OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Kamis, 27 April 2023

HARI RAYA PAGERWESI; Soma Ribek; Sabuh Mas;

 HARI RAYA PAGERWESI

Pagerwesi adalah hari khusus memagari diri dengan puja dan persembahan banten "Sesayut Pageh Urip" (SESAJI PAGAR JIWA). SESAJI PAGAR JIWA adalah inti ritual perayaan Pagerwesi bagi umat kebanyakan. Bagi para pendeta (sulinggih) hari Pagerwesi adalah hari penegakan "diri sebagai Lingga", "tubuh niskala Hyang Siwa", dengan sesaji "Sesayut Panca Lingga" (SESAJI LIMA PILAR BATIN). Ini hari khusus meneguhkan diri Sulinggih menjadikan "diri sebagai poros/pilar semesta" lewat ritual "memutar aksara Brahma" atau "ngarga" dan "mapasang lingga".





Marilah lebih rinci melihat perayaan Pagerwesi ini karena upacara peneguhan jiwa ini terlebih dahulu diawali oleh 2 perayaan sebelumnya yaitu: Soma Ribek dan Sabuh Mas. Dua perayaan ini pokok-pokok yang tidak terpisahkan dari hari peneguhan jiwa (Pagerwesi).

Apa itu Soma Ribek?


Soma Ribek jatuh pada hari Senin (Soma) wara Pon wuku Sinta, sehari setelah Banyu Pinaruh dan 2 hari setelah Hari Raya Saraswati.

Menurut pustaka Sundari Gama pada hari ini Sanghyang Tri Murti Amertha beryoga, dengan pulu /lumbung (tempat beras dan tempat padi) selaku tempatnya. Pada hari ini disarankan umat menyampaikan rasa syukur atas keberadaan pangan. Aspek perayaan pangan ini dirayakan dengan menghentikan aktivitas pertanian selama sehari, seperti: Dilarang menumbuk padi, menggiling beras dan sebagainya. Hari ini peralatan pertanian, seperti tengala, cangkul, lampit dstnya disucikan dengan sesaji dan doa-doa serta widhi widana dipusatkan pada persembahyangan di pulu, lumbung atau tempat-tempat penyimpanan padi dan beras.

Soma Ribek, bagi kalangan petani, adalah semacam Hari Pangan. Yang dipuja adalah Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Dewi Sri, Bhatara Sadhana dan Dewi Saraswati, dengan menghaturkan upakara di lumbung dan di pulu (gentong beras). Banten atau sesaji yang dihaturkan adalah nyahnyah, gringsing, geti-geti, pisang mas dan wangi-wangian, tanda syukur atas waranugraha berupa amertha (makanan) dan kesuburan pertanian. Pada hari Soma Ribek, selain pantang untuk menumbuk padi dan serta aktivitas produksi pertanian lainnya, dilarang melakukan jual beli padi dan beras.

Keesokan harinya dilanjutkan dengan perayaan Sabuh Mas.

Apa itu Sabuh Mas?


Sehari setelah Soma Ribek adalah Sabuh Mas. Jatuh pada hari Anggara wara Wage wuku Sinta merupakan Pesucian Sang Hyang Mahadewa dengan melimpahkan restunya pada "raja berana", semua aset perhiasan berharga seperti segala perhiasan emas, perak, permata, manik-manik dan sebagainya. Benda-benda berharga ini dikumpulkan dan disucikan dengan upacara yadnya/widhi widhana. Bagi umat Hindu Bali hari ini semacam perayaan Hari Aset Berharga.

Artikel Terkait Vasudhaiva Kutumbakam :


Hari Raya Pagerwesi

Setelah Soma Ribek, Sabun Mas, datanglah Hari Raya Pagerwesi. Lidah orang Buleleng kadang menyingkatnya jadi PAGORSI atau PEGORSI.

Lontar Sundarigama menyebutkan:

"Budha Kliwon Shinta Ngaran Pagerwesi payogan Sang Hyang Pramesti Guru kairing ring watek Dewata Nawa Sanga ngawerdhiaken sarwatumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh".

Artinya: Rabu Kliwon Shinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.

Lontar ini juga mengamanatkan para sulinggih untuk melakukan puja khusus.

"Sang Purohita ngarga apasang lingga sapakramaning ngarcana paduka Prameswara. Tengahiwengi yoga samadhi ana labaan ring Sang Panca Maha Bhuta, sewarna anut urip gelarakena ring natar sanggah".

Artinya: Sang Pendeta hendaknya ngarga dan mapasang lingga sebagaimana layaknya memuja Sang Hyang Prameswara (Pramesti Guru). Tengah malam melakukan yoga samadhi, ada labaam (persembahan) untuk Sang Panca Maha Bhuta, segehan (terbuat dari nasi) lima warga menurut uripnya dan disampaikan di halaman sanggah (tempat persembahyangan).

Pendeta diminta untuk melakukan upacara Ngarga dan Mapasang Lingga. Tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). Banten yang paling utama bagi para Purohita adalah Sesayut Panca Lingga, sedangkan perlengkapannya Daksina, Suci Pras Penyeneng dan Banten Penek.

Pagerwesi, jika dilihat dari isi lontar ini, adalah hari puja para sulinggih, namun demikian umat  diwajibkan ikut berdoa dan puja. Banten Pagerwesi untuk umat umum (bukan pandita atau sulinggih) adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan, dilengkapi Daksina, Canang dan Sodaan.

Pada puja atau persembahyangan Pagerwesi yang membedakan banten Sulinggih dan umat biasa adalah banten upacara "ngarga" dan "mapasang Linggga" (peneguhan dan pengukuhan diri ssbagai titik dari lingga dan hakikat Hyang Siwa) berupa banten Sesayut Panca Lingga untuk perlengkapan puja yang dilakukan pendeta, sementara untuk umat umumnya adalah upacara peneguhan diri berupa Sesayut Pageh Urip (Sesaji Pagar Jiwa).

 

Demikian kami sampaikan, Penjeasan mengenai Hari Raya Pagerwesi ini, atas segala perhatiannya diucapkan terimakasih, Semoga apa yang kami sampaikan, dapat bermanfaat.

 

Akhir kata, kami sampaikan Parama Shanti,

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Dana Punia dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam Vijaya Dashami widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini