Pura Dharma Sidhi
Tahun 1980-1986
Pembentukan arisan umat Hindu di wilayah Ciledug dan sekitarnya. Umat Hindu dalam melaksanakan persembahyangan ke Pura Kerthajaya Tangerang dan untuk pendidikan agama Hindu dilaksanakan di Pasraman yang berada di Pura Candra Praba Jelambar. Proses belajar-mengajar pendidikan agama Hindu juga dilaksanakan di garase mobil rumah I Nyoman Darsana, kemudian dipindahkan ke lokal Yayasan Budhi Luhur.
Tahun 1987-1990
Pembentukan banjar suka-duka oleh 21 umat Hindu, tepatnya tanggal 4 Januari 1987 dengan dibuatnya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai syarat berdirinya suatu organisasi. Susunan pengurus banjar yaitu Ketua I ketut Sumitha, Wakil Ketua I Wayan Sumantra, Sekretaris I Wayan Sukarta, dan Bendahara I Nyoman Darsana.
Pembentukan panitia pembangunan I dengan Ketua I Ketut Artha, wakil ketua I Nyoman Artha Yadnya, Sekretaris I Nengah Sudipta, Bendahara I Gusti Gde Budiarsa.
Pembelian kavling ke-1 seluas 300m2 dan pembangunan Bale pertemuan yang sekaligus sebagai pasraman untuk belajar-mengajar agama Hindu.
Tahun 1990-1993
Pembangunan Pura Dharma Sidhi tahap 1 pada kavling ke-1 yaitu bangunan suci Bale Pertemuan, Pelinggih Padmasari, Pengrurah dan Beji.
Pembentukan panitia pembangunan II dengan Ketua I Ketut Artha yang didukung oleh seluruh umat Hindu Ciledug untuk dapat memperluas keberadaan Pura Dharma Sidhi.
Pembelian kavling ke-2 seluas 300m2 dan pembangunan tahap 2 yang merupakan pembangunan Pura Dharma Sidhi terbesar, dimana yang dibangun adalah Bale Pawedan, Bale Papelik, Kori Agung, Bale Kulkul, Taman Sari dan sarana lain.
Karya Ngenteg Linggih dan Pemelaspasan Pura Dharma Sidhi pada Budha Kliwon Ugu, tanggal 26 Mei 1993.
Tahun 1997
Pembangunan Pelinggih Padmasana, yang mana Pelinggih Padmasari menjadi inti Pelinggih Padmasana yang ada sekarang ini. Atas petunjuk Manggala Pura, bahwasannya Kori Agung yang dibangun kurang pas dengan keberadaan pelinggih Padmasari, maka panitia pembangunan pelinggih Padmasana pun di bentuk.
Tahun 1998
Pembelian kavling ke-3 seluas 300m2 untuk pembangunan Pasraman, Wantilan dan Perantenan. Pembelian satu barung gambelan guna mendukung kegiatan Pujawali dan peningkatan apresiasi seni warga Banjar.
Tahun 2004
Pembelian kavling ke-4 seluas 600m2 untuk sarana parkir kendaraan yang keberadaannya semakin dibutuhkan guna memberikan kenyamanan pada setiap umat.
Tahun 2005
Pembelian kavling ke-5 seluas 300m2sebagai Nista Mandala guna sarana parkir, perantenan dan sarana pendukung lainnya, serta dapat menjaga kesucian (bagian hulu) dari pelinggih-pelinggih di Uttama Mandala.
Tahun 2015
Pelaksanaan renovasi Gedung Pasraman dengan perluasan ruang kelas sebanyak 3 (tiga) ruang kelas dan 1 (satu) ruang guru, sehingga kini Pasraman memiliki 6 ruang kelas/ belajar dan 1 ruang guru. Pada tahun ini pula dilaksanakan perapian sarana parkir kendaraan dan pembangunan sarana ekonomi umat, berupa warung yang rapi dan bersih, serta pembelian tanah kavling seluas 9 x 20 meter.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan