Percikan Dharma Kepemimpinan Jawa Kuna
Om Swastyastu
Umat se-dharma, dalam kehidupan ini ada kepemimpinan menurut jawa kuna yang bisa dijadikan pedoman atau pegangan untuk memimpin. Ada tiga landasan atau pedonman yang bisa dipakai sebagai acuan yaitu:
1. Tri Dharma (tiga landasan pengabdian)
a. Rumangsa melu handarbeni (merasa ikut memiliki artinya seorang pemimpin merasa memiliki dan dimiliki rakyat dan negaranya.
b. Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mengamankan) artinya seorang pemimpin wajib melindungi rakyat dan mengamankan negaranya dari ancaman musuh-musuhnya.
c. Mulat sarira hangrasa wani (berani mawas diri / instrupeksi dan retrospeksi, untuk selanjutnya melakukan koreksi dan perbaikan.
2. Landasan Diplomasi
a. Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta) maksudnya pemimpin selalu bersyukur dan merasa berkecukupan dan selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat.
b. Ngelurug tanpa bala (menyerang tanpa bala tentara) maksudnya menggunakan cara persuasi/strategi pendekatan/lobiing serta diplomasi dalam memgalahkan lawan politiknya.
c. Menang tanpa ngasarake (menang tanpa mengalahkan) maksudnya berusaha cari jalan keluar tanpa orang lain merasa dirugikan (ambil ikannya, tetapi airanya jangan sampai keruh).
d. Weweh tanpa kelangan (memberi tanpa kehilangan) maksudnya setiap pengorbanan pemimpin dilandasi dengan ikhlas (karena setiap pengorbanan pasti berpahala/tidak sia-sia).
3. Berpedoman Pada Sifat Profesi
a. Sifat Raja/Ratu : bijaksana, adil, berpedoman pada kebenaran (ambeg Paramartha)
b. Sifat Pandita : menjauhi hal-hal/kemewahan duniawi, taat pada pantangan (brata).
c. Sifat Petani : jujur, sederhana, tekun, ulet, terbuka (blaka).
d. Sifat Guru : memberikan tauladan yang baik kepada pengikutnya.
Demikian sekelumit kepemimpinan menurut Jawa Kuna yang masih bisa diikuti atau diterapkan oleh pemimpin di masa kini dan masa mendatang karena masih relevan untuk diterapkan dalam kepemimpinan.
Om Ssntih Santih Santih Om
Aris Widodo
Penyuluh Agama Hindu
Kota Serang