OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Kamis, 02 Januari 2014

NIBANDHA : Buku Yang Tidak Merupakan Kelompok Veda

 Jenis kitab-kitab Nibandha
Kelompok buku-buku yang tidak merupakan kelompok Veda tetapi isinya memberi pandangan tersendiri baik yang sependapat ataupun yang bertentangan dengan argumentasi atau alasan-alasan yang meyakinkan tetang kebenaran ajaran yang diketengahkan adalah merupakan kitab-kitab yang dapat digolongkan sebagai kelompok Nibandha. Sifatnya dapat berbentuk komentar, kritik atau ulasan-ulasan yang berdiri sendiri atau yang dikaitkan dengan salah satu pasal atau buku yang tergolong kelompok Veda. Ini penting karena apapun yang akan diketengahkan setidak-tidaknya ada kaitannya dengan Veda.

Secara tradisional sifat pengkaitan itu dibedakan antara bentuk sifat yang ortodok dan dengan yang bersifat hetherodok. Yang ortodok mengkaitkan langsung dengan sumber induknya, yaitu Veda, sedangkan yang hetherodok, tidak bersumber pada Veda melainkan berdiri sendiri dan Veda dianggap sebagai produk tidak otoriter bagi mereka. Golongan terakhir ini terdiri dari golongan Buddhis, Jaina dan Lokayatika yang ajarannya tersimpul dalam banyak buku. Walaupun demikian dari segi Hinduisme golongan Hetherodox ini adalah golongan Hindu pula.

Jenis kitab-kitab Nibandha itu banyak dan merupakan hasil karya ilmiah dari tokoh-tokoh pemuka agama Hindu. Karya mereka langsung membahas berbagai aspek terhadap berbagai persoalan menurut bidang ilmu yang terdapat dan tersebar didalam Veda. Kitab ”gubahan” yang terdapat banyak sesudah Veda Sruti dan Srnrti itu adalah merupakan karya Nihandha. Dalam hal ini misal Sarasamuccaya adalah tergolong jenis Nibandha dalam rangkaiannya dengan Itihasa. Demikian pula kitab-kitab rontal/lontar yang memuat berbagai ajaran yang merupakan gubahan baik langsung maupun tak langsung, semuanya adalah merupakan kitab-kitab Nibandha.

Kitab-kitab filsafat seperti Purwamimamsa adalah digubah berdasarkan bagian-bagian tertentu dari kitab Brahmana dan demikian pula kitab-kitab Bhasya karya Sahara, Brhattika karya Kumarih, Sarasamuccaya karya Kathyayana (Wararuci) dan sebagainya.
Jadi sangat hanyak kitab yang penting yang perlu dikenal dibidang Nihandha itu. Kitab agama yang juga dikenal sebagai kitab Tantra, Brahmasutra, Vedantasutra, Wahya, Brahmamimamsa, Uttaramimamsa, dan berbagai nama-nama buku sebagaimana disebut didalam buku Vedaparikrama dan halaman 15 - 21, semuanya adalah tergolong jenis Nibandha.

Semua jenis Nibandha itu merupakan sumber ke II yang menurut ajaran pokok-pokok ajaran Hindu yang penting pula artinya. Untuk itu bila hendak menghayati ajaran Veda sebagaimana dikehendaki menurut ketentuan-ketentuan umum itu maka jelas peranan Nibandha menentukan arah perkembangan ajaran agama. ini tidak bertentangan dengan ajaran umum didalam Veda karena untuk menghayati Veda dianjurkan agar kita harus membaca semua atau kita harus mampu memahami dan berpandangan luas. Dengan demikian peranan ajaran Atmanastusti mempengaruhi perkembangan Nibandha.
Dengan uraian singkat ini kiranya cukup dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian ajaran Nibandha dalam rangkaian seluruh kitab Veda itu. Selanjutnya tergantung dan kita masing-masing bagaimana mamanfaatkan materi yang ada sebaik-baiknya.
Dalam hal ini, Veda membuka jalan yang lebih bijaksana dengan menetapkan fungsi dan tugas ,,Lembaga Parisada” sebagai lembaga majelis agama yang mempunyai fungsi judikatip bagi masyarakat Hindu. Tentang kedudukan Parisada ini diatur didalam Veda Smrti. (Manawadharmasastra XII. 109-115) yang perumusannya berbunyi sebagai berikut:

Ds. XII. 108.
Anamnatesu dharmesu katham syaditi ced bhawed.
yam sista brahmana bruyuh sadharmah syadacamkitah.
Artinya: :
Kalau ditanya bagaimana hukumnya sedangkan ketentuan itu belum dijumpai secara khusus maka para sista (ahli) dalam bidang itu akan menetapkannya sebagai ketentuan yang mempunyai kekuatan hukum.

 M. Ds. XII. 109.
 Dharmendhigatoyoistu Vedah saparibrhanah,
 tesista brahmãna jneyah sruti praptyaksahetawah.

Artinya:
Para Brahmana yang tergolong sista menurut Veda, adalah mereka yang mempelajari Veda lengkap dengan bagian-bagiannya dan dapat membuktikan pandangannya dari segi Sruti.


M Ds. XII. 110.
Dasãwarã wã parisadyam dharma parikalpayet,
 tryawarã wa’pi wrttasthä tam dharma na wicalayet.

Artinya :
Apapun juga bentuk Parisada itu jumlah anggotanya sekurang-kurangnya terdiri atas sepuluh orang atau tiga orang yang sesuai menurut fungsi jabatannya; keputusannya dinyatakan sah dan mempunyai kekuatan sah yang tidak boleh dibantah.

M. Ds. XII. 111.
 Traiwidyohaitukastarkamairuktodharma patnakah trayascasraminahpurwe parisatsyad  dasãwarã.

Artinya :
Tiga orang ahli dibidang Veda, seorang ahli dibidang lokika. seorang ahli dibidang Mimamsa, seorang ahli dibidang Nirukta, seorang ahli didalam pengucapan mantra dan tiga orang dari jenis golongan pertama merupakan anggota Parisada ahli yang terdiri atas 10 anggota.

M Ds. XII. 112.
Rg. Veda widyajurwicca samaVeda widewaca tryawarã parisajjneyãdharma  samsaryanirnaye.
Artinya :
Seorang yang ahli dibidang Rg. Veda, seorang yang mengerti YajurVeda dan seorang yang mengerti SamaVeda dinyatakan merupakan tiga anggota majelis Parisada yang mempunyai wewenang dalam memutuskan bila perumusan hukum Hindu itu diragukan.

Dari lima contoh diatas maka jelas bahwa lembaga Parisada mempunyai peranan penting pula sebagai lembaga yudikatip dalam menentukan rumusan-rumusan yang diperlukan karena suatu hal pasal-pasal yang diperlukan dibidang agama belum dijumpai atau masih diragukan.
Dengan berpedoman pada naskah-naskah ini maka tidaklah begitu sulit dalam mempergunakan Veda itu. Yang terpenting didalam penggunaan Veda ini seseorang harus memahami masalahnya dan mengetahui kira-kira tentang masalah yang dihadapi serta letak dimana ketentuan hukum itu akan dijumpai.  Inilah yang merupakan ajaran umum yang perlu dihayati bagi setiap Hindu dan mereka yang akan menyimpulkan berbagai tradisi Hindu menurut Veda.

sumber http://bimashindusultra.blogspot.com/2013/10/weda-kitab-suci-agama-hindu.html

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini