OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Senin, 30 Juli 2018

6 Sad Darҫana Hindu

Kata Bijaksana Kitab Suci Weda
Atharvaveda
 Sad Darҫana, terdiri dari enam sistem atau aliran filsafat yang terdiri dari pada : (1) Nyaya, (2) Vaisesika, (3) Sankhya, (4) Yoga, (5) Purwa Mimamsa, (6) Vedanta.



Adapun penjelasan singkat daripada sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1.      NYAYA
Adalah sistem realisme yang logis (Logical Realism). Sistem ini mempercayai eksistensi dunia luar yang tidak tergantung dari jiwa-jiwa yang memikirkannya dan berusaha untuk membentuk kepercayaan melalui pemikiran yang logis.



Menurut sistem Nyaya, ada empat alat untuk mencapai pengetahuan yang valid, yang memenuhi persyaratan, yaitu : persepsi (perception = pengamatan indria = pratyaksa), inferensi (inference = penarikan kesimpulan = anumana), komparasi (comparison = perbandingan = umpamanya), dan testimony (bukti yang berasal dari authoritas = ҫabda).
Sistem Nyaya ini mengenal 16 katagori yaitu :
1.         Alat-alat untuk memperoleh pengetahuan yang valid, yang memenuhi persyaratan (Pramana).
2.         Obyek-obyek pengetahuan yang memenuhi persyaratan (Prameya)
3.         Keragu-raguan (Samsaya)
4.         Tujuan (Prayojana)
5.         Contoh-contoh (Drstanta)
6.         Kesimpulan-kesimpulan yang telah terbentuk (Siddhanta)
7.         Bagian-bagian dari sylogisme (Avayava)
8.         Reductio ad absurdum (Tarka)
9.         Pengetahuan yang tertentukan (Nirnaya)
10.     Pengargumentasian untuk memperoleh  kenyataan (Vada)
11.     Pengargumentasian secara konstruktif atau secara destruktif untuk mencapai kemenangan (Jalpa)
12.     Pengargumentasian yang melulu bersifat destruktif (Vitanda)
13.     Alasan-alasan yang salah (Hetvabhasa)
14.     Permainan kata (Chala)
15.     Penolakan untuk memenangkan, yang tampaknya benar, tetapi sebenarnya salah (Jati)
16.     Titik-titik kelemahan (Nigrahasthana)

2.      VAISESIKA
Adalah sistem pluralisme atomistis, yang mempercayai pluralitas dari realitas dan menganggap dunia physik, alam jasmani ini, sebagai terdiri dari benda-benda, yang masing-masing dapat diredusir menjadi sejumlah atoom-atoom.
Sekalipun sistem Vaisesika ini pada mulanya merupakan sistem yang berdiri sendiri, tetapi begitu memulai masa perkembangannya segera bergabung dengan sistem Nyaya, karena ada hubungan meta-physika yang erat dengan sistem Nyaya.
Syncretisme dari Nyaya dan Vaisesika begitu lengkap, sehingga para penulis pada masa-masa belakangan, memperlakukannya sebagai sistem hyphenated, yaitu sistem Nyaya Vaisesika, yang merupakan gabungan theori pramana dari Nyaya, dan schema katagori-katagori (padartha) dari Vaisesika.
Doktrin yang paling penting dari Vaisesika, ialah mengenai katagori-katagori. Sistem katagori (padartha) adalah apa yang diketahui (jneya), dapat dikenal dengan melalui persyaratan-persyaratan (prameya), dan dapat dinamai atau ditunjukkan (abhid heyi). Jumlah katagori itu ada tujuh, yaitu : substansi (dravya), kwalitas (guna), aktivitas (karma), generalitas (samanya), particularitas (visesa), inherensi (samavaya), dan non-existensi (abhava).
Aslinya hanya ada enam katagori saja, lalu dengan ditambah katagori non-existensi (abhava), menjadi berjumlah tujuh.

3.      SANKHYA
Adalah suatu sistem realisme, dualisme dan pluralisme. Kita namakan realisme, karena Sankhya itu mengenal realitas dunia yang tidak tergantung dari jiwa atau roh; kita namakan dualisme karena Sankhya itu berpendapat bahwa ada dua realitas yang fundamental, dimana keadaannya yang satu berbeda dengan yang lain, yaitu zat (matter) dan roh (spirit); kita namakan pluralisme, karena Sankhya mengajarkan ajaran tentang pluralitasnya roh atau jiwa. Dengan pendek dapat kita katakan bahwa Sankhya itu adalah sistem dualisme yang bersifat kwalitatif dan adalah sistem pluralisme yang bersifat numerical.
Doktrin pokok dari Sankhya adalah bahwa di alam semesta ini terdapat dua katagori fundamental yang bersifat constitutive, dari realitas, yaitu purusa dan prakerti, atau roh (spirit) dan zat (matter). Purusa adalah kesadaran murni yang tidak mengalami perubahan dan bersifat multiple (banyak); prakreti adalah prius (dasar utama) dari sesuatu ciptaan yang sifatnya kaku dan tunggal.
Kedua hal tersebut yaitu purusa dan prakreti berlawanan secara diametrical, yang satu terhadap yang lainnya. Sekaligus purusa dan prakreti itu merupakan antithetical satu terhadap yang lainnya, namun terdapat kenyataan bahwa adanya evolusi dunia itu karena adanya kerja sama dari kedua unsur tersebut.

ARTIKEL TERKAIT SAD DARSANA 


4.      YOGA
Sistem Yoga tidak mempunyai metaphysicanya sendiri. Sistem yoga menerima filsafat Sankhya dan memformulasikan suatu methode untuk mencapai tujuan manusia, seperti yang digambarkan oleh Sankhya.
Untuk mencapai tujuan hidup, yang harus dikerjakan ialah mengisolasikan purusa  dari  prakreti; pengisolasian itu dapat dilaksanakan dengan proses pengontrolan pikiran.
Apabila pikiran dapat diterangkan dan dikosongkan, dan apabila di situ tidak ada refleksi lagi, maka purusa akan dapat menyadari sifatnya sendiri dan dapat menghindari jeratan prakreti. Methode untuk dapat menyadarkan purusa akan sifatnya sendiri itu disebut yoga.
5.      PURWA-MIMAMSA
Sistem-sistem filsafat yang telah kita bicarakan di muka, sekalipun menerima autoritas Kitab Suci Weda, dengan demikian kita namakan astika,  tetapi sistem-sistem filsafat tersebut tidak menggantungkan diri sepenuhnya kepada ajaran-ajaran Veda.
Sekarang akan kita bicarakan sistem-sistem filsafat yang secara ketat menggantungkan diri kepada Kitab Suci Weda; yaitu Purwa-Mimamsa dan Uttara-Mimamsa.
Seperti namanya telah menyebutkan, kedua mazab filsafat tersebut berturut-turut berusaha untuk mengadakan penyelidikan tentang bagian permulaan (Purwa) dari Kitab Suci Weda, dan bagian akhir (=Uttara) dari Kitab Suci Weda. Bagi Purwa-Mimamsa, bagian Weda yang penting yang diselidiki adalah, mengenai Brahmana;  sedangkan bagi Uttara-Mimamsa yang diselidiki adalah Upanisad.
Sekalipun kedua sistem tersebut mengikut secara setia kepada text-text dari Kitab Suci Weda dan mempelajarinya menurut ilhamnya sendiri-sendiri, tetapi kedua sistem itu dapat kita namai filsafat, karena yang menonjol dari ajarannya adalah segi methodenya yang berdasarkan penyelidikan yang rasional atau berdasar logika (mimamsa) itu.
Kalau Uttara-mimamsa  itu lebih dikenal dengan nama Vedanta,  maka Purwa-mimamsa demi untuk singkatnya kita namai mimamsa saja. Tujuan utama dari mimamsa ialah untuk membentuk authoritas Kitab Suci Weda, dan menonjolkan segi ritualnya dari Weda. Oleh karena itu dalam Purwa-Mimamsa ini juga dikenal dengan nama Karma-Mimamsa. Mengenai posisi philosophisnya, Purwa-Mimamsa ini banyak sedikitnya sama dengan realisme-pluralitasnya Nyaya-Vaisesika.
6.      VEDANTA
Berarti bagian akhir dari Kitab Suci Weda (Veda+anta). Perkataan anta , seperti perkataan bahasa Inggris end berarti titik akhir atau tujuan. Kitab Suci Upanisad dinamakan Vedanta, karena Kitab Suci Upanisad itu kebanyakan merupakan bagian penutup dari Kitab Suci Weda dan karena makna atau inti sari Weda itu terdapat pada Kitab-Kitab Suci Upanisad.
Sistem-sistem filsafat yang menganggap Kitab Suci Upanisad sebagai text-text-nya yang fundamental, dikenal juga dengan Vedanta. Kalau Mimamsa dan Vedanta itu dua-duanya berhubungan dengan Kitab Suci Weda, dan menganggapnya sebagai pramana  yang paling agung, maka perbedaannya terletak pada masalah : Bagian yang mana dari Kitab Suci Weda itu yang primair ?
Kalau segi ritualnya, maka Vedanta mendapatinya ada segi pengetahuannya. Karena di dalam ajaran Kitab Suci Upanisad yang membentuk bagian pengetahuan dari Kitab  Suci Veda itu, Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) merupakan realitas yang tertinggi, maka Vedanta dinamakan Brahma-Mimamsa.
Oleh karena Kitab Suci Vedanta itu juga membicarakan sifat dari roh yang mempergunakan badan jasmani, maka Vedanta juga dinamakan Sariraka-Mimamsa.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman avatara sloka babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu BELAJAR ISTILAH AGAMA HINDU bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Cinta Kasih Dalam Perspektif Hindu Dana Punia Deva adalah sinar suci Brahman Deva Brahma Deva Indera dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu Keruntuhan Agama Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa Maharsi Atri Maharsi Bharadvaja Maharsi Gritsamada Maharsi Kanva Maharsi Vamadeva Maharsi Vasistha Maharsi Visvamitra manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga sapta rsi Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah sejarah agama hindu Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka bhatara sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tujuh penerima wahyu tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad upaweda Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam VEDA ADALAH ILMU PENGETAHUAN SUCI vedangga Vijaya Dashami Wasudewa Kutumbhakam widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini