ADVAITA, VISISTADVIATA, DVAITA
1. ADVAITA
Sistem yang paling besar dan yang paling terkenal,
mengenai Vedanta, adalah sistem Advaita. Menurut Advaita, tidak ada suatu apapun yang terpisah dari roh yang absolut, yang mendapat nama Brahman dan Atman itu.
Jadi ajaran yang fundamental dari Advaita adalah non dualisme-nya roh (non dualism of spirit). Sankara
mengemukakan keseluruhan filsafat Advaita
di dalam setengah syair, yang berbunyi sebagai berikut : “ Brahman adalah riil; dunia adalah penampakan yang palsu; roh
individual (jiwa) tidak lain adalah Brahman .”Non dualismenya Brahman, non realitasnya dunia, dan
kesamaan antara jiwa dan Brahman,
ketiga hal tersebut membentuk ajaran Advaita.
2. VISISTADVIATA
Masalah utama yang diperdebatkan oleh para penganut Vedanta, setelah zamannya Sankara, ialah mengenai masalah mana
yang benar, Brahman (Tuhan Yang Maha
Esa) yang bersifat Nirguna ataukan Brahman yang bersifat Saguna; yang paling terkenal adalah Ramanuja (1017-1137 Masehi), yang
sistemnya dikenal dengan nama Visistadviata.
Bagi Ramanuja realitas itu tidaklah
diragukan, bersifat roh yang non
dualistis, tetapi tidak tanpa keaneka-ragaman dan tidak merupakan identitas
yang homogen; roh itu hendaklah dibayangkan sebagai analog, sebagai sama,
dengan suatu organisme yang mengalami differensiasi di bagian dalam dari
dirinya.
Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :
- LESUNG MAKA SARANA PENYUPATAN
- KEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK MENGHADAPI KEMALANGAN
- KEBENCIAN MANUSIA YANG JARANG DISADARI
- SRI KRISHNA KESAWA WASUDEWA
- BAGAIMANA MENJADI HINDU
Brahman itu adalah suatu substansi yang memiliki
attribut-attribut, beberapa dari attribut-attribut itu juga bersifat substansi.Brahman sebagai yang memiliki
attribut-attribut dinamai Visista
(yang disifatkan= that which is qualified),
dan bukan merupakan Nirvisesa-Caitanya
(kesadaran yang tidak mengalami differensiasi).
Menurut Visistadviata,
ada tiga realitas pokok (tattwa traya) = (the ultimate realitas), yaitu; Tuhan
(Isvara=God), Roh (Cit = soul), dan
Zat (Acit = matter). Dari ketiga
realitas ketiga pokok itu, yang berdiri sendiri, tidak tergantung dari sesuatu
yang lain, adalah Tuhan; sedangkan realitas pokok yang kedua lagi tergantung
kepada Tuhan. Hubungan antara Tuhan dengan dunia roh di suatu pihak, dan
hubungan antara Tuhan dengan dunia zat di lain pihak, analog dengan hubungan
antara roh (sariri) dan badan (sarira). Tuhan adalah roh dari roh dan
roh dari alam. Alam ini diperbedakan dengan Tuhan, tetapi tidak berpisah dari
diri Tuhan.
3. DVAITA
Madva (1199-1278 Masehi), seperti Ramamuja, mengindentikkan, menyamakan Tuhan dengan Wisnu-Narayana, tetapi tidak sebagai
sistem Ramamuja, sistemnya Madva ini adalah pluralisme yang murni (frank
Pluralism).Vedanta-nya Madva ini
dinamakan Dvaita (dualisme), karena menurut Madva, konsepsinya tentang kebedaan (bheda) menjadi pusat dari filsafatnya.
Dvaita Vedanta ini juga merupakan faham realisme, karena sistem Dvaita
Vedanta ini mempercayai adanya realitas dunia luar.Dvaita Vedanta ini juga merupakan faham theisme, karena menerima pandangan Tuhan sebagai bersifat pribadi (personal God), yang merupakan
satu-satunya realitas yang berdiri sendiri (svatantra),
realitas-realitas yang lain sama sekali tergantung dari Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan