PENJELASAN TALATAH BASARAH (SARANA PERSEMBAHNYANGAN) "BERAS"
Umat Hindu Kaharingan. Dalam bahasa Sangiang, Behas (beras/ bija) disebut dengan nama "Behas manyangen Tingang".. Penggunaan beras(bija) berlatar belakang pada masa penciptaan Alam semesta, Ranying Hatalla Langit (Ida Sang Hyang Widhi) menciptakan Behas (bija) untuk menjaga kelangsungan kehidupan Raja Bunu yang menjadi asal mula manusia di dunia ini dan kelangsungan hubungan dengan Ranying Hatalla Langit (Sang Hyang Widhi)..
Dari Mithologi tersebut Umat Hindu Kaharingan menyakini bahwa di dalam beras (bija) telah terkandung kekuasaan Ranging Hatalla Langit, sehingga menjadi sarana yang menghubungi manusia dengan Tuhan. Hal ini dibuktikan dalam sebuah tawur, yang berbunyi "Balang Bitim jadi isi, hampuli balitam jadi daha, diya balang bitim injamku akan duhung laung rawei pantai danum kalunen, isen hampuli balitam bunu bamban panyaruhan tisui luwuk kampungan bunu",..
Artinya :"Behas manyangen tingang (bija) bukan hanya sebagai kelangsungan hidup manusia, ia juga sebagai perantara manusia dengan Raying Hatalla Langit (Sang Hyang widhi) serta sebagai perantara antara manusia dengan para leluhur."
sumber : https://www.facebook.com/pages/Hindu-Kaharingan/108376362529795?sk=notes
Umat Hindu Kaharingan. Dalam bahasa Sangiang, Behas (beras/ bija) disebut dengan nama "Behas manyangen Tingang".. Penggunaan beras(bija) berlatar belakang pada masa penciptaan Alam semesta, Ranying Hatalla Langit (Ida Sang Hyang Widhi) menciptakan Behas (bija) untuk menjaga kelangsungan kehidupan Raja Bunu yang menjadi asal mula manusia di dunia ini dan kelangsungan hubungan dengan Ranying Hatalla Langit (Sang Hyang Widhi)..
Dari Mithologi tersebut Umat Hindu Kaharingan menyakini bahwa di dalam beras (bija) telah terkandung kekuasaan Ranging Hatalla Langit, sehingga menjadi sarana yang menghubungi manusia dengan Tuhan. Hal ini dibuktikan dalam sebuah tawur, yang berbunyi "Balang Bitim jadi isi, hampuli balitam jadi daha, diya balang bitim injamku akan duhung laung rawei pantai danum kalunen, isen hampuli balitam bunu bamban panyaruhan tisui luwuk kampungan bunu",..
Artinya :"Behas manyangen tingang (bija) bukan hanya sebagai kelangsungan hidup manusia, ia juga sebagai perantara manusia dengan Raying Hatalla Langit (Sang Hyang widhi) serta sebagai perantara antara manusia dengan para leluhur."
sumber : https://www.facebook.com/pages/Hindu-Kaharingan/108376362529795?sk=notes
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan