Pitrayana - Dewayana
Sarassamuscaya Sloka 391
panthanau pitrayanasca devayanasca visrutan, janminah pitrayanena devayanena moksina.
Rwa tika marga ngaranya, hana pitrayana, hana dewayana, ika sang grhasthakarma, sang makanusthana puja, pancayajnadi, pitrayana, ngaranika marga tinutnia, kunang ika sang nistrsna, tyaktaparigraha, kewala atinggal, dewayana ngaranika marga tinutnira.
Artinya
Adalah dua jalan yaitu pitrayana dan dewayana; laksana sang grihastha, yaitu melakukan puja seperti pancayadnya, jalan yang dianut itu namanya pitrayana; orang yang telah meninggalkan keduniawian, yaitu yang telah dengan ikhlas meninggalkan anak, istri dan kekayaan, dewayadnya nama bahwa ada dua jalan yang dilalui oleh orang-orang yogi menuju ke tempat akhir; jalan yang pertama disebut "dewayana", nenyebabkan orang yang melaluinya setelah sampai di tempat tujuan tidak kembali lagi ke dunia yang fana, sedangkan jalan yang kedua disebut "pitrayana" ditempuh oleh jalan yang akan balik kembali; untuk jelasnya dipersilahkan memeriksa dan membaca sloka (dari Bhagawadgita VIII 4 dan 26), "tyaktaparigraha", harta kepunyaan , anak-anak dan istri jadi berarti; "yang ditinggalkan pergi harta kepunyaan serta anak-anak dan istrinya." "Kewalatinggal" dan "kewala" + "atinggal" "kewala" berarti pula semu, suluruh, segala, "atinggal" = meninggalkan; kewalatinggal dapat dianggap keterangan lebih lanjut dari "tyaktsparigraha".
Ulasan
Bahwa sesungguhnya pitrayana dan dewayana sangat erat kaitannya karena sebelum sampai ke dewayana harus melalui pitrayana dulu. Dalam.hidup ini kita melewati kehidupan dari para leluhur terlebih dahulu baru kemudian orang tua kita dan baru sampai pada kita semua.
Pitrayana dan dewayana dilakukan dengan cara panca yadnya agar apa yang telah kita nikmati ini adalah anugrah dari beliau semuanya.