Tuhan Menurut Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan.
Tuhan itu gaib, ada dimana-mana dan tidak terbayangkan. Kitab Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan menyatakan bahwa Tuhan itu ada dimana-mana. Dia gaib dan sukar dibayangkan, bagaikan ether. Di bawah ini berturut-turut adalah pernyataan dari Kitab Bhuwanakosa dan Dangdang Bang Bungalan dimaksud :
Siwas sarwa gata suksmah
bhutanam antarikswat
acintyam mahagrhyante
naindriyam parigrhyante
Bhatara siwa sira wyapaka
sira suksma tar kneng agen-agen
kadyangganaing akasa sira
tan kagrahita dening manah mwang indriya
Artinya :
Tuhan itu ada dimana-mana, Dia gaib sukar dibayangkan bagaikan angkasa atau ether, Dia tidak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indria.
Ya iku sengguh tanakku sira ta nunggalaken bhuwana ngaranika, nihan ta upamanta sira waneh, kalinganyane kadyangganing manuk sanga manon, mur tan pahelar, malesat tan pacikara, manon ndtana pamata, mangrengo tan patilangan, mangambu tan pangrana, magamelan tan patangan, lumaku tan pasuku, rumasa rasa tan paidep, ta papurus ya jana jana prawerti, tatan panak yaya wrdhhi, tan paweteng yaya amangan, tan pailat yaya mangrasani.
Dangdang Bang Bungalan
Artinya :
Demikian itulah Dia disebut. Ia yang menunggalkan bhuwana. Adapun perumpamaannya adalah Tuhan itu bagaikan burung, terbang tanpa sayap, kian kemari tanpa kepala, melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga, membau tanpa hidung, memegang tanpa tangan, bergerak tanpa kaki, merasakan tanpa berperasaan, melahirkan tanpa berciri jantan atau betina, tidak beranak tetapi membiak, tidak berperut tetapi hidup, tidak bermulut namun dapat menikmati, tidak berlidah tetapi dapat merasakan.
Ndan sira sang malekasing rat kabeh
pinangan sari-sari awaknira, sira pinaka
doning sang wiku, sira ta luputing taya
luputing bayu, apan bayunira ikang bayu
liputing idep apan idepira ikang idep
luputing sabda apan sabdanira ikang sabda
luputing tutur sira, apan tutur ira ikang tutur
Dangdang Bang Bungalan
Artinya :
Maka Dia mengkodratkan alam semesta yang dinamakan sar-sari wujud-Nya. Dialah yang menjadi tujuan orang beriman, Ia tidak memerlukan hawa, karena Dia adalah hawa dari hawa, tidak memerlukan suara, karena Ia adalah suara dari suara, tidak berperasaan karena Ia adalah perasaan dari perasaan, tidak memerlukan kesadaran karena Ia adalah sumber kesadaran.
sumber bacaan buku Brahman Eksistensi, Perwujudan dan Sifat-Sifat Tuhan Menurut Kitab Suci dan Susastra Hindu Lainnya oleh Drs.K.M.Suhardana. (
RANBB)