PANCA SRADHA
Ҫraddha adalah bahasa Sanskerta, dapat diartikan ; keyakinan, kepercayaan, keimanan. Ҫraddha sebagai kepercayaan dirumuskan dalam Atharwa Weda, XII. 1.1. “Satyam Brhad rtam ugram diksa, tapo brahma yajna prthiwim dharayanti“. ( Sesungguhnya, Satya, Rta. Diksa, Tapa, Brahman dan Yajna yang menyangga dunia ).
MAHABHARATA ANUSASANA |
Ҫraddha
(Keimanan).
Ҫraddha adalah bahasa Sanskerta, dapat diartikan ; keyakinan, kepercayaan, keimanan. Ҫraddha sebagai kepercayaan dirumuskan dalam Atharwa Weda, XII. 1.1. “Satyam Brhad rtam ugram diksa, tapo brahma yajna prthiwim dharayanti“. ( Sesungguhnya, Satya, Rta. Diksa, Tapa, Brahman dan Yajna yang menyangga dunia ).
Dengan ayat ini dijelaskan
bahwa dunia ini ditunjang oleh ; Satya,
Rta, Diksa, Tapa, Brahma dan Yajna.
Tentang arti kata menyangga (dharayanti),
dijelaskan bahwa alam semesta ini merupakan unsur Dharma yang memelihara kehidupan ini. Dapat pula kita katakan bahwa
keenam unsur-unsur tersebut merupakan kerangka isi Dharma (Agama Hindu).
(1).
Satya
Kebenaran, sifat hakekat Tuhan Yang Maha Esa;
Kesetiaan, Kejujuran, setia.
(2).
Rta dan Dharma
Rta ialah hukum Tuhan yang murni yang bersifat absolut
transcendental.
Dharma ialah bentuk hukum yang dijabarkan ke dalam
alam manusia.
(3).
Diksa
Diksa (inisiasi) berarti penyucian, penasbihan, inisiasi,
abhiseka.
(4).
Tapa
Tapa berarti pengendalian indriya.
(5).
Brahma
Brahma berarti pujian. Pujian adalah semacam doa yang dalam
sehari-hari disebut mantra atau stuti. Mantra
adalah ayat-ayat suci yang dipergunakan untuk melaksanakan pemujaan karena itu
mantra itu juga dinamakan doa, tetapi sebagai alat doa itu adalah mantra. Kata lain yang sering
dipergunakan yang sama artinya ialah stotra
atau stawa. Jadi stawa atau stotra adalah
ayat-ayat yang dipergunakan untuk melakukan pujian kepada Tuhan atau lainnya.
(6).
Yajna
Menurut Etimologi,
Yajna berasal dari bahasa Sanskerta,
dengan urat kata Yaj, yang artinya :
memuja atau memberi pengorbanan atau menjadikan suci. Kata ini juga diartikan
mempersembahkan; bertindak sebagai perantara. Dari urat kata ini timbul kata Yajna (kata-kata dalam pemujaan, ritus
agama) dan Yajna (pemujaan, doa,
persembahan) yang kesemuanya berarti sama dengan Brahma.
Ҫraddha ialah keimanan atau kepercayaan yang tulus yang
menegaskan kebenaran dan hukum untuk mengikat nilai-nilai spiritual pada diri
manusia. Di dalam pengupasan ajaran kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan
pokok-pokok ajaran kefilsafatan Hindu, untuk menjelaskan sistem kepercayaan
kepada Tuhan itu dikembangkan pula ajaran Panca
Ҫraddha (Lima dasar pokok keyakinan). Ajaran Agama Hindu (Hindu Dharma),
dapat dibagi atas tiga unsur besar atau atas tiga kerangka yaitu :
- Tattwa (Filsafat).
- Tata Susila
(Etika)
- Upacara (Ritual)
Tattwa merupakan istilah filsafat yang telah umum dipakai
oleh umat Hindu di Indonesia, sedangkan di India pada umumnya disebut Darҫana. Darҫana ada kaitannya dengan
ajaran Agama Hindu dengan uraian yang ilmiah mengupas inti hakekat kebenaran
yang kekal abadi (Brahman).
Tattwa merupakan apinya Agama, yang memberikan sinar kepada
bagian lainnya dan refleksinya diwujudkan pada upacara-upacara. Upacara, Banten, Simbul-simbul
(Lambang), Gambar-Gambar (Rerajahan),
Huruf-huruf Suci, merupakan perwujudan dari Tattwa.
ARTIKEL TERKAIT CATUR GURU
Adapun kata Tattwa
dapat kita artikan; Kebenaran, Inti Hakekat, Filsafat; Tat itu : Kebenaran, Twa
: Bersifat, mempunyai sifat.
Darҫana-Darҫana, Weda Sruti dan
Smerti, dipelajari oleh umat Hindu di
Indonesia sejak dahulu kala, kemudian diolah lagi oleh alam pikiran para
Rohaniwan, Bijaksanawan, Resi, Empu, Pandita, sehingga muncullah berbagai macam
Tattwa.
Adapun contoh Tattwa yang pada
saat ini masih mendapatkan perhatian yang baik ialah :
- Wrehaspati Tattwa
- Ganapati Tattwa
- Ҫiwa Tattwa
- Tattwa Jnana
- Kala Tattwa
- Widdhi Tattwa
Dan banyak lagi rontal-rontal yang memakai nama Tattwa maupun yang memuat ajaran Tattwa.
Ajaran Tattwa
merupakan bagian ajaran Agama yang penting sebagai inti sari; jika diumpamakan
Agama (Dharma) itu sebagai sebutir
telur, maka Tattwa itu adalah
sarinya, Susila itu adalah airnya
(putihnya), sedangkan Upacara-Upacara
adalah kulitnya.
Susila memberikan dukungann kepada yang mempelajari Tattwa, supaya jangan menjadi orang
intar-busuk, dan Susila itupun memberikan dorongan kepada yang melaksanakan Upacara-Upacara (Yajna) supaya tidak sia-sia.
Secara singkat dapat kita katakan bahwa Tuhan maupun
Dewa-Dewa yang disebutkan dalam Tattwa,
sudah menjadi objek pemujaan, penyembahan dalam pelaksanaan keagamaan.
Apa arti dan pengertian Panca Ҫraddha itu ?
Panca = Lima, Ҫraddha
= Keyakinan, Kepercayaan.
Panca Ҫraddha Tattwa = Lima dasar pokok keyakinan (kepercayaan) yang mengandung
kebenaran.
Panca Ҫraddha Tattwa disingkat jadi Panca Ҫraddha,
terdiri dari :
- Brahma (Widdhi) Tattwa
- Atma (n) Tattwa
- Karma Phala Tattwa
- Punarbhawa (Samsara) Tattwa
- Moksa Tattwa
Kalau kita pelajari ajaran Agama Hindu, maupun membaca
Sad Darҫana, dan Tattwa-Tattwa lainnya, maka dapat disimpulkan secara garis besarnya
memuat persoalan : Brahman, Atman, Karma,
Samsara, Moksa.
Panca
Ҫraddha Tattwa ini, bukan
pelajaran yang baru bagi umat Hindu, namun merupakan pengolahan sari-sari Darҫana dan Tattwa yang telah ada, perumusan inti sari ajaran yang tak pernah
selesai dipelajari sepanjang masa.
Pengertian Panca Ҫraddha Tattwa :
1. Brahman (Widdhi) =
Yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
2. Atma (n) = Yakin akan adanya Atma (Jiwa) yang tak
dapat mati.
3. Karma
Phala = Yakin bahwa
setiap perbuatan ada buahnya.
4. Samsara (Punarbhawa)
= Yakin akan adanya kelahiran yang berulang-ulang.
5. Moksa = Bersatunya Atma dengan Brahman.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan