OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Tampilkan postingan dengan label dewa dewi hindu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dewa dewi hindu. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Juli 2024

Deva adalah sinar suci Brahman

Deva adalah sinar suci Brahman atau Sang Hyang Widhi

Deva adalah sinar suci Brahman atau Sang Hyang Widhi yang mempunyai tugas berbeda-beda. Kata Deva itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta div yang artinya sinar. Sesuai dengan artinya, fungsi Deva adalah untuk menyinari, menerangi alam semesta agar selalu terang dan terlindungi. Dalam Agama Hindu dikenal banyak Deva dengan berbagai fungsinya, antara lain:

 

Deva Indera adalah deva yang menguasai ilmu perang sehingga dikenal sebagai Deva perang;

Deva Brahma adalah deva pencipta alam semesta beserta isinya;

Deva Wisnu sebagai deva pemelihara dunia beserta isinya;

Deva Siwa sebagai deva pemeralina yang mengembalikan dunia kembali ke asalnya;

Deva Baruna sebagai deva penguasa laut;

Devi Saraswati sebagai deva penguasa ilmu pengetahuan;

Deva Ganeca sebagai deva kecerdasan dan penyelamat umat manusia;

Devi Sri sebagai deva kemakmuran; dan

Deva Sangkara sebagai deva penguasa tumbuh-tumbuhan

Kamis, 27 Juni 2024

Sloka-Sloka yang Mendukung Keberadaan Deva, Bhatara dan Avatara

Sloka-Sloka yang Mendukung Keberadaan Deva, Bhatara dan Avatara

 

1.    Bhagavadgita IV. 5

Banyak kelahiran yang telah Aku jalani di masa lalu, demikian juga engkau wahai Arjuna, semuanya itu Aku mengetahuinya, tetapi engkau tidak wahai Parantapa (Arjuna)

 

2.   Bhagavadgita IV. 6

Walaupun Aku tak terlahirkan, abadi, dan menguasai segala makhluk, namun dengan menundukkan kekuatan Ku sendiri, Aku bisa mewujudkan diriku melalui kekuatan maya Ku

 

3.   Bhagavadgita IV. 8

Demi untuk melindungi orang-orang suci, serta untuk memusnahkan orang-orang jahat, dan demi untuk menegakkan dharma Aku menjelma dari masa ke masa.

Selasa, 11 April 2023

Dharma Wacana Dewi Saraswati ; Dewi Kata-Kata

Dharma Wacana Dewi Saraswati ; Dewi Kata-Kata

Om Swastiastu

Yang Kami hormati, Bapak-bapak/ibu-ibu peserta seleksi dan hadirin yang berbahagia

Bapak2 Ibu2 Umat Sedharma


Pada hari yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta waranugraha-Nya, kita dapat berkumpul pada hari ini, dalam keadaan sehat dan bahagia

Bapak2 Ibu2 Umat Sedharma yang kami banggakan, pada kesempatan yang baik ini, dalam kegiatan seleksi Penyuluh Agama Hindu Non PNS Prov.Banten ijinkan kami menyampaikan Dharma Wacana yang bertema Dewi Saraswati adalah Dewi Kata-kata.

Seperti kita ketahui bersama hari raya suci umat Hindu dalam kaitannya dengan turunnya Ilmu Pengetahuan ke dunia adalah Hari Raya Saraswati. Dewi Saraswati yang sudah kita pelajari sejak dibangku sekolah tentunya sudah kita pahami dengan baik. Ilmu pengetahuan itu memang menarik seperti seorang dewi yang cantik, siapa yang tidak tertarik dengan kecantikan ?

(bila ada yang tidak tertarik kecantikan, sebaiknya periksa ke dokter ….)

Hari ini, kami akan mengupas hal yang sedikit berbeda, Dewi Saraswati juga dikenal dengan Dewi Kata-kata.

Kita mulai dari cerita Kumbhakarna, Ada kisah yang menarik dari saudara kandung Rahwana ini. Ia telah melakukan tapa dengan kuat yang menyebabkan kekhawatiran para Dewa akan kesaktian yang akan dianugrahkan kepadanya sebagai hasil tapanya itu.

Dewa Brahma atas desakan para Dewa meminta Saraswati berada di ujung lidah Sang Kumbhakarna lalu membelokkan kata-katanya apabila tiba saatnya ia memohon anugerah atas pelaksanaan tapanya.

Dan ketika saat itu tiba. Kumbhakarna pun berkata “ Prasupta-supta juga, meww-iwu warsanya taman pawungwa “ . Artinya “Memohon supaya hamba dapat tidur terus, bertahun-tahun tidak bangun-bangun.”

Apa yang dinyatakan ternyata berbeda dengan apa yang diinginkan, Dewa Brahma pun memberi anugerah sesuai dengan apa yang dinyatakannya.

Kisah ini yang termuat dalam kitab Uttarakanda dan Kakawin Arjuna Wijaya bukan saja menarik untuk direnungkan tetapi juga memberi pengetahuan kepada kita tentang kehadiran Dewi Saraswati. Dewi Saraswati kita ketahui sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan, dan hadir dengan kecantikannya yang mempesonakan.

Tetapi Dewi Saraswati adalah juga Dewi Kata-Kata, Sang Hyang Wagiswari, yang berstana di ujung lidah. Untuk itu marilah kita menggunakan ujung lidah ini dengan baik, karena kata-kata kita bisa guyub, karena kata-kata pulalah kita bisa berpisah.

Bapak Ibu dan Umat Sedharma yang berbahagia, selain kisah Kumbhakarna, ada juga seorang Pengarang Kakawin Saraswati-puja, setelah memohon supaya Dewi Saraswati menghilangkan kebodohan dirinya – sapunggungi hatingku hilangakna denta sapwani – mohon hilangkan kebodohan ku. Selanjutnya memohon supaya Dewi Saraswati berstana di dalam hati dan di ujung lidah dan di dalam kata-katanya – ring jihwantaraning tutuk ri wanananku kita juga gumantya tan saha.


Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :

 

Pada kisah yang lain, peran Dewi Saraswati sangatlah besar sebagai Dewi Kata-Kata.

Mpu Tanakung menjadikan Sang Hyang Wagiswari sebagai istadewatanya ketika menulis Kakawin Wrettasancaya,  sebuah Kakawin yang memuat kaidah-kaidah prosodi kakawin. (Prosodi adalah hal yang berkaitan dengan sastra, kajian tentang persajakan yaitu mengkaji tekanan, matra, rima, irama, dan bait dalam sajak) . Mpu Tanakung menulis :

Sang Hyang Wagiswari ndah lihati satata bhaktingku i jong Dhatredewi

Pinrih ring citta munggwing sarasija ri dalem twaslanenastawangku

Nityaweha ng waranugraha kaluputa ring duhka sangsara wighna

Lawan tastu wruheng sastra sakala gunaning janma tapwan haneweh

Artinya :

Sang Hyang Wagiswari (Saraswati) lihatlah senantiasa bhaktiku yang tak hentinya kehadapan-Mu Dewi Pencipta Alam

Hamba mengharapkanmu bersemayam dalam hatiku, yang senantiasa hamba puja

Agar senantiasa menganugrahi kemuliaan, sehingga luput dari duka nestapa dan halangan

Dan semoga hamba dapat memahami sastra, serta memiliki ketrampilan sebagai manusia, dan tidak ditimpa kesulitan.

 

Lewat bait Kakawin ini Mpu Tanakung menyatakan menstanakan Dewi Saraswati dalam padma hatinya. Kehadapan-Nya Mpu Tanakung memohon anugerah keselamatan dan pemahaman terhadap sastra, sebelum beliau melaksanakan keinginannya dengan menyusun buku pelajaran kakawin –kedomrakretang canda-sastra.

 

Demikianlah Dewi Saraswati mendapat pemujaan istimewa oleh para pujangga di masa lalu. Dewi Saraswati juga dijadikan perumpamaan bagi seorang putri yang cantik, berilmu dan bijaksana, seperti halnya Dyah Tantri dalam cerita Tantri Kamandaka

 

Bapak Ibu dan Umat Sedharma yang berbahagia,

Apabila pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung kita mengadakan Puja Saraswasti, itu berarti kedudukan Dewi Saraswati dalam agama Hindu begitu penting. Apabila pada hari suci itu kita mengumpulkan semua kitab suci, sruti dan smerti,  buku-buku agama kita, itu berarti kita telah ingat akan keberadaan kita sebagai umat beragama.

Dan apabila pada saat itu kita juga mengumpulkan dan mengupacarai kitab-kitab ilmu pengetahuan yang lain itu berarti kita mengangkat semua imu pengetahuan ke tingkat kesucian, ketingkat yang nantinya mengangkat martabat manusia.

Tetapi yang lebih penting marilah kita senantiasa memohon kehadapan Dewi Saraswati supaya menuntun kita ke jalan yang benar, jalan yang diterangi. Karena Beliau adalah penguasa Kata-Kata, semoga kata-kata yang kita ucapkan adalah wacika-parisuda dan tidak seperti Sang Kumbhakarna, apa yang kita pikirkan ternyata tidak sama dengan apa yang kita katakan.

Karena Beliau, Dewi Saraswati adalah penguasa Ilmu Pengetahuan, Dewi Kata-Kata, dan pada malam hari ini marilah kita sama-sama menstanakan Beliau dihati kita dan di ujung lidah kita. Semoga kita diberi ilmu pengetahuan yang dapat mengangkat derajat kemanusiaan kita dan tidak malah menyesatkan.

Bapak Ibu dan Umat Sedharma yang berbahagia, asapunika atur Dharma Wacana yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat. Apabila dalam penyampaiannya terdapat kekeliruan, tutur kata, titiang nunas geng rena sinampura.

Puputang titiang antuk paramasanti

Om Santih-Santih-Santih Om

Minggu, 27 Desember 2015

Atribut Dari Dewa Siwa

MAKNA DAN KISAH DI BALIK ATRIBUT DARI DEWA SIVA..

Beliau adalah Deva yang paling agung sehingga nama lainnya adalah Mahadewa. Tetapi penampilannya sungguh tidak mencerminkan keagunganNya. Dewa Siva mengolesi seluruh tubuhnya dengan abu mayat, bercelana kulit binatang, berkalung dan bergelang ular cobra, menghias tubuhnya dengan tulang belulang dan kadang kala untaian tengkorak manusia melingkar dileher beliau.

Dengan kata lain, Dewa Siva berpenampilan sungguh nyentrik. Mengapa demikian? Padma Purana Uttara-Khanda Bab 235-236 menjawab dengan penuturan cerita dialog antara Dewa Siva sendiri dengan istrinya, Dewi Parwati.

Dewi Parwati berkata, Junjunganku, anda pernah memberitahu saya agar seseorang menghindar bicara dengan pasandi, orang asurik yang atheistic. Jika bicara dengannya, maka itu akan lebih buruk daripada berbicara dengan orang candala, orang buangan amat kotor dan hina, Mohon beritahu hamba, bagaimana tanda-tanda orang pasandi dan cirri-ciri pisik yang nampak pada dirinya.

Dewa Siva menjawab, orang-orang yang diliputi kebodohan menyatakan deva lain siapapun lebih tinggi kedudukannya dari Visnu, sang penguasa jagat, mereka inilah disebut pasandi, orang orang brahmana yang tidak mengenakan tanda dan simbul seperti sanka, cakra dan tilaka pada dahinya, mereka inilah disebut pasandi. Orang brahmana yang tidak menuruti sastra, tidak memiliki bakti kepada Tuhan, orang yang berperilaku menurut kemauannya sendiri, dan menghaturkan persembahan ke dalam api korban suci (yajna) untuk memuja dewa-dewa selain Tuhan Yang Maha Agung, Sri Visnu, juga disebut pasandi. Sebab Sri Visnu lah penikmat segala persembahan yajna dan pujaan para brahmana.

Mereka yang menganggap Sri Visnu setingkat dengan dewa-dewa lain seperti Brahma dan saya sendiri Rudra, harus selamanya dianggap pasandi.

Dewi Parvati berkata, Junjunganku, oh dewa terbaik, hamba ingin bertanya sesuatu yang rahasia. Atas dasar cinta kepadaku, mohon jawab pertanyaan hamba, hamba sangat ragu, sastra mencela memakai tengkorak manusia, menghias badan dengan abu mayat dan mengenakan kulit binatang. Tapi anda sendiri melakukan semua itu, anda belum pernah menjelaskan semua ini kepda hamba, karena itu, oh junjungan hamba, maafkan pertanyaan hamba.

Ditanya seperti itu, Dewa Siva menjelaskan kepada sang istri rahasia besar tentang perilakunya sendiri. Dahulu kala pada masa pemerintahan Syayambhu Manu, hidup banyak asura perkasa seperti Mamuci, musuh para dewa (Bhagavata Purana 8.11.23-40). Mereka gagah perkasa, semua memuja Sri Visnu, dan melakukan penebusan dosa. Melihat kenyataan ini, para dewa yang dipimpin oleh deva Indra menjadi frustasi dan ketakutan, lalu mendatangi Sri Visnu dan berlindung kepada-Nya.

Para Dewa berkata, oh Kesava, hanya andalah yang mampu menaklukkan para asura yang perkasa ini. Mereka tidak bisa dikalahkan oleh para Dewa, dan mereka telah menghapus dosa-dosanya melalui pertapaan.

Dewa Siwa dan Dewi Parwati
Dewa Siva lanjut berkata, mendengar kata-kata para dewa yang ketakutan, Sri Visnu, Purusotama, memenangkan mereka. Lalu Beliau berkata kepadaku sebagai berikut, oh Rudra yang berlengan perkasa, oh Dewa yang terbaik, untuk membingungkan musuh-musuh para dewa, mohon dirancang perilaku untuk diikuti oleh para pasandi. Tuturkan kepada mereka kitab-kitab purana gelap (purana dalam sifat tamas) yang akan menyesatkan mereka, Oh anda yang cerdas, anda hendaknya ciptakan kitab-kitab agama yang akan menyebabkan para asura kebingungan.

Melalui kebhaktian kepada-Ku dan demi kebaikan seluruh jagat, anda hendaknya mendekati para rishi yang perperangai atheistic seperti Kanada, Gautama, Sakti, Upamanyu, Jaimini, Kapila (bukan Kapila putra Devahuti), Durvasa, Mrikiandu, Brhaspati, Bhargava dan Jamadagni. Masukan kedalam pikiran mereka tenagamu yang mengandung kemauanmu.

Dengan dimasuki oleh tenagamu, mereka akan menjadi para pasandi besar. Dengan diberikan kekuatan olehmu, orang-orang brahmana ini akan menuturkan keseluruh tiga dunia kitab-kitab purana dan ajaran-ajaran rohani dalam sifat kegelapan (tamasa-guna) Oh Siva, pada dirimu sendiri, anda hendaklah mengenakan hiasan berupa tulang-tulang dan tengkorak manusia, abu mayat dan kulit binatang. Dengan penampilan demikian, bingungkan semua di seluruh tiga dunia. Anda juga hendaklah meresmikan ajaran kehidupan Pasupata beserta bagian-bagian kelompoknya seperti Kankala, Saiva, Pasanda, dan Mahasaiva. Melalui orang-orang ini hendaknya anda ajarkan satu doktrin yang para pengikutnya tidak mengenakan pengenal khusus dan mereka hidup diluar ajaran veda. Berhiaskan tulang-tulang dan abu mayat,mereka akan kehilangan kesadaran yang lebih tinggi dan akan menganggap anda sebagai Tuhan.

Dengan menuruti doktrin demikian, semua asura dalam sekejap akan menjadi tidak peduli kepada-Ku, tidak ada keraguan tentang hal ini, oh Rudra nan perkasa, dalam setiap jaman, dalam reinkarnasi-Ku yang berbeda-beda, Aku juga akan memuja dirimu untuk menipu para asura. dengan menuruti doktrin-doktrin demikian, pasti mereka akan jatuh.

Dewa Siva lanjut berkata kepada Devi Parvati, oh anda nancantik, setelah mendengar kata-kata Sri Visnu, meskipun saya berbicara fasih, saya jadi tak berdaya dan diam. Kemudian setelah sujud kepada Beliau, saya berkata, oh Tuhan ku, jika hamba laksanakan apa yang anda telah katakana, itu pasti akan menuntun diri hamba menuju kehancuran spriritual. Tidaklah mungkin bagi hamba melaksanakan perintah-Mu. Tetapi perintah-Mu harus dilaksanakan, ini sungguh menyakitkan.

Oh, Dewi, mendengar kata-kataku, Sri Visnu bicara begitu rupa untuk mengembalikan kebahagiaanku, Beliau berkata ini tidak akan menyebabkan kehancuranmu. Lakukan seperti apa yang saya perintahkan demi kebaikan para Dewa. Saya juga akan memberi anda cara-cara mempertahankan diri sementara anda sibuk mengajarkan filsafat asurik ini.

Lalu dengan penuh kasih Sri Visnu memberikan doa-doa pujian yang dikenal dengan nama Visnu-sahasra-nama kepadaku. Beliau berkata dengan menempatkan diri-Ku dihatimu, ucapkan mantra-Ku yang abadi ini. Mantra nan perkasa yang terdiri dari enam baris kata ini, berhakekat spiritual dan menganugrahkan pembebasan bagi mereka yang memuja-Ku dengan bhakti.
Tidak ada keraguan akan hal ini.

" Indivara-dala syamam padma patra-vilocanam

sankhanga-sarngesu-dharam sarvabharana-bhusitam

pita-vastram catur bahum janaki-priya vallabham

sri ramaya nama ity evam uccaryam mantram-uttamam

sarva duhkha haram caitat papinam api mukyi-dam

imam mantram japan nityam amalas tvam bhavisyasi "

Hamba sujud kepada Beliau yang berwarna gelap bagaikan bunga padma biru, yang bermata seindah bunga padma, memegang sanka, cakra dan busur sranga, berdandankan berbagai macam perhiasan, mengenakan jubah kuning, bertangan empat dan pujaan tercinta sita devi. Mantra paling utama sriramaya namah hendaklah diucapkan. Mantra ini meniadakan segala kesedihan dan bahkan memberikan pembebasan kepada orang-orang berdosa.Orang yang secara teratur mengucapkan mantra ini, akan bebas dari segala dosa. (Padma purana 235.44-46)

Segala reaksi dosa akibat memoleskan abu mayat dan mengenakan tulang-tulang orang mati sebagai hiasan pada badan akan hapus dan segala sesuatu jadi bertuah dengan mengucapkan mantra-Ku ini. Oh Dewa yang paling baik, atas karunia-Ku, bhakti hanya kepada-Ku akan timbul. Pujalah diri-Ku, didalam hatimu, turuti perintah-Ku, karena cinta kasih (bhakti) kepada-Ku, maka segala sesuatu akan menjadi bertuah bagimu.

Setelah memberi perintah demikian kepadaku, oh Dewi, lalu Beliau meninggalkan para dewa yang berkumpul itu, kembali ketempat tinggalnya masing-masing. Para dewa yang dipimpin oleh Indra itu memohon kepadaku, oh Mahadeva, Siva segeralah laksanakan kegiatan kegiatan yang menguntungkan ini, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Sri Visnu.

Mahadeva lanjut berkata kepada Dewi Parvati, oh anda nan suci, demi kebaikan para dewa, maka saya berperilaku seperti pasandi. Semenjak itu saya mulai mengenakan untaian kalung tengkorak dan tulang-tulang, memoleskan abu mayat dan mengenakan kulit binatang pada badanku. oh anda nan suci, sebagaimana diperintahkan oleh Sri Visnu, kemudian saya menyebarkan kitab-kitab purana tamasik (purana dalam sifat tamas, kegelapan) dan ajaran-ajaran saivaisme yang pasandi, atheistik.

Oh, anda yang tak berdosa, dengan memasuki Gautama dan para brahmana lain melalui tenagaku, saya menyebarkan ayat-ayat agama diluar ajaran veda. Dengan menuruti sistim pemujaan yang saya berikan, maka semua asura jahat menjadi tak perduli kepada Sri Visnu, dan mereka diliputi kebodohan. Dengan mengoleskan abu mayat ketubuhnya dan melaksanakan pertapaan keras, mereka berhenti memuja Sri Visnu dan hanya memujaku dengan mempersembahkan daging, darah dan pasta cendana.

Dengan mendapar berkah dariku, orang-orang asura itu menjadi mabuk dengan kekuatan dan kebanggan. Mereka amat melekat pada objek-objek indriya, penuh nafsu dan kemarahan. Dalam keadaan seperti itu, tanpa sifat baik apapun, mereka akhirnya dikalahkan oleh para deva. Tanpa pengetahuan tentang jalan kehidupan yang benar, mereka yang menuruti ajaranku ini pasti masuk neraka.

Oh Dewi, demikianlah perilaku ini hanya untuk diriku saja demi kebaikan para dewa. Dengan menuruti perintah Sri Visnu, maka saya menghias diriku dengan abu mayat dan tulang tulang orang mati. Ciri-ciri jasmani ini hanya dimaksudkan untuk menipu orang-orang asurik. Didalam hatiku saya selalu bermeditasi kepada Tuhan, Sri Visnu dan senatiasa mengucapkan mantra-Nya. Dengan mengucapkan mantra utama yang terdiri dari enam suku kata (om ramaya namah) ini, kita senantiasa merasakan gairah amrita kekal kebahagiaan. Oh wanita mulia berwajah indah, saya telah jawab semua yang anda tanyakan. Dengan penuh kasih, saya bertanya kepadamu, apa lagi yang anda ingin dengar ?.

Dewi Parvati berkata, Oh anda nan suci, beritahulah saya tentang kitab-kitab suci tamasik bikinan para brahmana yang tidak memiliki bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oh penguasa para dewa, mohon beritahu nama-namanya secara berurutan.

Deva Siva menjawab, Oh Devi, dengarlah. secara berurutan saya akan sebutkan kepadamu tentang ayat-ayat agama tamasik. Hanya dengan mengingat ayat-ayat agama tamasik ini, bahkan orang bijaksana sekalipun akan tertipu. Pertama, saya sendiri menyebarkan ajaran saiva, pasupata dan ayat-ayat agama serupa. Setelah tenagaku memasuki dirinya, lalu Rishi Kanada menyebarkan filsafat vaisesika. Begitu pula Gautama mengajarkan filsafat nyaya, dan Kapila mengajarkan pilsafat samkhya yang atheistik. Brhaspati mengajarkan doktrin Carvaka yang banyak dicela, dan Visnu sendiri dalam wujud sang Buddha menyebarkan ajaran palsu buddhisme untuk menghancurkan para asura.

Filsafat mayavada ini adalah kepercayaan kotor dan jahat.Pilsafat ini adalah ajaran Buddhisme terselubung. Parwati tercinta, pada masa Kali-Yuga saya lahir dalam wujud seorang brahmana dan mengajarkan pilsafat rekayasa ini. (Padma Purana 6.236.7).

Filsafat mayavada ini menyebabkan kata-kata dari ayat-ayat kitab suci kehilangan makna sebenarnya, sehingga filsafat ini dicela di dunia. Filsafat ini menganjurkan supaya orang meninggalkan tugas-kewajibannya, sebab orang yang telah jatuh dari tugas dan kewajibannya berkata bahwa meninggalkan tugas dan kewajiban adalah ajaran agama yang sebenarnya. Saya juga mengajarkan bahwa Tuhan dan roh individual adalah sama. (Padma Purana 6.236.8-9).

Dengan maksud untuk membingungkan orang-orang atheistik pada masa Kali-Yuga, saya jelaskan bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah tanpa wujud dan tanpa sifat serta ciri apapun (Padma Purana 6.236.10).

Begitu pula dalam menjelaskan Vedanta-sutra, saya ajarkan pilsafat mayavada yang sama dengan maksud untuk menyesatkan seluruh penduduk ke arah atheisme dengan menolak adanya wujud pribadi Tuhan Yang Maha Esa. (Padma Purana 6.236.11).

Demikian dewa Siva menjelaskan tentang diri dan ajarannya kepada sang istri dewi Parvati.

Sloka-sloka Padma-Purana diatas dikutip dalam Caitanya-Caritamrta Adi – Lila Bab VII. Sri Caitanya mengutip sloka-sloka ini ketika berdiskusi dengan Prakasananda Sarasvati dan para sannyasi mayavadi di Benares. Beliau berkehendak menunjukkan kepada mereka bagaimana Deva Siva telah muncul pada masa Kali-Yuga sebagai Sripada Sankaracarya untuk mengajarkan pilsafat monisme ( yaitu Tuhan dan makhluk hidup adalah satu dan sama).

sumber copas Group PAJK Gunung Salak

Sabtu, 27 Juli 2013

Ganesha Chaturthi Umat Hindu India

Umat Hindu India. Ganesha Chaturthi juga dikenal sebagai Vinayaka Chaturthi adalah salah satu festival Hindu yang penting dirayakan di seluruh India dengan pengabdian yang besar. 


Hari ini dirayakan sebagai hari kelahiran Tuhan Ganesha, putra berkepala gajah Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Tuhan Ganesha adalah simbol kebijaksanaan, kemakmuran dan keberuntungan.

Ganesha Chaturthi
dirayakan pada Chaturthi Shukla dari bulan Hindu Bhadra (umumnya jatuh antara bulan Agustus dan September). Festival ini dirayakan oleh umat Hindu dengan antusiasme yang besar. Orang-orang membawa Tuhan Ganesha ke rumah mereka dan melakukan ibadah. 


Durasi festival ini bervariasi dari 1 hari sampai 11 hari, tergantung pada tempat dan tradisi. Pada hari terakhir festival yang diambil dalam prosesi warna-warni, musik dan direndam dalam air tradisional.

Sesuai mitologi Hindu Tuhan Ganesha dianggap sebagai "Vigana Harta" (orang yang menghilangkan hambatan) dan "Buddhi Pradaayaka" (orang yang memberikan kecerdasan). Festival ini sangat penting bagi siswa, mereka menyembah Tuhan Ganesha menerangi pikiran mereka.

sumber : http://www.calendarlabs.com

Minggu, 14 Juli 2013

Adhi Tiruwila atau Durga Puja

Upacara Suci Adhi Tiruwila atau Duga Puja.  
Umat Hindu India. Durga Puja adalah ritual suci  umat Hindu yang beraliran Shakta dan pemuja Dewi Durga. Pernah di laksanakan di Shri Bathara Kaliamman Tangerang oleh Yayasan Shri Bathara Kaliamman. Semua umat Hindu yang beraliran Shakta dan pemuja Dewi Durga melaksanakan brata puasa umat.

Upacara Suci Adhi Tiruwila ata Durga Puja diawali dengan pemujaan di depan altar Dewi Durga lalu dilanjutkan beriringan menuju sungai/sumber mata air. Sampai di sungai diadakan ritual penyucian terutama bagi yang mempunyai niat suci. Umat yang melakukan niat suci dengan berbagai cara seperti berjalan di atas bara api, berjalan di atas golok, tusuk badan dengan menggunakan kail serta menjungjung tungku susu suci sebagai ungkapan niat suci. Setelah selesai ritual di sungai , Karagam diarak mengelilingi komplek kuil diikuti umat yang melakukan nazar dan pembawa kendi air suci. Ritual dipusatkan di altar utama pemujaan Dewi Durga.
-->
Karagam dibuat untuk memeriahkan Upacara Tiruwila ini, Karagam merupakan hiasan sebuah karangan bunga yang terdiri dari 3 warna bunga merah, kuning, putih dan daun intaran (daun Nim) yang menyerupai mahkota Dewi Durga. Bunga Merah merupakan simbolis dari para Shati yang artinya seorang Hindu dituntut untuk berani bertindak atas dasar kebenaran / Dharma dalam Dharma Agama dan Dharma Negara. Bunga Warna Kuning melambangkan Dewi Laksmi yang artinya hidup makmur dengan jerih payah sendiri / kerja keras sesuai dengan swadharmanya. Kaitannya dengan ini, Dewi Durga diwujudkan dengan fungsinya sebagai Thirumagal (dewi kemakmuran). Seorang Hindu harus berpengetahuan yang positif / suci yang dilambangkan sebagai dewi Saraswati dengan bunga berwarna Putih.

Karagam adalah simbol Dewi Durga yang bersthana pada Mulastana (Altara Utama) kuil sebagai personifikasi Tuhan dalam wujud Bathra Kaali Amman ( Ibu Penyelamat Dunia ). (RANBB)

CHANNEL YOUTUBE SAYA - MOHON DI SUBSCRIBE

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om alien menurut hindu Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman avatara sloka babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu BELAJAR ISTILAH AGAMA HINDU bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme buku hindu terpopuler Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Cinta Kasih Dalam Perspektif Hindu Dana Punia Deva adalah sinar suci Brahman Deva Brahma Deva Indera dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu donasi buku hindu epos mahabharata ramayana filosofi pohon bambu filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa jual buku hindu kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu Keruntuhan Agama Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa Maharsi Atri Maharsi Bharadvaja Maharsi Gritsamada Maharsi Kanva Maharsi Vamadeva Maharsi Vasistha Maharsi Visvamitra manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga sapta rsi Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah sejarah agama hindu Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka bhatara sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tujuh penerima wahyu tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad upaweda Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam VEDA ADALAH ILMU PENGETAHUAN SUCI vedangga Vijaya Dashami Wasudewa Kutumbhakam widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini