OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Tampilkan postingan dengan label Tri kaya parisudha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tri kaya parisudha. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Mei 2023

3 Tiga perbuatan yang kotor

 Tiga perbuatan yang kotor 

Percikan Dharma

Tri Mala (Tiga perbuatan yang kotor)


Om Swastyastu

Umat sedharma, bahwa dalam hidup ini ada tiga hal yang harus dihindari yakni Moha, Mada dan Kasmala. Mengapa ketiga hal tersebut harus dihindari karena dapat membuat terperosok ke lembah kesengsaraan dalam hidup. 





Moha, artinya berpikir kotor atau dusta. Karena dengan berpikir kotor menjadi beban dalam hidupnya sehingga membuat bingung yang akhirnya berpikir sesuatu yang kurang baik walaupun belum tentu benar. Moha adalah kejahatan yang bertentangan dengan Manacika Parisudha.


Mada, artinya berarti berkata yang kotor atau dusta karena seseorang yang sering berkata kotor atau dusta menimbulkan kecongkakan dan kesombongan pada dirinya yang tidak bisa terkendali. Mada adalah kejahatan karena ucapan yang bertentangan dengan Wacika Parisudha.



Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :

Kasmala, artinya berbuat yang kotor atau dusta dalam hal ini bertentangan dengan Kayika Parisudha. Melakukan himsa karma yaitu perbuatan menyiksa atau membunuh makhluk lain. Melakukan kecurangan terhadap harta benda yaitu mencuri, merampok, mencopet dan lain-lain.


Umat sedharna demikian tiga hal tersebut yang harus dihindari baik kejahatan dalam pikiran, dalam perkataan maupun perbuatan yang kotor itu agar kehidupan diduna ini lebih nyaman dan tentram lahir dan batin.

Om Santih Santih Santih Om


Aris Widodo

Penyuluh Agama Hindu

Kota Serang

Senin, 13 Maret 2023

Tri Kerangka Agama Hindu

 Percikan Dharma

Tri Kerangka Agama Hindu


Om Swastyastu


Umat Se-dharma, agama Hindu disusun dalam Tri Kerangka Agama Hindu untuk memudahkan umat mempelajari, memahami, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tertuang dalam (Anonim: I.1968) yaitu

1. Brahma Widya (Widya Tattwa) yaitu:

    a. Widhi Tattwa

    b. Tattwa Upacara

2. Susila/Etika Agama yaitu :

    a. Samania Dharmasastra

    b. Naimitika Dharmasastra

    c. Karmya Dharmasastra

    d. Upacara Dharmasastra

3. Upacara Agama yaitu :

     a. Dewa Yajna

     b. Rsi Yajna

     c. Pitra Yajna

     d. Manusia Yajna

     e. Bhuta Yajna


Dalam agama Hindu Tri Kerangka Agama Hindu dibagi menjadi tiga yaitu Widhi Tattwa, Susila/Etika dan Upacara.


Widhi Tattwa 

Widhi Tattwa disebut juga Brahma Widya adalah falsafah /ajaran tentang Sang Hyang Widhi Wasa yang dimuat didalsm kitab suci Weda yang langgeng dan abadi. Dalam Widhi Tattwa mengupas tentang Ketuhanan, bagaimana menghaturkan ucapan terima kasih atas semua yang diberikan pada umat manusia.


Susila

Susila/Etika memuat ajaran dan petunjuk moral berperilaku baik. Sering juga disamakan dengan Dharmasastra, terdiri dari samania dharmasastra, nitya dharmasastra, naimitika dharmasastra dan kamya dharmasastra.

Samania dharmasastra artinya mirip, identik, serupa. Samania dharmasastra artinya dharma itu identik/mirip/serupa kitab suci, Agama, sastra-sastra dan ilmu pengetahuan.

Naimitika Dharmasastra artinya etika atau tata susila yang berlaku di dalam lingkungan atau kelompok terbatas.

Kamya Dharmasaatra, kamya artinya wajib. Ada hal-hal yang wajib dilaksanakan umat Hindu. Misalnya melakukan upacara Panca Yadnya, melakukan sembah bhakti kehadapan Hyang Widhi.


Upacara

Upacara sering kali disamakan artinya dengan upakara seperti telah disebutkan sebelumnya. Upacara ialah ritual atau tatacara yang memuat aturan-aturan untuk melaksanakan kegiatan ritusl tertentu dari agama. Ada lima yadnya yang dilakukan yaitu Dewa yadnya, Rsi yadnya, Pitra yadnya, Manusia yadnya dan Bhuta yadnya.


Tattwa, Susila dan Upacara merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaannya. Misalnya bila akan melakukan persembahyangan ke Pura. Sebelum datang di Pura, pikiran dan perasaan sudah ditujukan kehadapan Hyang Widhi.

Om Santih Santih Santih Om


Aris Widodo

Penyuluh Agama Hindu

Kota Serang

Selasa, 03 Januari 2023

Percikan Dharma Tri Kaya Parisudha

 Percikan Dharma  Tri Kaya Parisudha

Om Swastyastu

percikan dharma

Umat sedharma yang bahagia, ada tiga hal yang harus kita lakukan yakni berpikir yang benar, berbicara yang benar dan berbuat yang benar. Dalam hal ini manusia dibekali akal dan pikiran yang lengkap diantara makhluk hidup lainnya, untuk itu dalam berpikir harus mampu

membuat semua makhluk hidup bahagia. Oleh karena itu berpikir yang  tentu akan berakibat pada ucapan dan perilaku yang baik pula sehingga akan membuat suasana yang menyenangkan.


Umat sedharma, dengan ucapan yang baik dan benar tentu akan memberikan fibrasi yang baik pula dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan ini memang sangat dibutuhkan ucapan atau perkataan yang baik akan membuat hidup lebih menyenangkan.


Sedangkan dalam berbuat baik tentu tidak akan lepas dari apa yang ada dalam pikiran kita, karena semua berpulang pada pikiran datangnya. Dengan modal tiga hal ini apabila dilaksanakan terus menerus tentu akan dengan mudah mendapatkan tiket menuju swarga loka, karena dengan jalan dharma tersebut itulah swarga loka bisa dicapainya. 

Om Santih Santih Santih Om


Aris Widodo

Penyuluh Agama Hindu

Kota Serang

Rabu, 13 April 2022

APAKAH TRI PRAMANA ITU ?

 APAKAH TRI PRAMANA ITU ?

TRI PRAMANA

 

Tri, berarti tiga; pramana, berarti; cara, jalan ukuran. Tri Pramana mengandung pengertian; Tiga cara atau jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Tri Pramana terdiri pada : Pratyaksa Pramana, Anumana Pramana dan Agama (Ҫabda) Pramana.

 


Pada Wrehaspati Tattwa 26, dijelaskan :


Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :

“Adapun orang yang menggunakan Tri Pramana: Pratyaksa, Anumana, Agama. Pratyaksa artinya dapat dilihat dan dipegang, Anumana artinya sebagai halnya melihat asap dari jauh, sebagai tanda bukti adanya api, dan Agama Pramana ialah pengetahuan yang diberikan (diceritakan) oleh guru. Orang yang menggunakan Tri Pramana untuk mendapatkan pengetahuan, maka dialah yang dapat mencapai pengetahuan yang lengkap”.

 

Penjelasan singkat mengenai Tri Pramana :

Pratyaksa Pramana :

Pengetahuan yang di dapat dengan cara pengamatan, penghayatan, pembuktian langsung dengan panca indriya (penglihatan, penciuman, pendengaran, sentuhan, dan raba).

 

Anumana Pramana

Pengetahuan yang di dapat dengan pemikiran yang logis, teratur, rasional, menimbang dengan akal berdasarkan tanda atau gejala-gejala yang kelihatan untuk menentukan atau menyimpulkan sesuatu. “ Yatra-yatra dhumah, tatra, tatra wahnih “ ( dimana ada asap, disana ada api )

 

Agama ( Ҫabda ) Pramana

Pengetahuan yang di dapat dengan jalan mendengarkan kata-kata saja tetapi belum pernah membuktikan secara langsung dengan panca-indriya.





Senin, 11 Februari 2019

Naskah Mimbar Agama Hindu Acara Talkshow Radio.

Dalam acara Talkshow atau bincang-bincang biasanya dipersiapkan naskah siaran agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Naskah yang dipersiapkan disesuaikan dengan tema yang akan diperbincangkan. Seperti halnya kegiatan Talkshow mengenai Mimbar Agama Hindu dengan tema Makna Sembahyang bagi umat Hindu. Berikut Admin postingkan naskah Talkshow yang dapat dipersiapkan saat acara Talkshow, sumber-sumber naskah dari literatur kami, klik disini semoga bermanfaat.


Penyiar :
Membuka acara talkshow
Penyiar :   
Apa yang dimaksud dengan bersembahyang menurut agama Hindu. Mohon penjelasannya.
Narasumber :
Pendengar yang budiman. Sembahyang atau bisa disebut puja, artinya menyembah atau memuja Tuhan, Ida SangHyang Widhi Wasa, yang disampaikan dengan mantra, baik itu mantra dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa daerah kita, kemudian dilakukan dengan sikap tubuh tertentu, seperti duduk bersila untuk laki-laki dan duduk bersimpuh untuk perempuan serta dengan sikap tangan tertentu.

Penyiar :     
Lalu apa yang dimaksud denan  berdoa. Mohon penjelasannya.


Narasumber : 
Sedangkan berdoa, doa berasal dari bahasa Arab yang artinya memohon, bisa dilakukan dengan bebas, tidak perlu bahasa khusus atau sikap khusus. Ada yang hanya dengan menengadahkan tangan saja atau menundukkan kepala.

Penyiar :    
Apakah bisa diuraikan arti kata Sembahyang ?
Narasumber :
Sebutan “Sembahyang” berasal dari dua kata yaitu sembah dan hyang .
Sembah adalah memberikan dengan tulus ikhlas rasa hormat atau menyajikan dengan hati yang bersih tanpa meminta imbalan. Tata krama bersembah merupakan laku layan atas dasar pengabdian. Sama sekali tidak ada unsur paksaan atau dibawah tekanan dan ancaman apapun karena laku sembah merupakan kesadaran tertinggi.
Hyang ( eyang, biyang, moyang ) adalah bibit-bibit (cikal bakal) atau inti segala sumber. Pada pengertian yang lebih luah-mendalam maknanya ialah yang menyebabkan terjadinya sesuatu keberadaan dan keadaan atau sebagai sebab atas segala kejadian.
Maka Ber-Sembahyang  adalah menyediakan atau memberikan diri secara tulus penuh kepasrahan (sukarela) untuk dihidupkan oleh Hyang Maha Kuasa (sebagai sumber inti dari segala keberadaan dan keadaan).

Penyiar :     
Lalu benarkah bersembahyang itu lama ?
Narasumber  :
Para Pendengar Radio RRI Banten yang berbahagia. Bersembahyang itu tidak lama. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan penuh keyakinan dan ketulusan, tidak ada waktu yang relatif lama. Duduk di hadapan Hyang Widhi seharusnya kita berbahagia, gembira dan tenang, karena waktu kita memang untuk Hyang Widhi.

Penyiar :     
Bersembahyang itu  kenapa harus didahului dengan ber-Trisandya.
Narasumber   :
Ber-Trisandya termasuk dalam bersembahyang harian, karena dalam agama kita ada waktu-waktu tertentu dalam bersembahyang, yang pertama pada hari raya umum, seperi Galungan dan Kuningan, Saraswati, Siwaratri dan lain sebagainya. Kemudian yang kedua kita bersembahyang pada saat ada upacara-upacara Panca Yadnya, yang ketiga secara berkala, seperti Purnama-Tilem, Tumpek, atau Rerainan. Dan Tri Sandya dikatagorikan dalam bersembahyang harian, rutin, Nitya Karma Puja yang dilakukan tiga kali sehari yang menurut petunjuk Kitab Suci Rg Weda Mandala V sukta 54 mantra 6 dan Rg Weda Mandala VIII sukta 31 mantra 1. Ini disebut Tri Sandya  (Tiga Peralihan Waktu)

Penyiar :   
 Dalam Sastra atau kitab suci Hindu, dimana terdapat petunjuk yang berkaitan dengan Tri Sandya itu.
Narasumber   :
Petunjuk tentang Tri Sandya terdapat dalam Veda dan di dalam Taittiriya Upanisad bahwa pelaksanaan sembahyang waktunya adalah pada saat sandya (peralihan waktu, yaitu pagi, tengah hari dan menjelang malam). Demikian juga petunjuk di dalam Chandogya Upanisad; prapataka II, canda 24, mantra 1, ketiga waktu sembahyang itu disebut dengan istilah Pratah Savanam (pagi), Madyandina Savanam (tengah hari) dan Trtiya Savanam atau disebut juga Sandya Savanam (menjelang malam).

Penyiar : 
Tadi disampaikan bahwa bersembahyang itu adalah menyembah Ida Sanghyang Widhi yang diiringi dengan mantra. Apakah Mantra itu ? Mohon pencerahannya.
Narasumber  :
 Pendengar yang budiman. Salah satu kata yang paling luas dipergunakan dalam teks keagamaan yang berbahasa Sanskerta adalah Mantra. Secara etimologi Mantra didefinisikan sebagai “Itu yang melindungi” . TRA ; Melindungi, to protect, ketika diucapkan secara berulang dan direnungkan. MAN ; berpikir, merenung, to think, to reflect.
Kata Mantra mempunyai dua arti; bagian-bagian yang berbentuk puisi dari Veda dan nama-nama dan suku kata yang digunakan untuk mengidentifikasikan atau mengambil hati para Dewa. Yang pertama bersifat Veda dan yang kedua bersifat Tantrik.

Penyiar :  
Selain dengan cara Bersembahyang, kegiatan apa lagi yang merupakan bagian dari ibadah Umat Hindu ?
Narasumber :
Dalam agama Hindu, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan bisa dalam bentuk Yadnya dan Yoga. Pemujaan kepada Tuhan dengan penuh cinta;
bhajan, atau bhajana , dari akar bhaj = mencintai, memuja, memuji, kidung, japa bhakti secara individu atau kelompok untuk memuja Yang Suci.
Kirtana atau kirtanam = menyanyikanpujian kepada Tuhan,
Japa, salah satu dari sembilan bentuk bhakti.
Kidung-kidung yang indah itu adalah ekspresi rasa cinta dan keindahan kita kepada Tuhan, dalam aspek Saguna Brahman.
Sembahyang sebenarnya adalah bentuk dari Bhakti Yoga. Sedangkan Jnana Yoga dan Raja Yoga, meditasi (Dhyana Yoga) adalah bentuk hubungan kita dengan Tuhan dalam aspek Nirguna Brahman.

Penyiar :
Apa perbedaan masing-masing sembah pada sembahyang Panca Sembah ? mohon pencerahannya
Narasumber    :
Sembah pertama itu adalah penyucian atman, sembah kedua memohon agar Siwa Raditya berkenan sebagai saksi. Sembah ketiga, pemujaan untuk Brahman atau Istadewata, termasuk para leluhur yang setingkat dengan dewata. Sembah keempat permohonan anugrah, dan ke lima ucapan terima kasih.

Penyiar : 
Setelah bersembahyang kita mendapat Tirtha dan Bija, mohon pencerahannya Apa manfaat Tirtha dan Bija ?
Narasumber    :
Di dalam Veda disebutkan manfaat tirtha sebagai berikut :
“Bersihkan, Air, apapun dosaku, kesalahanku apapun yang telah kulakukan, kutukan apapun yang telah kukatakan, dan kebohongan apapun yang telah kuucapkan”
Tirtha adalah air suci, yaitu air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu; Pertama dengan cara memohon dihadapan pelinggih Ida Bhatara melalui upacara tertentu. Yang kedua dengan cara membuat (ngareka) yang dilakukan dengan mengucapkan puja-mantra tertentu, tentunya hanya oleh orang yang sudah berwenang, yaitu seorang Pandita, Pedanda, Sulinggih lainnya.
Kemudian Bija, mebija dilakukan setelah metirtha merupakan rangkaian terakhir dari suatu upacara persembahyangan. Bija atau Wija adalah lambang dari Kumara, yaitu putra atau wija Bhatara Siwa. Mabija mengandung makna menumbuh-kembangkan benih ke-Siwa-an itu dalam diri manusia.

Penyiar : Closing



Jumat, 09 Mei 2014

Manusia yang Dekat dengan Tuhan Semakin Sedikit

hindu bali
Fotografer
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara ciptaan-Nya yang lain, karena dilengkapi dengan pusat kendali Jiwa yang terbaik, pusat dari segala kemampuan yang maha dahsyat yaitu Otak. Otak merupakan pusat dari segala-galanya pada manusia. Sumber untuk berpikir, berkata dan bertindak. (Tri Kaya Parisudha) Berpikir;  mana yang baik dan mana yang tidak baik dalam kehidupan masyarakat yang telah diajarkan oleh Tuhan melalui agama-agama yang ada. Berkata; dengan tata kerama kesopanan, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan, yang mana kitab-kitab suci pada masing-masing agama yang dengan jelas mengajarkan tentang hal ini. Demikian pula dengan bertindak; kemampuan berpikir yang disertai dengan kegiatan anggota tubuh lainnya, yang mana mulai dari kitab suci hingga orang yang menjadi panutan tidak lagi dijadikan contoh. Semua itu bermuara dan bergantung dari Otak.



Tuhan memahami keadaan manusia yang tidak mampu mengendalikan diri bila hanya dilengkapi dengan Otak, untuk itulah Tuhan memberi kita Hati.  Lambang cinta adalah Hati bukan Otak . Hati selain  memiliki kemampuan untuk menangkap rangsangan Panca Indra , juga  mampu memilah dengan lebih halus dari pada otak. Hati mampu berpikir, berkata dan bertindak lebih bijaksana dari pada otak.  Rangsangan Panca Indra kita yang diterima oleh Otak menghasilkan respon yang cepat namun terkadang kurang menguntungkan, sedangkan bila diterima oleh Hati akan menghasilkan respon yang lebih lembut dan cendrung menyejukkan. Hubungan Otak dan Hati, tidak selalu mesra, putus nyambung –putus nyambung.  :)


Manusia dewasa ini lebih sering menggunakan Otak dari pada Hati dalam berhadapan dengan sesama manusia, padahal Tuhan itu berada di Hati kita. Tuhan bersemayam dalam Hati setiap manusia ciptaan-Nya. Semakin dekat kita dengan Hati kita semakin dekat pula kita dengan Tuhan. Manusia yang cendrung menggunakan Otak dalam setiap merespon rangsangan Panca Indra semakin jauh dengan Tuhan. 


Dalam berpikir tentang manusia, pergunakan Hati kita yang paling dalam, siapa yang sedang anda hadapi, Ya, Tuhan, yang sedang saya hadapi adalah Ciptaan-Mu. Dalam kita berkata sesama manusia, ucapkan dalam Hati, Ya, Tuhan, saya sedang berkata dengan Ciptaan-Mu. Dalam kita bertindak terhadap manusia, salurkan ke Panca Indra kita dengan suara Hati, Ya, Tuhan, semua ini adalah Ciptaan-Mu.

Kamis, 17 Oktober 2013

Implikasi Keyakinan Atas Prilaku

Semangat Hindu. Kepercayaan akan Karma seharusnya membawa implikasi-implikasi etis pada prilaku, seperti suka bekerja keras, bertanggung jawab dan jujur.

Bekerja keras atau rajin. Karena dengan bekerja lebih keras ia menjadi manusia yang lebih baik. Kebahagiaan terletak pada upaya, makin besar upaya, makin besar kebahagiaan. Demikian kata Mahatma Gandhi.

Bertanggung jawab. Jika suatu yang buruk terjadi, orang yang percaya pada Karma, pertama akan melakukan instrospeksi atau mulat sarira, apa yang salah pada dirinya. Ini tanda ia mengakui tanggung jawabnya dan ingin memperbaiki kesalahan itu. Dia tidak menyalahkan puhak lain (Tuhan, Setan, atau Orang disekitarnya). Sekalipun pihak lain mungkin merupakan salah satu faktor, tetapi ia tidak dapat memperbaiki mereka.

Jujur. Karena kalau berbuat tidak baik, hasil buruk akan menimpa si pelaku. Dalam Karma tidak ada penebusan dosa melalui ibadah, misalnya puasa. Upawasa, tapa, samadi bahkan sembahyang adalah untuk kepentingan kita, untuk kejernihan, ketenangan dan kedamaian pikiran dan hati, untuk kesehatan mental kita, untuk memperdalam spiritualitas. Sama seperti olah raga untuk memperkuat badan si pelaku, bukan untuk menyehatkan Tuhan. Ada yang mengajarkan bahwa ibadah itu karena dan untuk Tuhan. Ini adalah cara beragama kanak-kanak. Waktu kecil kita makan, mandi atau belajar karena takut pada orang tua. Tetapi setelah dewasa, kita melakukan semua itu karena sadar akan manfaatnya bagi diri sendiri.

Jujur sangat bersifat pribadi, sering saat berdoa atau bersembahyang kita memohon ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak. Pertanyaannya, kenapa harus memohon ampun pada kesalahan yang disengaja ? Bukankah kita sadar akan perbuatan tersebut salah, kenapa harus dilakukan ? Karma tidak mengenal perbuatan sengaja maupun tidak, semua akan memberikan hasil yang setimpal, maka berbuatlah selalu berdasarkan Tri Kaya Parisudha; berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik. Selalu berada di Jalan Dharma akan menuntun kita pada kebahagiaan abadi. (RANBB)

-->

CHANNEL YOUTUBE SAYA - MOHON DI SUBSCRIBE

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om alien menurut hindu Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman avatara sloka babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu BELAJAR ISTILAH AGAMA HINDU bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme buku hindu terpopuler Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Cinta Kasih Dalam Perspektif Hindu Dana Punia Deva adalah sinar suci Brahman Deva Brahma Deva Indera dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu donasi buku hindu epos mahabharata ramayana filosofi pohon bambu filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa jual buku hindu kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu Keruntuhan Agama Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa Maharsi Atri Maharsi Bharadvaja Maharsi Gritsamada Maharsi Kanva Maharsi Vamadeva Maharsi Vasistha Maharsi Visvamitra manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga sapta rsi Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah sejarah agama hindu Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka bhatara sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tujuh penerima wahyu tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad upaweda Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam VEDA ADALAH ILMU PENGETAHUAN SUCI vedangga Vijaya Dashami Wasudewa Kutumbhakam widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini