Perlengkapan Pandita |
Bunga harum semerbak warna-warni tidak saja dapat dijadikan simbol kebahagiaan hati, kegembiraan dan mekarnya hati, tetapi adalah sari tumbuh-tumbuhan; toya yang hening adalah sarana penyucian, bija adalah padi, adalah benih kesucian, dupa dengan asapnya yang harum dan menyusup di angkasa bagaikan fikiran suci yang menyusup ke dalam alam, dan dipa, api yang tenang namun memberi cahaya yang cemerlang, bagaikan fikiran yang tenang namun memancarkan sinar cemerlang.
Sebuah nyanyian rokhani yang dipopulerkan dalam masyarakat menyebutkan : "Asep menyan majagau, candana nuhur dewane ........" asap harum yang keluar dari kemenyan gaharu dan sendana, bagaikan mengundang kehadiran para dewa (yang berbadankan cahaya) .... Dupa harum bagaikan mengundang para dewa, kekuatan Tuhan sebagai Maha Cahaya. Asap dan bau harum yang menyusup ke angkasa bagaikan mengundang cahaya-cahaya cemerlang di langit untuk menyinari dunia, menyinari sang pemuja yang dengan pikiran suci, hati yang suci, diri yang suci mengharap kehadirannya.
Sedangkan dipa, api yang tenang namun memancarkan sinar cemerlang menjadi perhatian para kawi. Susastra sering diumpamakan sebagai dipa yang memancarkan sinar cemerlang. Susastra dipanikang bhuwana sumeno prabhaswara ; Ilmu pengetahuan yang utama adalah bagaikan dipa-nya dunia yang bersinar cemerlang. Dalam kakawin Ramayana ada disebutkan bagaikan gua yang gelap pikiran yang dikuasai oleh kemabukan, kesombongan, dan kebusukan, dan keserakahan bagaikan ilar berbisa yang menempati gua itu, namun susastra, pengetahuan kesucian dapat dijadikan obor penerang memasuki gua itu.
Dupa dan Dipa yang merupakan api pemujaan, yang ditempatkan dihadapan sang pandita yang tengah menguncarkan mantra-mantra memuja Hyang Widhi, adalah api yang dimaksud untuk memberikan kebahagiaan kepada seluruh jagat. Kadi bahni ring pahoman, dumilah mangde sukaning rat, bagaikan api di tungku pedupaan, menyala-nyala membuat bahagianya seluruh dunia.
Setiap pagi para pandita memuja melakuak Surya Sewana, dengan sarana dupa dan dipa dihadapannya, untuk kerahayuan dan kebahagiaan seluruh jagat, seluruh bhuwana. Dupa dengan asapnya yang harum menyusupkan kebahagiaan ke seluruh jagat, juga mengundang kehadirian para dewa, pembawa cahaya yang akan memberikan kebahagiaan kepada seluruh jagat, dipa dengan cahayanya yang menyinari, memberikan suluh di kala kegelapan, juga menuntun kita ke jalan kebahagiaan. Tamaso ma jyotir gamaya ; Semoga Hyang Widhi menuntun kita dari kegelapan ke jalan yang disinari.
Sumber bacaan buku Wija Kasawur 2 Ki Nirdon. (RANBB)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan