paryascita dan natab pabyakaonan, yang dilanjutkan dengan ngaturan banten nganyarin. Bhakti penganyaran dipuput oleh Ida Pedanda Gede Dwija Putra dari Gria Peling Baturiti Tabanan

Dari berbagai sumber. (RANBB)

Minggu, 28 Juli 2013

Pura Wuar Masbaat Tanimbar Kei Maluku Tenggara

Umat Hindu Maluku.
Pura Wuar Masbaat yang berlokasi di desa Tanimbar Kei, kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku. Desa Tanimabar Kei  yang letaknya cukup jauh dan terpencil dari ibu kota Kecamatan maupun kota Kabupaten Maluku Tenggara dengan penduduknya yang masih memeluk agama Hindu senantiasa  mempertahankan sejarah dan adat istiadat di desa Tanimbar Kei.

Atas asungkerta waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ) pada tanggal 27 Agustus 2007 telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk pembangunan Pura WUAR MASBAAT di desa Tanimbar Kei oleh Pembimbas Hindu Dharma Propinsi Maluku.
Pura Wuar Masbaat merupakan pusat peribadatan kepada Ida Sang  Widhi Wasa. Pura Wuar Masbaat juga sebagai tempat pembinaan dan peningkatan Sradah dan bhakti kepada Sang Widhi Wasa terutama bagi anak-anak dan Remaja Generasi Penerus. Pura Wuar Masbaat juga merupakan sumber Inspirasi penggerak persatuan dan kesatuan serta Kemaslahatan yang kondisi masyarakat desa Tanimbar Kei pada umumnya Tani dan nelayan.

ARTI DARI NAMA WUAR MASBAAT            
Wuar Masbaat adalah nama sebuah Gunung Ajaib yang terletak di pusat desa Tanimbar Kei  yang biasa di lihat pada waktu tertentu “ BAGI UMAT YANG DIANGGAP SUCI DAN BERSIH “ dan tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Wuar adalah gunung, Masbaat adalah nama, jadi Wuar Masbaat adalah “Gunung  Masbaat “

Rasa percaya diri dan kekutan spritual mulai bangkit di dalam diri umat Hindu di desa ini. Kalimat-kalimat yang menyindir dan menyudutkan umat Hindu di desa ini tidak terdengar dan tidak terlihat lagi. Proses ritual tradisi berjalan dengan sangat hikmat karena di topang dengan kehadiran pura Wuar Masbaat sebagai semangat spritual keagamaan.

(RANBB)

Rabu, 24 Juli 2013

Pura Mandara Giri Semeru Agung Jawa Timur

Umat Hindu Jawa Timur. 

Pura Mandara Giri Semeru Agung adalah pura yang sangat diagungkan oleh masyarakat pulau jawa. Terletak di desa Senduro 17 km dari kota Lumajang Jawa Timur dan 39 km dari desa Ranupani lereng gunung semeru. Disamping pura ini sangat besar serta menjadi pusat keagaaman umat hindu bahkan orang bali berbondong-ondong ketempat tersebut. Pura ini dibangun pada tahun 1991, latar belakang pemilihan lokasi Pura Mnadara Giri Semeru Agung di kaki Gunung Semeru berkaitan dengan mite pemindahan puncak Gunung Mahamèru dari India ke Jawa dengan maksud agar Pulau Jawa tidak jungkat-jungkit, sebagaimana dikisahkan dalam naskah Tantu Panggêlaran.

Dengan demikian Gunung Semeru dianggap suci oleh masyarakat Jawa sejak dahulu.
Gaya, struktur dan komponen-komponen arsitekturnya mengikuti gaya arsitektur pura-pura di Bali, yaitu arsitektur trdisional Bali yang masih mengikuti gaya arsitektur zaman kerajaan Majapahit. Gaya arsitektur ini dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dengan dasar-dasar filsafat dalam ajaran agama Hindu. Landasan filosofis arsitektur terteliti dipaparkan dengan latar belakang alam pikiran keagamaan pemangkunya, yaitu agama Hindu, yang visualisasinya tergambarkan pada tata ruang (tata letak), bentuk bangunan dan bahan bangunan yang digunakannya.

Jika Umat Hindu ingin ke Pura Mandara Giri Agung Semeru dengan transportasi umum, maka ada dua versi perjalanan pertama jika dari Jakarta anda harus menuju malang transit di desa tumpang  dengan menaiki mobil jeep atau truk lalu menuju lereng gunung semeru yaitu desa ranupani yang berjarak 43 km dari tempat tersebut. Sesampainya di ranupani dilanjutkan ke Pura Mandara Giri Agung Semeru yang berjarak 39km dengan menyewa mobil melalui jalan yang berliku dan cukup rusak serta kanan kiri dikelilingi hutan.

Dari belahan Indonesia manapun hanya perlu ke Surabaya terlebih dahulu kecuali yang disekitar Jawa Timur, setelah itu dari terminal bus Surabaya silahkan mengambil jalur bus yang menuju Banyuwangi atau Jember. Perjalanan dengan bus dari Surabaya akan menempuh waktu kurang lebih 4 jam. Sampai di terminal Lumajang (Wonorejo) dilanjutkan naik angutan umum kearah Lumajang kota dan turun di Klojen. Dari situ banyak angkutan ke Senduro dengan mobil Elf. Naik saja turun di Pura Mandara Giri Agung Semeru. Perjalanan ke Senduro dari Klojen Lumajang ditempuh sekitar 1 jam.

sumber : http://www.majalahinspirasi.net

#### Mohon klik Share untuk mendukung blog ini ####

Selasa, 23 Juli 2013

Tradisi Ngiring Pekuluh Saat Pujawali Umat Hindu Jakarta

Pujawali Pura Amrtha Jati Cinere (22/7).

Umat Hindu Jakarta. Tradisi Ngiring Pekuluh setiap Pujawali  Umat Hindu Jakarta, Bogor, Bekasi dan Banten merupakan tradisi "ngelunganin" pada pujawali salah satu Pura di lingkungan wilayah ini. Ini sedikit berbeda dengan pujawali di Bali. Namun hal ini juga terjadi di Bali saat pujawali besar di Pura Besakih, pada saat Bhatara Turun Kabeh atau pada satu dua pura yang mempunyai ciri khusus. Lihat foto pura se Jabodetabek
Di Jakarta sudah menjadi tradisi bahwa pekuluh pura-pura di Jakarta dan sekitarnya ini lunga ke iring para umat penyungsungnya, ke Pura yang sedang katuran Pujawali. Ibarat kata  berkunjung ke rumah teman yang sedang berulang tahun. Untuk maksud tersebut biasanya dibuatah "asagan" untuk linggih Pekuluh dan Daksina Palinggih sane rawuh. Daksina Palinggih dihias dengan bunga anggrek, crysiam, dilengkapi pula daksina, pucuk daun sirih dan dupa.

Bila kita perhatikan Pura di Jakarta dan sekitarnya terdapat pelinggih Bale Papelik. Bale Papelik ini berfungsi untuk tempat Daksina Pelinggih yang rawuh.

Seperti halnya pada Pujawali Pura Amrtha Jati Cinere pada Purnama sasi Kasa ini, pada tanggal 22 Juli 2013, umat Hindu Ciledug yang sebagai pengempon Pura Dharma Sidhi melaksanakan tradisi ini. Diawali dengan pembuatan asagan Daksina Palinggih linggih Ida Bhatara Sesuhunan Kahyangan Pura Dharma Sidhi, kemudian persembahyangan sebelum keberangkatan ke tempat pujawali, dan setelah kembali dari tempat pujawali kita ngeluhuring Ida Bhatara di pura masing-masing.

Tradisi ini sangat bermanfaat bagi umat Hindu di dalam meningkatkan Srada dan Bhakti-nya, meningkatkan rasa memiliki Pura Kahyangan di wilayah ini, meningkatkan rasa menyama braya, dan meningkatkan solidarias umat. Sagilik Saguluk Paras Paros Sarpanaya menyama Braya di daerah rantauan.

Silakan Lihat Video Tradisi Ngiring Pekuluh umat Hindu di Jakarta.

(RANBB)

Jumat, 19 Juli 2013

Pura Tri Dharma Nata Luwu Timur Membangun Candi Gelung Kori

Umat Hindu Bangun Candi di Lutim

Umat Hindu Sulawesi. Umat Hindu di Desa Mantadulu Kecamatan Angkona menggelar upacara keagamaan dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Candi Gelung Kori yang berlokasi di pusat Pura Tri Dharma Nata.

Peletakan batu pertama ini dilakukan Bupati Luwu Timur, H Andi Hatta Marakarma didampingi Wakil Bupati, HM Thorig Husler, Anggota DPRD, Ketut Suantara, Kabag Kesra, Dohri As’ari, Kabag Humas, Amran Aminuddin dan Camat Angkona, Senfry Oktavianu.
Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Angkona, I Made Sumerta mengatakan pembangunan Candi Gelung Kori ini diperkirakan akan menelan anggaran sebanyak Rp 600 juta rupiah, sementara pihaknya baru berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp 300 juta rupiah hasil swadaya umat. Namun pihaknya optimis pembangunan candi dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan.

“Kami juga berharap pemerintah daerah dapat ikut membantu kelancaran pembangunan candi ini,” jelas Made Sumerta.

sumber : http://makassar.tribunnews.com

Pura Agung Giri Natha Berau

Umat Hindu Balikpapan. Pura Hindu di Kalimantan Timur, diantaranya; Pura Giri Jaya Natha Balikpapan, Pura Jagat Hita Karana Samarinda dan Pura Payogan Agung Kutai.

Pura Agung Giri Natha yang terletak di jalan Raya Bangun, Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau, merupakan pura yang lokasinya berada di atas bukit yang namanya Gunung Lempak, dengan 78 undag (anak tangga) yang harus ditapaki, itupun baru sampai di Madya Mandala.
Pemandangan dari Madya Mandala ke arah Kota Tanjung Redeb sangatlah indah. Pura Agung Giri Natha dibangun pada tahun 1997, diresmikan oleh Bupati setempat pada tanggal 11 Nopember 2000. Pemelaspasan pertama dipuput oleh Ida Pedanda Gede Ketut Subali Tianyar Arimbawa dari Griya Sidemen, sedangkan pemelaspasan kedua setelah adanya pemugaran dipuput oleh Ida Pedanda Manuaba dari Griya Dalung. Pura Agung Giri Natha memiliki pelinggih Padmasana, Penglurah, Gedung Penyimpenan, Bale pertemuan dan mejejahitan, serta Candi Bentar yang megah pada Nista Mandala.

Umat Hindu Berau sebagai pengempon pura dalam merealisasikan berdirinya Pura Agung Giri Natha tidak pernah mengenal lelah, cita-cita maha luhur diwujudkan dengan cara bergotong royong, hingga Pura Agung Giri Natha ini menjadi kebanggaan umat Hindu di Kalimantan Timur. (RANBB)

Kamis, 18 Juli 2013

Pura Giri Pati Mulawarman Pontianak

Umat Hindu Pontianak. 

Pura Giri Pati Mulawarman berada Jalan Adi Sucipto No. 12, Kabupaten Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat.  Pujawalinya bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Budha Kliwon Dunggulan.

Keberadaan Umat Hindu di Kalimantan Barat sudah ada sejak dahulu namun jumlah umat Hindu di Kalimantan Barat ini tidak sebanyak umat Hindu di pulau Bali, namun umat Hindu disini berasal dari berbagai suku seperti Jawa dan penduduk asal seperti suku dayak dan lain-lain.
Pura sebagai pusat kegiatan keagamaan umat Hindu di Pontianak ini baik kegiatan persembahyangan Purnama - Tilem, rerahinan , maupun hari Raya besar seperti Hari Raya Nyepi, Hari Raya Galungan dan Kuningan, Siwaratri, Saraswati, Pagerwesi. Umat selalu antusias dalam setiap kegiatan ini, karena inilah waktu yang tepat untuk dapat berkumpul, mesima krama menyama braya di tanah rantau Kalimantan.

Demikian juga kegiatan suka-duka mebanjar tetap dilaksanakan di lingkungan Pura Giri Pati Mulawarman ini, kegiatan kepemudaannya tidaklah kalah penting dalam selalu menjaga Budaya dan Agama Hindu dimanapun berada, seperti dalam perayaan Nyepi dengan pembuatan Ogoh-ogoh.

Peranan Parisada dalam menjaga, membina, dan merangkul setiap umat Hindu agar senantiasa bersatu dalam Dharma, dan mampu memberi sumbangan kepada daerah setempat, melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.

PURA DI PONTIANAK KALIMANTAN BARAT :

Pura Giripati Mulawarman - Alamat : Jl. Adisucipto No. 12 Ptk
Pura Giri Kertha Bhuana  - Alamat : Ds.Kalimas Sui Kakap
Pura Giri Araertha Jaya - Alamat: Ds. Rasau Jaya
Pura Prajapati - Alamat : Jl. Adisucipto Ptk
Kabupaten Bengkayang
Pura Giri Penyanggar Anantasana -  Alamat : Desa Cipta Karya
Pura Giri Purwa Dharma  - Alamat : Desa Kamuh, Sanggoledo
Kabupaten Sambas
Pura Giri Dharma Kerthi -  Alamat : Desa Spandak, Sambas
Pura Giri Mandara Jati - Alamat : Desa Keraban, Sambas
Kabupaten Ketapang
Pura Giri Amertha Bhuwana - Alamat : Desa Benawai Agung
Pura Dalem - Alamat : Desa Benawai Agung
Pura UlunSuwi  - Alamat : Desa Benawai Agung
Pura Dadia - Alamat : Desa Benawai Agung
Pura Giri Komala Kencana - Alamat : Desa Kendawangan
Kabupaten Sintang
Pura Giri Penataran Agung - Alamat : DesaTinom Baru
Pura GiriLuhur  - Alamat : Desa Londang
Pura Giri Yoga Sakti - Alamat :Desa Senibung
Kabupaten Sanggau
Pura Giri Dewata Mandala - Alamat : Ds Kuala Buayan, Meliau
Pura Giri Dewata Saraga - Alamat : Ds. Mpaung Meliau
(RANBB)

Rabu, 17 Juli 2013

Pura Agung Gunung Raung Desa Taro Tegalalang Kabupaten Gianyar

Umat Hindu Bali. 

Pura Kahyangan Jagat Pura Agung Gunung Raung Taro terletak di desa Taro Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar, dengan pengempon pura dari Desa Pakraman Taro Kaja. Letak pura diantara dua buah aliran sungai yaitu sungai Wos Lanang (Wos Kangin) dan Wos Wadon (Wos Kauh). Suasana di sekitar pura sangat alamiah, seperti suasana pedesaan pada umumnya. Disebelah selatan, sebelah utara dan sebelah timur pura terdapat pemukiman penduduk sedangkan dibagian barat masih hutan. Tata letak pura Agung Gunung Raung terdapat pada suatu desa yang tergolong Desa Kuno yang berada di Bali Tengah.

Pura Agung Gunung Raung dibangun oleh Mahayogi Markandeya, yaitu seorang raja yang bertahta di Bali Tengah berkeraton di Mangupura (Kerajaan Mengwi). Mahayogi Markandeya banyak mempunyai tanda mantri, punggawa, dan manca seperti : I Gusti Ngurah Batu Lepang berpuri di Sela Guru, bersaudara dengan I Gusti Ngurah Mambal yang berpuri di Mambal. Keduanya berasal dari Majapahit, yang keduanya pula dinobatkan menjadi penguasa (Ratu Arya) yang memimpin rakyat sebanyak dua puluh ribu yang merencanakan membangun kahyangan ( Pura Agung Gunung Raung ) agar stana para Bhatara menjadi lengkap. Nama Gunung Raung terdapat dalam nama pura ini karena di Gunung Raung Jawa Timur merupakan tempat pasraman Mahayogi Markandeya sebelum beliau ke pulau Bali.

Setelah selesai pembangunan seluruh pelinggih dan semuanya sudah dianggap lengkap parahyangan tersebut, kemudian dilaksanakan upacara Dewa Yajna. I Gusti Ngurah Sakti ( Cokorde Sakti Blambangan) yang melaksanakan upacara tersebut dan Ida Sang Brahmana Sakti yang dijuluki Siddhi Mantra (mempunyai mantra yang sangat bertuah) yang bertanggung jawab atas pelaksanaan upacara agar tercapai sesuai dengan tujuan.

Upacara tersebut dilaksanakan pada waktu Bulan Kartika ( pertengahan Oktober - November ), Mertha masa pratiti Jati, tanggal 15 Sukla Paksa (bulan terang /penanggal) beliau Ida Sang Brahmana Sakti tersebut juga menentukan hari baik (dewasa) tersebut. Beliau juga yang dimohon bertanggung jawab atas keberhasilan upacara tersebut. Setelah selesai upacara tersebut sejahteralah kerajaan, rakyat semua saling menghormati, merasa saling membutuhkan semuanya menghendaki kesempurnaan hidup. (RANBB)

Kamis, 11 Juli 2013

Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru

Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru

Umat Hindu Pekanbaru. Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru berlokasi di Jalan Rawa Mulia Simpang Tiga, lokasi pura sangat mudah dijangkau yakni sekitar 300 meter di depan pangkalan TNI-AU.  Pura ini dirintis oleh tokoh-tokoh Hindu pada tahun 1986. November 1992 dilakukan peletakan batu pertama oleh Gubernur Riau Soeripto dan pembangunan terus dilakukan hingga Pura ini diresmikan Gubernur Riau saat itu H. Saleh Djasit, S.H.  pada tanggal 6 Agustus 2001.

Megah, besar , suci dan tertata dengan rapi begitulah kesan pertama saat kita melihat Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru. Pertama kali kita melihat Pura ini,seakan kita berada di Bali. Ornamennya berstil Bali dan ditata sesuai Tri Hita Karana, Pura ini tercatat memiliki pelaba pura terluas dan pura ini bisa saja dikatakan sebagai Pura terbaik dan terbesar sebagai tempat suci pemeluk Hindu yang berada diluar Bali. Pura ini bisa dikatakan paling lengkap di Sumatera. Ada bale kulkul, wantilan untuk perpustakaan dan sekretariat pengempon. Untuk memasuki jaba tengah dan jeroan ada kori gelung. Di jeroan ada sejumlah pelinggih dan bale pawedan.

Umat Hindu yang berasal dari Bali mendominasi Pura ini untuk melakukan kegiatan ibadah, dan sisanya sisanya dari umat Hindu suku Batak, Jawa, Cina dan India. Namun jangan kaget, mereka ini tak lagi menyebut diri Hindu Batak, Hindu Bali dan Hindu dari India,mereka melepaskan semua atribut kesukuan, semuanya Hindu.Uniknya lagi Pura ini berada di pemukiman masyarakat muslim (islam) dan berada di Negeri Melayu yang notabene merupakan pemeluk agama Islam,Heterogenitas dan kemajemukan Kota pekanbaru menjadikan kota ini menjadi indah, berbagai Suku dan Agama yang ada hidup berdampingan tanpa timbul gesekan.
sumber : http://www.riaudailyphoto.com

Senin, 01 Juli 2013

Me- Galungan

Nakbalibelog. Persembahyangan bersama hari raya Galungan diawali dengan puja Tri sandya, yang dituntun oleh Mangku Gede pura Dharma Sidhi I Gusti Mangku Ambara.

Muspa Panca Sembah


merupakan acara utama dalam setiap persembahyangan, pertama nunas penyucian diri dengan sembah tanpa sarana bunga, selanjutnya nunas penyaksian saking bethara surya, yang ketiga merupakan persembahyangan kehadapan Ida Hyang Widhi ; Ida panembahan Yang Agung sane melinggih ring Padmasana pura Dharma Sidhi, selanjutnya sembah ke empat adalah nunas waranugraha. Sembah ditutup kembali dengan tanpa sarana.

CHANNEL YOUTUBE SAYA - MOHON DI SUBSCRIBE

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om alien menurut hindu Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman avatara sloka babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu BELAJAR ISTILAH AGAMA HINDU bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme buku hindu terpopuler Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Cinta Kasih Dalam Perspektif Hindu Dana Punia Deva adalah sinar suci Brahman Deva Brahma Deva Indera dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu donasi buku hindu epos mahabharata ramayana filosofi pohon bambu filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa jual buku hindu kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu Keruntuhan Agama Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa Maharsi Atri Maharsi Bharadvaja Maharsi Gritsamada Maharsi Kanva Maharsi Vamadeva Maharsi Vasistha Maharsi Visvamitra manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga sapta rsi Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah sejarah agama hindu Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka bhatara sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tujuh penerima wahyu tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad upaweda Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam VEDA ADALAH ILMU PENGETAHUAN SUCI vedangga Vijaya Dashami Wasudewa Kutumbhakam widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini