Suasana sakral terpancar saat peninjuan dan peresmian Pura Agung Jagat Natha, tempat ibadah umat Hindu Kalsel, di kawasan Jalan Gatot Subroto Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (2/5/2015) petang.
Upacara Agnihotra atau upacara persembahan atau pemujaan dengan media penyalaan api membuat suasana sakral.
Sejumlah pejabat Kalsel, menyaksikan langsung upacara tersebut, seperti Gubernur Kalsel H Rudi Arifin, Danrem 101 Antasari, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali I Gusti Alit Putra, Kepala Kanwil Kemenag Kalsel HM Tamrin, Pemimpin Umum Banjarmasin Post Group H (P) Rusdi Effendi AR, Pemimpin Redaksi Yusran Pare, Ketua FKUB Kalsel HM Fadhly Mansur, Sekretaris FKUB Kota Banjarmain H Irhamsyah Safari, Wakil Wali Kota Banjarmasin Iwan Ansyari dan ratusan umat Hindu dari Kalsel.
Suasana seperti di Bali juga terasa kuat di peresmian Pura Agung Jagat Natha. Ratusan umat Hindu memakai baju safari dan kebaya khas Bali. Saat pembukaan iring-iringan gamelan gong Bali menyambut kedatangan Gubernur Kalsel HM Rudi Arifin. Tamu-tamu yang masuk diberi selendang warna kuning untuk dipakai sebagai simbol akan masuk ke tempat yang suci. Setelah Rudy Ariffin duduk, tamu dihibur oleh tarian penyambutan tamu yakni Tari Panyembrahma oleh sanggar. Ratusan tamu undangan pun tampak terpukau dengan tarian khas Bali tersebut. Lirik mata, senyum, keceriaan dari setiap penari yang membawakan tarian ini membuat mata tamau seakan tak berkedip. Tarian Panyembrahma tampak sangat seirama dengan musik, atau gamelan, hentakan kaki, gemulai tangan, kelembutan jari jemari, gerakan tubuh serta goyangan pinggul dari para penari.
HM Rudy Ariffin, dalam sambutannya menyatakan, keberadaan Pura Agung Jagat Natha menunjukkan adanya kebersaman yang selalu dijunjung antara umat beragama di Kalsel. Menurut Rudy, satu bulan lalu dirinya meresmikan kantor Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Banjarmasin. Umat GKI di Kalsel paling minim, justru yang besar itu di Kalbar, Kalteng dan Kaltim. "Namun malah kantor pusatnya di Banjarmasin. Ini membuat saya terharu," ucap Rudi.
Dijelaskan Rudi, selama dua periode memimpin Kalsel atau hampir 10 tahun, alhamdulillah belum pernah ada konflik etnis atau agama di provinsi ini. Ini menunjukkan toleransi antara umat beragama di Kalsel sangat tinggi. Dijelaskan Rudy, filosofi pemerintah adalah tidak memihak mayoritas atau minoritas. Namun pemerintah itu berdiri di tengah-tengah semua agama dan memberikan rasa aman, ketenangan dan pengayoman. "Mari semua umat beragama di Kalsel bersatupadu untuk membangun Kalsel tercinta ini," pinta Rudy. Sumber berita : http://bali.tribunnews.com
Suasana seperti di Bali juga terasa kuat di peresmian Pura Agung Jagat Natha. Ratusan umat Hindu memakai baju safari dan kebaya khas Bali. Saat pembukaan iring-iringan gamelan gong Bali menyambut kedatangan Gubernur Kalsel HM Rudi Arifin. Tamu-tamu yang masuk diberi selendang warna kuning untuk dipakai sebagai simbol akan masuk ke tempat yang suci. Setelah Rudy Ariffin duduk, tamu dihibur oleh tarian penyambutan tamu yakni Tari Panyembrahma oleh sanggar. Ratusan tamu undangan pun tampak terpukau dengan tarian khas Bali tersebut. Lirik mata, senyum, keceriaan dari setiap penari yang membawakan tarian ini membuat mata tamau seakan tak berkedip. Tarian Panyembrahma tampak sangat seirama dengan musik, atau gamelan, hentakan kaki, gemulai tangan, kelembutan jari jemari, gerakan tubuh serta goyangan pinggul dari para penari.
HM Rudy Ariffin, dalam sambutannya menyatakan, keberadaan Pura Agung Jagat Natha menunjukkan adanya kebersaman yang selalu dijunjung antara umat beragama di Kalsel. Menurut Rudy, satu bulan lalu dirinya meresmikan kantor Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Banjarmasin. Umat GKI di Kalsel paling minim, justru yang besar itu di Kalbar, Kalteng dan Kaltim. "Namun malah kantor pusatnya di Banjarmasin. Ini membuat saya terharu," ucap Rudi.
Dijelaskan Rudi, selama dua periode memimpin Kalsel atau hampir 10 tahun, alhamdulillah belum pernah ada konflik etnis atau agama di provinsi ini. Ini menunjukkan toleransi antara umat beragama di Kalsel sangat tinggi. Dijelaskan Rudy, filosofi pemerintah adalah tidak memihak mayoritas atau minoritas. Namun pemerintah itu berdiri di tengah-tengah semua agama dan memberikan rasa aman, ketenangan dan pengayoman. "Mari semua umat beragama di Kalsel bersatupadu untuk membangun Kalsel tercinta ini," pinta Rudy. Sumber berita : http://bali.tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan