OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Selasa, 28 Januari 2014

Puja Tri Sandya Ring Pura Dharma Sidhi


Vidio Puja Tri Sandya ring Pura Dharma Sidhi ini tiang buat untuk semeton Hindu dimanapun berada. Puja Tri Sandya dengan gambar video Pura Dharma Sidhi Ciledug, sungsungan titiang. Untuk audio tiang ambil dari yang sudah ada sebelumnya, mohon ijin kepada pemilik audio tersebut. Adapun pura Dharma Sidhi terletak di Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang Propinsi Banten. Berikut adalah prasasti yang ada di lingkuangan pura Dharma Sidhi.


Pura Dharma Sidhi menurut prasasti yang  tertulis sebagai berikut , “ Om Awighnam Astu Namo Sidham, Pada hari ini  Budha Kliwon Ugu Sasih Sada, tanggal 26 Mei 1993 tahun caka 1915, Karya Agung Ngenteg Linggih dan Pemelaspasan PURA DHARMA SIDHI  Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang
 
Prasasti kedua tertulis “ Dengan Berkat dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pada Hari ini Rabu Tanggal 26 Mei 1993 Pura Dharma Sidhi Kecamatan Ciledug Kota Madya Tangerang “ Diresmikan Oleh Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang Drs H. Djakaria Machmud, Disaksikan Oleh Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha Drs. I Gusti Agung Gede Putra. (RANBB)

Jumat, 24 Januari 2014

Tuhan Menurut Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan

Tuhan Menurut Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan.

Tuhan itu gaib, ada dimana-mana dan tidak terbayangkan. Kitab Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan menyatakan bahwa Tuhan itu ada dimana-mana. Dia gaib dan sukar dibayangkan, bagaikan ether. Di bawah ini berturut-turut adalah pernyataan dari Kitab Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan dimaksud :

Siwas sarwa gata suksmah
bhutanam antarikswat
acintyam mahagrhyante
naindriyam parigrhyante

Bhatara siwa sira wyapaka
sira suksma tar kneng agen-agen
kadyangganaing akasa sira
tan kagrahita dening manah mwang indriya



Bhuwanakosa
Artinya : 
Tuhan itu ada dimana-mana, Dia gaib sukar dibayangkan bagaikan angkasa atau ether, Dia tidak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indria.

Ya iku sengguh tanakku sira ta nunggalaken bhuwana ngaranika, nihan ta upamanta sira waneh, kalinganyane kadyangganing manuk sanga manon, mur tan pahelar, malesat tan pacikara, manon ndtana pamata, mangrengo tan patilangan, mangambu tan pangrana, magamelan tan patangan, lumaku tan pasuku, rumasa rasa tan paidep, ta papurus ya jana jana prawerti, tatan panak yaya wrdhhi, tan paweteng yaya amangan, tan pailat yaya mangrasani.
Dangdang Bang Bungalan
Artinya :
Demikian itulah Dia disebut. Ia yang menunggalkan bhuwana. Adapun perumpamaannya adalah Tuhan itu bagaikan burung, terbang tanpa sayap, kian kemari tanpa kepala, melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga, membau tanpa hidung, memegang tanpa tangan, bergerak tanpa kaki, merasakan tanpa berperasaan, melahirkan tanpa berciri jantan atau betina, tidak beranak tetapi membiak, tidak berperut tetapi hidup, tidak bermulut namun dapat menikmati, tidak berlidah tetapi dapat merasakan.

Ndan sira sang malekasing rat kabeh
pinangan sari-sari awaknira, sira pinaka
doning sang wiku, sira ta luputing taya
luputing bayu, apan bayunira ikang bayu
liputing idep apan idepira ikang idep
luputing sabda apan sabdanira ikang sabda
luputing tutur sira, apan tutur ira ikang tutur

Dangdang Bang Bungalan
Artinya :
Maka Dia mengkodratkan alam semesta yang dinamakan sar-sari wujud-Nya. Dialah yang menjadi tujuan orang beriman, Ia tidak memerlukan hawa, karena Dia adalah hawa dari hawa, tidak memerlukan suara, karena Ia adalah suara dari suara, tidak berperasaan karena Ia adalah perasaan dari perasaan, tidak memerlukan kesadaran karena Ia adalah sumber kesadaran.

sumber bacaan buku Brahman Eksistensi, Perwujudan dan Sifat-Sifat Tuhan Menurut Kitab Suci dan Susastra Hindu Lainnya oleh Drs.K.M.Suhardana. (RANBB)

Senin, 20 Januari 2014

Mahanarayana Upanisad

Mahanarayana Upanisad; Krsna Yayurveda: 80 bagian; 259 mantra.

Taiitiriya Aranyaka dari Krsna Yayurveda mengandung dua Upanisad yang terkenal: Taiitiriya Upanisad dan Mahanarayana Upanisad. Yang kedua juga dikenal sebagai Narayana Upanisad dan Yajniki Upanisad. Dua hal revisi atas teks tersedia sekarang: Andrapatha dan Dravipatha, yang pertama sudah tidak ada lagi.

Upanisad ini tempaknya merupakan komposisi dari berbagai macam subyek, hampir seperti appendix atau tambahan terhadap beberapa karya lain. Tidak ada perlakuan sistematis terhadap doktrin-doktrin utama. Setiap bagian tampak seperti unit yang berdiri sendiri. Dia membahas seluruh tiga aspek dari agama Veda yaitu; Karma (ritual), Jnana (pengetahuan) dan Upasana (meditasi).

Beberapa sukta Veda yang paling populer yang dijapakan sampai sekarang selama upacara sandhya, sampai sekarang selama upacara keagamaan - seperti Narayanasukta, Durgasukta dan Medhasukta - menemukan tempatnya di sini.
Mantra-mantra biasanya digunakan selama upacara sandhya, mantra-mantra digunakan selama samnyasasadiksa (mau masuk pertapaan). Beberapa kidung Gayatri atas berbagai Dewa berbeda dan beberapa mantra terkenal seperti Trisuparnamantra juga menemukan tempat penting.

Berbagai aspek dari kehidupan spiritual seperti Satya (kebenaran), Tapa (asketik), Dama (pengendalian indria), Dana (memberi hadiah), Dharma (kehidupan yang benar) dan Sama (kedamaian mental) diberikan penekanan yang besar.
Penjelasan indah tentang Pribadi Kosmik di dalam bulatan matahari, kontemplasi atas berbagai bagian Yajna atau pengorbanan dalam satu jalan simbolik dan perjalanan ke Brahmaloka juga dimasukkan di antara topik-topik yang dibahas dalam Upanisad ini.
Sumber bacaan buku Upanisad Himalaya Jiwa Intisari Upanisad oleh Juan Mascaro & Swami Harshananda. (RANBB)

Rabu, 15 Januari 2014

Pesta Miras dan Judi di Hari Raya

Pesta Miras dan Judi di Hari Raya
Pada saat hari raya Hindu dan upacara keagamaan, umat Hindu biasanya menghabiskan waktu senggang dengan  mengadakan kegiatan yang sangat berlawanan dengan Dharma dan kitab Suci Weda. Dengan alasan mencari hiburan, orang-orang biasa mengadakan pesta miras (oplosan kalau di jawa-red) dan judi, seperti ceki dan mongmongan (domino). Ironisnya, mereka melaksanakan kegiatan itu di areal tempat suci dan tempat berlangsungnya kegiatan keagamaan. 
Baca tentang Tajen apa Tabuh Rah ?

Judi dan minum minuman keras (oplosan) sudah pasti termasuk kegiatan yang berdosa, dan pelakunya - dengan alasan apapun - pasti akan masuk neraka. Dengan menyadari kesujatian diri, judi dan minum minuman keras adalah penghalang yang besar bagi manusia untuk mencapai pembebasan dan atau mendapat tempat yang baik di alam akhirat nanti. Baca pula tentang Gending Bebotoh.

Zaman Kaliyuga seperti sekarang ini adalah zaman yang diwarnai dengan kebohongan dan kebusukan, dimana hal-hal yang buruk justru diterima sebagai hal0hal yang baik. Manusia yang telah dibekali pengetahuan wiweka seharusnya dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah agar tidak terjerumus ke lubang neraka.
Sumber bacaan buku Dosa Menurut Hindu oleh Ayu Rini. (RANBB)

Selasa, 14 Januari 2014

Prasna Upanisad

Prasna Upanisad : Atharvaveda; 6 bagian, 67 mantra.


Karena Upanisad ini dalam bentuk prasna atau pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawabannya, ia lalu dinamai Prasnopanisad.
Enam maharsi seperti Kabandhi Katyayana, Bhargava Vaidharbi dan lain-lain, datang ke guru besar Pippalada dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Setelah mereka menjalani disiplin sebagai sisya selama satu tahun - sesuai dengan perintahnya - mereka mendekatinya kembali dengan enam pertanyaan. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh Pippalada membentuk sosok dari karya ini.
Bagian pertama membahas subyek : Apakah asal-usul semua ada (being, bisa diartikan semesta dengan segala isinya) ? Pippalada menjelaskan ini sebagai Prajapati (Tuhan, sebagai penguasa dari seluruh ada), yang menciptakan semesta melalui kombinasi rayi (Soma atau Jiwa). Di sana juga disebutkan dua jalan; Uttarayana (Jalan Utara) dan Daksinayana (Jalan Selatan). Baca Kapan Jiwa Masuk Ke Dalam Badan Bayi.

Bagian kedua menjelaskan Mukhyaprana (daya atau kekuatan hitup utama) sebagai satu-satunya penunjang badan dan organ-organ indria.
Bagian ketiga mengatakan bahwa Mukhyaprana ini mencul dari Paramapurusa atau Pribadi Kosmik (Tuhan). Dia bekerja di dalam tubuh ini dalam lima bentuk. Pada saat kematian, udanavayu (salah satu dari bentuk Mukhyaprana) membawa jiwa melalui salah satu nadi (satu jalan berbentuk pipa untuk aliran energi prana) dimulai dari hati, ke sorga atau neraka, atau kembali ke dunia manusia ini, tergantung dari karmanya.

Bagian keempat memberikan metode pranava (Om) dan hasil yang diperoleh dari padanya. Meditasi tertinggi membimbing kepada perolehan Brahmaloka.
Bagian terakhir, keenam, berkaitan dengan Sodasaka-lapurusa, 'pribadi dengan enam belas bagian.' Dia adalah Jivatman. Ketika apa yang disebut bagian-bagian itu dihancurkan, Jivatman menjadi abadi.
Sumber Upanisad Himalaya Jiwa Intisari Upanisad oleh Juan Mascaro & Swami Harshananda. Apa itu Upanisad ? Baca disini. (RANBB)

Jumat, 10 Januari 2014

Masa Kinilah Yang Paling Penting.

"Pusatkan perhatianmu pada masa kini. Yang lalu telah lewat. Yang akan datang belum jelas".

Sad Guru.
Iswawa melambangkan hati

"Tridalam trigunakaram
trinetram cha triayudham
trijanma papa samharam
eka bilvam shiva arpanam"

"Kami persembahkan daun bilva rangkap tiga yang melambangkan tubuh dengan ketiga sifatnya (satwa, rajas dan tamas) kepada Shiva yang bermata tiga, yang menyandang trisula dan mampu melenyapkan kumpulan dosa selama tiga kelahiran"

Shiwa dilukiskan sebagai Beliau yang mempunyai mata ketiga. Mata ketiga ini bukan mata jasmani. Ini melambangkan kebijaksanaan dan kewaskitaan. Manusia hanya mempunyai dua mata karena ia hanya dapat melihat masa lalu dan masa kini. Namun Tuhan, juga mengetahui masa yang akan datang. Itulah sebabnya Beliau dilukiskan sebagai memiliki mata ketiga.

Dewasa ini manusia selalu asyik memikirkan masa lalu serta masa depan, dan sama sekali mengabaikan masa kini. Masa kinilah yang paling penting karena masa kini diakibatkan oleh masa lalu dan mengandung benih untuk masa depan. Masa kinilah yang membentuk masa depan. Karena itu, manusia harus memusatkan seluruh perhatiannya pada masa kini, agar ia mempunyai masa depan yang cerah. Masa kini adalah benih yang timbul dari pohon masa lampau. Masa kini juga merupakan benih bagi pohon masa depan. Masa depan manusia terletak pada masa kininya. Manusia dapat menyucikan masa kininya dengan pembicaraan dan pikiran yang baik. Kesucian pembicaraan ditimbulkan oleh kesucian pikiran dan perasaan.

"Anak-anak-Ku terkasih. Mungkin engkau melakukan beberapa kesalahan secara sengaja atau tidak sengaja. Namun tidak baik, jika hal itu terus menerus dipikirkan. Yang telah lampau biarlah berlalu. Lupakan masa lampau. Masa depan tidak pasti. Masa kinilah yang sangat penting. Ini bukan masa kini yang biasa, melainkan yang ada di mana-mana. Karena itu, sekarang berbahagialah" 
Sad Guru
Sumber bacaan Buku Kesehatan & Meditasi Matahari Terbit oleh Gede Arsa Dana.


Rabu, 08 Januari 2014

Vajrasucika Upanisad : Samaveda; 9 Mantra


UPANISAD mengandung sari pati dari agama dan filosofi Veda. Sad Darsana aatau enam sistem filsafat India memperoleh kekuatan dan inspirasi dari mereka. Sistem Vedanta sepenuhnya merupakan hasil dari studi atasnya. Ide tentang Moksa sebagai tujuan utama dari hidup, yang telah menyusupi agama dan budaya India selama berabad-abad, sumber atau asalnya di dalam Upanisad. Dan, mereka adalah dasar dari Prastanayatra (tiga pustaka suci dasar), dua yang lain adalah Bhagavadgita dan Brahmasutra.

Kedalaman dan universalitas dari pikirannya telah menarik perhatian para filsuf dari agama-agama lain dan juga masyarakat lain, yang menyebabkan Upanisad diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain.
Studi sungguh-sungguh tanpa prasangka atas Upanisad, pasti akan memberi inspirasi terhadap seseorang untuk menginginkan kehidupan spiritual.

Vajrasucika Upanisad, Samaveda; 9 Mantra ini adalah Upanisad kecil dalam bentuk prosa. Ia mengajukan pertanyaan, "Siapakah yang disebut seorang Brahmana? dan menjawabnya.
Badan, jiwa individu, lahir, pengetahuan, kerja, kewajiban-kewajiban agama - tidak satupun dari padanya membuat seseorang menjadi Brahmana. Adalah karakter yang membuat seorang menjadi Brahmana sejati.
Seseorang yang telah merealisasikan sang Diri, yang satu tanpa yang kedua, yang karena itu bebas dari kesalahan dan cacat, adalah seorang Brahmana sejati. Kedamaian pikiran, ketiadaan nafsu, iri hati dan tipuan (delusi), dan juga (ketiadaan) egotisme (mementingkan diri sendiri), adalah sifat-sifatnya.
Teks ini ditutup dengan perintah bagi seseorang dan semua untuk menjadi seorang Brahmana sejati dengan merealisasikan Brahman. 
Sumber buku Upanisad Himalaya Jiwa Intisari Upanisad oleh Juan Mascaro & Swami Harshananda.(RANBB)

Minggu, 05 Januari 2014

Harmonis Dalam Keberagaman

Harmonis Dalam Keberagaman Pencanangan Hari Kerukunan Nasional Monas 5 Januari 2014. Umat Hindu Ciledug dan Umat Hindu se Jabodetabek, ikut dalam Jalan Santai bersama-sama umat agama Islam, Kristen, Katolik, Budha serta berbagai elemen masyarakat, dalam acara Pencanangan Hari Kerukunan Nasional.

Lihat Video kegiatan admin di Youtube

Umat Hindu di Banjar Suka Duka Hindu Dharma Banjar Ciledug ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dengan 2 bus tanggung isi sekitar 30-40 orang Umat Hindu SDHD Banjar Ciledug telah siap di Pura Dharma Sidhi pada pukul 04.00 WIB dini hari. Ketua Banjar I Nengah Arsa dengan pengurusnya telah mengkoordinasikan keberangkatan dengan baik. Pukul 04.45 WIB bus berangkat menuju Monas. Bus meluncur melalui Ciledug, Tol Kebun Jeruk, Harmoni dan tiba di depan Indosat pada pukul 05.40 WIB. Dilanjutkan dengan menuju kelompok masing-masing umat. Persiapan demi persiapan, acara demi acara pun segera akan dimulai. Pada pukul 07.00 Bapak Wakil Presiden, Boediono melepas acara jalan santai ini, yang sebelumnya dibuka dengan sambutan Menteri Agama Surya Dharma Ali.

Semoga Harmonis Dalam Keberagaman ini bukan hanya cerimonial belaka, kegiatan nyata di dalam masyarakat lebih diwujudkan keharmonisan tersebut. Hari Kerukunan Nasional di canangkan pada hari ini, 5 Januari 2014. (RANBB)

Kamis, 02 Januari 2014

NIBANDHA : Buku Yang Tidak Merupakan Kelompok Veda

 Jenis kitab-kitab Nibandha
Kelompok buku-buku yang tidak merupakan kelompok Veda tetapi isinya memberi pandangan tersendiri baik yang sependapat ataupun yang bertentangan dengan argumentasi atau alasan-alasan yang meyakinkan tetang kebenaran ajaran yang diketengahkan adalah merupakan kitab-kitab yang dapat digolongkan sebagai kelompok Nibandha. Sifatnya dapat berbentuk komentar, kritik atau ulasan-ulasan yang berdiri sendiri atau yang dikaitkan dengan salah satu pasal atau buku yang tergolong kelompok Veda. Ini penting karena apapun yang akan diketengahkan setidak-tidaknya ada kaitannya dengan Veda.

Secara tradisional sifat pengkaitan itu dibedakan antara bentuk sifat yang ortodok dan dengan yang bersifat hetherodok. Yang ortodok mengkaitkan langsung dengan sumber induknya, yaitu Veda, sedangkan yang hetherodok, tidak bersumber pada Veda melainkan berdiri sendiri dan Veda dianggap sebagai produk tidak otoriter bagi mereka. Golongan terakhir ini terdiri dari golongan Buddhis, Jaina dan Lokayatika yang ajarannya tersimpul dalam banyak buku. Walaupun demikian dari segi Hinduisme golongan Hetherodox ini adalah golongan Hindu pula.

Jenis kitab-kitab Nibandha itu banyak dan merupakan hasil karya ilmiah dari tokoh-tokoh pemuka agama Hindu. Karya mereka langsung membahas berbagai aspek terhadap berbagai persoalan menurut bidang ilmu yang terdapat dan tersebar didalam Veda. Kitab ”gubahan” yang terdapat banyak sesudah Veda Sruti dan Srnrti itu adalah merupakan karya Nihandha. Dalam hal ini misal Sarasamuccaya adalah tergolong jenis Nibandha dalam rangkaiannya dengan Itihasa. Demikian pula kitab-kitab rontal/lontar yang memuat berbagai ajaran yang merupakan gubahan baik langsung maupun tak langsung, semuanya adalah merupakan kitab-kitab Nibandha.

Kitab-kitab filsafat seperti Purwamimamsa adalah digubah berdasarkan bagian-bagian tertentu dari kitab Brahmana dan demikian pula kitab-kitab Bhasya karya Sahara, Brhattika karya Kumarih, Sarasamuccaya karya Kathyayana (Wararuci) dan sebagainya.
Jadi sangat hanyak kitab yang penting yang perlu dikenal dibidang Nihandha itu. Kitab agama yang juga dikenal sebagai kitab Tantra, Brahmasutra, Vedantasutra, Wahya, Brahmamimamsa, Uttaramimamsa, dan berbagai nama-nama buku sebagaimana disebut didalam buku Vedaparikrama dan halaman 15 - 21, semuanya adalah tergolong jenis Nibandha.

Semua jenis Nibandha itu merupakan sumber ke II yang menurut ajaran pokok-pokok ajaran Hindu yang penting pula artinya. Untuk itu bila hendak menghayati ajaran Veda sebagaimana dikehendaki menurut ketentuan-ketentuan umum itu maka jelas peranan Nibandha menentukan arah perkembangan ajaran agama. ini tidak bertentangan dengan ajaran umum didalam Veda karena untuk menghayati Veda dianjurkan agar kita harus membaca semua atau kita harus mampu memahami dan berpandangan luas. Dengan demikian peranan ajaran Atmanastusti mempengaruhi perkembangan Nibandha.
Dengan uraian singkat ini kiranya cukup dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian ajaran Nibandha dalam rangkaian seluruh kitab Veda itu. Selanjutnya tergantung dan kita masing-masing bagaimana mamanfaatkan materi yang ada sebaik-baiknya.
Dalam hal ini, Veda membuka jalan yang lebih bijaksana dengan menetapkan fungsi dan tugas ,,Lembaga Parisada” sebagai lembaga majelis agama yang mempunyai fungsi judikatip bagi masyarakat Hindu. Tentang kedudukan Parisada ini diatur didalam Veda Smrti. (Manawadharmasastra XII. 109-115) yang perumusannya berbunyi sebagai berikut:

Ds. XII. 108.
Anamnatesu dharmesu katham syaditi ced bhawed.
yam sista brahmana bruyuh sadharmah syadacamkitah.
Artinya: :
Kalau ditanya bagaimana hukumnya sedangkan ketentuan itu belum dijumpai secara khusus maka para sista (ahli) dalam bidang itu akan menetapkannya sebagai ketentuan yang mempunyai kekuatan hukum.

 M. Ds. XII. 109.
 Dharmendhigatoyoistu Vedah saparibrhanah,
 tesista brahmãna jneyah sruti praptyaksahetawah.

Artinya:
Para Brahmana yang tergolong sista menurut Veda, adalah mereka yang mempelajari Veda lengkap dengan bagian-bagiannya dan dapat membuktikan pandangannya dari segi Sruti.


M Ds. XII. 110.
Dasãwarã wã parisadyam dharma parikalpayet,
 tryawarã wa’pi wrttasthä tam dharma na wicalayet.

Artinya :
Apapun juga bentuk Parisada itu jumlah anggotanya sekurang-kurangnya terdiri atas sepuluh orang atau tiga orang yang sesuai menurut fungsi jabatannya; keputusannya dinyatakan sah dan mempunyai kekuatan sah yang tidak boleh dibantah.

M. Ds. XII. 111.
 Traiwidyohaitukastarkamairuktodharma patnakah trayascasraminahpurwe parisatsyad  dasãwarã.

Artinya :
Tiga orang ahli dibidang Veda, seorang ahli dibidang lokika. seorang ahli dibidang Mimamsa, seorang ahli dibidang Nirukta, seorang ahli didalam pengucapan mantra dan tiga orang dari jenis golongan pertama merupakan anggota Parisada ahli yang terdiri atas 10 anggota.

M Ds. XII. 112.
Rg. Veda widyajurwicca samaVeda widewaca tryawarã parisajjneyãdharma  samsaryanirnaye.
Artinya :
Seorang yang ahli dibidang Rg. Veda, seorang yang mengerti YajurVeda dan seorang yang mengerti SamaVeda dinyatakan merupakan tiga anggota majelis Parisada yang mempunyai wewenang dalam memutuskan bila perumusan hukum Hindu itu diragukan.

Dari lima contoh diatas maka jelas bahwa lembaga Parisada mempunyai peranan penting pula sebagai lembaga yudikatip dalam menentukan rumusan-rumusan yang diperlukan karena suatu hal pasal-pasal yang diperlukan dibidang agama belum dijumpai atau masih diragukan.
Dengan berpedoman pada naskah-naskah ini maka tidaklah begitu sulit dalam mempergunakan Veda itu. Yang terpenting didalam penggunaan Veda ini seseorang harus memahami masalahnya dan mengetahui kira-kira tentang masalah yang dihadapi serta letak dimana ketentuan hukum itu akan dijumpai.  Inilah yang merupakan ajaran umum yang perlu dihayati bagi setiap Hindu dan mereka yang akan menyimpulkan berbagai tradisi Hindu menurut Veda.

sumber http://bimashindusultra.blogspot.com/2013/10/weda-kitab-suci-agama-hindu.html

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini