Pujawali Pura Amrtha Jati Cinere (22/7).
Umat Hindu Jakarta. Tradisi Ngiring Pekuluh setiap Pujawali Umat Hindu Jakarta, Bogor, Bekasi dan Banten merupakan tradisi "ngelunganin" pada pujawali salah satu Pura di lingkungan wilayah ini. Ini sedikit berbeda dengan pujawali di Bali. Namun hal ini juga terjadi di Bali saat pujawali besar di Pura Besakih, pada saat Bhatara Turun Kabeh atau pada satu dua pura yang mempunyai ciri khusus. Lihat foto pura se Jabodetabek
Di Jakarta sudah menjadi tradisi bahwa pekuluh pura-pura di Jakarta dan sekitarnya ini lunga ke iring para umat penyungsungnya, ke Pura yang sedang katuran Pujawali. Ibarat kata berkunjung ke rumah teman yang sedang berulang tahun. Untuk maksud tersebut biasanya dibuatah "asagan" untuk linggih Pekuluh dan Daksina Palinggih sane rawuh. Daksina Palinggih dihias dengan bunga anggrek, crysiam, dilengkapi pula daksina, pucuk daun sirih dan dupa.
Bila kita perhatikan Pura di Jakarta dan sekitarnya terdapat pelinggih Bale Papelik. Bale Papelik ini berfungsi untuk tempat Daksina Pelinggih yang rawuh.
Seperti halnya pada Pujawali Pura Amrtha Jati Cinere pada Purnama sasi Kasa ini, pada tanggal 22 Juli 2013, umat Hindu Ciledug yang sebagai pengempon Pura Dharma Sidhi melaksanakan tradisi ini. Diawali dengan pembuatan asagan Daksina Palinggih linggih Ida Bhatara Sesuhunan Kahyangan Pura Dharma Sidhi, kemudian persembahyangan sebelum keberangkatan ke tempat pujawali, dan setelah kembali dari tempat pujawali kita ngeluhuring Ida Bhatara di pura masing-masing.
Tradisi ini sangat bermanfaat bagi umat Hindu di dalam meningkatkan Srada dan Bhakti-nya, meningkatkan rasa memiliki Pura Kahyangan di wilayah ini, meningkatkan rasa menyama braya, dan meningkatkan solidarias umat. Sagilik Saguluk Paras Paros Sarpanaya menyama Braya di daerah rantauan.
Silakan Lihat Video Tradisi Ngiring Pekuluh umat Hindu di Jakarta.
(RANBB)
Umat Hindu Jakarta. Tradisi Ngiring Pekuluh setiap Pujawali Umat Hindu Jakarta, Bogor, Bekasi dan Banten merupakan tradisi "ngelunganin" pada pujawali salah satu Pura di lingkungan wilayah ini. Ini sedikit berbeda dengan pujawali di Bali. Namun hal ini juga terjadi di Bali saat pujawali besar di Pura Besakih, pada saat Bhatara Turun Kabeh atau pada satu dua pura yang mempunyai ciri khusus. Lihat foto pura se Jabodetabek
Di Jakarta sudah menjadi tradisi bahwa pekuluh pura-pura di Jakarta dan sekitarnya ini lunga ke iring para umat penyungsungnya, ke Pura yang sedang katuran Pujawali. Ibarat kata berkunjung ke rumah teman yang sedang berulang tahun. Untuk maksud tersebut biasanya dibuatah "asagan" untuk linggih Pekuluh dan Daksina Palinggih sane rawuh. Daksina Palinggih dihias dengan bunga anggrek, crysiam, dilengkapi pula daksina, pucuk daun sirih dan dupa.
Bila kita perhatikan Pura di Jakarta dan sekitarnya terdapat pelinggih Bale Papelik. Bale Papelik ini berfungsi untuk tempat Daksina Pelinggih yang rawuh.
Seperti halnya pada Pujawali Pura Amrtha Jati Cinere pada Purnama sasi Kasa ini, pada tanggal 22 Juli 2013, umat Hindu Ciledug yang sebagai pengempon Pura Dharma Sidhi melaksanakan tradisi ini. Diawali dengan pembuatan asagan Daksina Palinggih linggih Ida Bhatara Sesuhunan Kahyangan Pura Dharma Sidhi, kemudian persembahyangan sebelum keberangkatan ke tempat pujawali, dan setelah kembali dari tempat pujawali kita ngeluhuring Ida Bhatara di pura masing-masing.
Tradisi ini sangat bermanfaat bagi umat Hindu di dalam meningkatkan Srada dan Bhakti-nya, meningkatkan rasa memiliki Pura Kahyangan di wilayah ini, meningkatkan rasa menyama braya, dan meningkatkan solidarias umat. Sagilik Saguluk Paras Paros Sarpanaya menyama Braya di daerah rantauan.
Silakan Lihat Video Tradisi Ngiring Pekuluh umat Hindu di Jakarta.
(RANBB)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan