DEWA TATTWA
Adapun materi pokok yang diajarkan dalam Lontar Dewa Tatwa ini adalah uraian tentang tata upacara mendirikan bangunan suci, arca, dan juga bermacam pedagingan bangunan suci dengan segala upakaranya.
Dalam membangun tempat suci, seperti Meru, Gedong, Prasada, Padmasana, Ibu, semuanya hendak dilengkapi dengan Padagingan Nista, Madya, Utama.
Tentang proses pembangunan tempat suci sepatutnya terlebih dahulu disucikan dengan upakara Prayascita, Suci, Pajati, Rayunan Putih Kuning, Pangambeyan, Sasayut Durmanggala, Pras, Panyeneng, Rantasan, Daksina, Sesari 500.
Tentang Kahyangan tempat suci yang terkena musibah (cuntaka) hendaknya disucikan dengan upacara Manyawang, mohon perkenan wara nugraha Sang Hyang widhi dengan rentetan upacara Ngenteg Linggih Bhatara, menghilangkan kekotoran, akhirnya melaksanakan upacara Pasasapuh dengan menghaturkan upacara Guru Piduka, dan lain-lain.
Selain itu, dalam lontar ini juga diuraikan mengenai Upacara Ngusabha Desa Nini dengan segala upakaranya, tata cara membangun Palinggih Prajapati dan juga upacara di Kuburan, upacara Malabuh Gentuh di laut, Panjegjengan Hyang Narmada, Pancawalikrama, tentang jenis sesayut dan kepada siapa ditujukan, tentang ruwatan Sang Hyang Aghora untuk menghilangkan segala kekotoran dalam tubuh, dll.
Sumber : http://baliculturegov.com/2009-10-06-09-01-33/konsep-konsep-budaya.html
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan