OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Selasa, 01 April 2014

Wija Kesawur : Kala dan Kali

KALA DAN KALI. Setiap kita mengadakan acara Dharma Santi, acara yang terangkai dengan penyambutan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi, kita senantiasa ingin merenungkan makna perjalanan "waktu", yang disebut sebagai Kala. Dalam kita Santi Parwa. Kala mendapat uraian penting dari Maharesi Wyasa, uraian yang disampaikan kepada Maharaja Yuddhistira : Bila menjadi kehendak Sang Kala, maka ilmu pengetahuan, mantra dan japa, demikian juga obat-obatan tidak akan membawa hasil.


Setelah menjelaskan secara mendalam tentang Sang Kala, juga Sang Kala Mretyu (Waktu Kematian, baca artikel terkait Menyadari Datangnya Kematian) yang mengerikan, Maharesi Wyasa membuat sebuah kesimpulan : " An mangkana purih niking janma, kinawasakening kala, sangsara swabhawanya, haywa ta pramada, pahahening ikang budhhi, heneben wehen remegepang moksamarga "

Demikianlah keadaannya menjadi manusia dikuasai oleh waktu, dan biasanya menderita, oleh karena itu janganlah alpa, sucikanlah budi anda, tenangkan, berilah kesempatan untuk bermeditasi untuk mencapai alam "kebebasan".

Dalam karya-karya sastra, khususnya mahakawya Mahabharata dan Ramayana, senantiasa kita diajak untuk merenungkan hakikat Waktu itu, kita juga disarankan untuk "bersahabat" dengannya. Suatu kali Sri Rama bercakap-cakap dengan Sang Kala, ketika beliau mengunjungi Ayodhya, dan Sang Kala hadir berwujud seorang pandita (tapa-sarupa). Setelah bercakap-cakap dengan pandita siluman ini, tidak lama kemudian Sri Rama meletakkan kerajaan.

Agaknya para pemimpin diajarkan untuk memahami hakikat waktu itu. Maka dalam kitab Niti Sastra, sebuah kitab sastra-filsafat yang secara khusus ditulis untuk para pemimpin (niti) diuraikan secara mendalam dan menarik apa yang disebut zaman Kali, bagian keempat dari tahapan waktu atau zaman (Kali-Yuga). Menurut kitab ini siklus waktu ada empat tahapan disebut Catur Yuga; Kreta, Dwapara, Treta dan Kali. Kali-yuga adalah zaman kehancuran, ketika krisis terjadi dimana-mana. Ciri-ciri zaman Kali menurut kitab tersebut : ketika orang yang berkuasa adalah orang-orang kaya, dan semua lapisan masyarakat mengabdi kepada orang-orang kaya (dhaneswara). "Apabila zaman Kali tiba pada akhir masa, hanya kekayaan yang dihargai orang; kaum pejuang dan pemberani akan mengabdi kepada orang-orang kaya ( guna sura pandita widagdha pada mangayap ing dhaneswara ); semua pelajaran para pandita yang rahasia menjadi hilang, keluarga-keluarga yang baik dan para anak menipu dan mengumpat orang tuanya, orang-orang jahat mendapat penghargaan dan kepandaian ".

Selanjutnya dengan sangat mengesankan disuratkan : " Negara guncang dan diselubungi kebingungan, para pemimpin tidak lagi memberikan sedekah, melainkan disedekahi oleh orang-orang kaya ( ratu hina dina dinananing dhaneswara ). " Sementara itu struktur dan sistem alam menjadi kacau : pohon-pohon cempaka, cendana, nagasari yang harum ditebang untuk memagari pohon-pohon belatung yang berduri dan gatal; angsa, merak dibunuh untuk memanjakan burung gagak dan bangau, burung-burung pemakan daging.

Sungguh mengerikan gambaran yang diberikan terhadap zaman Kali itu, ketika Sang Kala (Mretyu) semakin mengicar manusia. Manusia tidak dapat menghindar dari Dewa Maut itu, karena waktu merupakan tubuhnya ( kala pinakawaknira ), ia memakan semua mahluk hidup yang ada ( sira ta amangan iking sarwabhawa ). Itulah Sang Kala, yang secara simbolik-religius adalah putra Hyang Siwa. Sumber bacaan buku Wija Kasawur (2) Ki Nirdon. (RANBB)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini