OM. SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA, AM, UM, OM

PRAKATA

Selamat Datang

Semangat Hindu merupakan blog bersama umat Hindu untuk berbagi berita Hindu dan cerita singkat. Informasi kegiatan umat Hindu ini akan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan.
Semangat Hindu semangat kita bersama.

Bersama Semangat Hindu kita berbagi berita dan cerita, info kegiatan, bakti sosial dan kepedulian, serta kegiatan keagamaan seperti ; pujawali, Kasadha, Kaharingan, Nyepi, Upacara Tiwah, Ngaben, Vijaya Dhasami dan lain sebagainya.

Marilah Berbagi Berita, Cerita, Informasi, Artikel Singkat. Bagi yang mempunyai Web/Blog, dengan tautan URL maka dapat meningkatkan SEO Web/ blog Anda.

Terima Kasih
Admin

RANBB

---#### Mohon Klik Share untuk mendukung blog ini ####---

Senin, 02 Januari 2023

HARI RAYA GALUNGAN SEBAGAI MOMENTUM PENINGKATAN KUALITAS DIRI

HARI RAYA GALUNGAN SEBAGAI MOMENTUM PENINGKATAN KUALITAS DIRI

hari raya galungan


Hari ini mayoritas Umat Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Galungan. Hari yang secara tradisional dimaknai sebagai hari kemenangan. Kemenangan dharma atas adharma, atau kebajikan melawan kebathilan. Sebagai sebuah peringatan atas kemenangan,maka sangat wajar akhirnya hari Galungan diberikan predikat sebagai hari raya, yang mengandung makna perayaan terhadap kemenangan. Yang menjadi pertanyaan adalah, kemenangan melawan apa, dan siapakah yang harus dikalahkan?

 


Berkaitan dengan Hari Raya Galungan, banyak tafsir baik secara mitologi maupun historis. Tafsir mitologi yang sering kita dengarkan adalah tentang Maya Denawa, dan tafsir secara historisnya yaitu kemenangan antara Pandava melawan Kaurava. Tafsir historis yang lainnya adalah perayaan kemenangan Sri Rama yang berhasil membawa kembali Sita Dewi dari cengkeraman Rahwana di Alengka Pura. Kemudian di antara tafsir- tafsir tersebut manakah yang benar?

Sebuah pertanyaan yang wajar, yang biasa ditanyakan oleh orang pencari kebenaran dengan membabi buta,  yang menganggap Agama adalah hitam dan putih, semua harus didasarkan atas fakta empiris.

 

Bagi saya, agama merupakan jalan hidup. Begitu kita memiliki prinsip itu, maka hal pertama kita sadari adalah harus mengetahui tujuan hidup. Tujuan hidup akan berhasil kita raih dan temukan apabila kita mengenal dan mengikuti "rambu- rambu jalan hidup". Itulah agama, yang memberikan rambu-rambu kehidupan melalui sloka-sloka/ ayat sucinya. Yang jelas kesemuanya harus diterjemahkan, baik secara tekstual maupun konstekstual. Tidak harus membabi buta.

 

Kembali mengenai Hari Raya Galungan, Sastra Suci kita,khususnya Kek. Ramayana memberi pesan tersurat dan tersirat: "Ragadi musuh maparo, ri hati yo tonggwania tan mafoh ring hawak..." yang artinya: musuh yang sebenarnya adalah terletak di dalam diri, tidak jauh dari diri kita. Selain itu sastra yang lain, yaitu Nitisastra menyebutkan: "Nora na satru manglwihane heleng ri hati", yang secara pemaknaan tidak jauh berbeda dengan tafsir Kek. Ramayana di atas. Pesan tersurat dan tersirat dari Sastra Suci tersebut, ditegaskan lagi oleh Pancamo Veda kita yaitu Bhagavad Gita XVI.21:

Trividham narakaye'dam
dvaram nasanam atmanah
kamah krodhas tatha lobhas
tasmad etat trayam tyajet

Artinya:

Ini pintu gerbang menuju neraka, jalan menuju kehancuran diri ada 3, yaitu kama (keinginan jasmaniah), krodha (kemarahan) dan lobha (ketamakan),  oleh karenanya ketiga-tiganya harus ditinggalkan.

 

Berkaitan dengan Hari Raya Galungan, secara tradisional diberikan pemaknaan simbolis pada saat 'penampahan'  sehari sebelum Galungan, yaitu dimaksudkan agar kita dapat membunuh sifat kebinatangan (nafsu/ keinginan yang liar, dan keangkara murkaan) sehingga kita benar- benar bisa memahami hakikat kebenaran dengan merayakan Galungan, dan sehari setelah Hari Raya Galungan kita dapat merasakan bagaimana 'Manisnya Galungan'.

 

Sebagai manusia,kita diberikan manah atau pikiran yang merupakan kelebihan dari makhluk lain, sehingga semestinya kita dapat menjadikan pikiran sebagai alat pengontrol dan pengendali panca indera kita, bukan sebaliknya. Semua yang ada dan yang akan ada bisa menjadi baik,indah dan harmoni berawal dari pikiran, demikian pula sebaliknya akan hancur dan disharmoni juga disebabkan oleh pikiran kita, sehingga semestinya kita mampu mengendalikan pikiran kita agar tidak dikuasai oleh amarah, karena amarahlah yang akan membawa kehancuran. Seperti pesan yang disiratkan oleh Bhagavad Gita II. 63:  

'Krodhah bhavati samohah
samohah smrtivi bramah
smrtibramah budhinaso
budhinasat pranasyati"

Artinya:

Dari kemarahan muncullah kebingungan, dari kebingungan menjadikan hilang ingatan, dan dari hilang ingatan menghancurkan segalanya.

 

Itulah pesan sesungguhnya dari perayaan Hari Raya Galungan, yakni menjadikan manusia menjadi Manava Madhava, yaitu makhluk yang dapat berpikir bijak dan bajik, bijaksana dan penuh kebajikan sesuai dengan karakter dan sifat Brahman/ 'Daivi Sampad', bukan manusia yang berkecenderungan memiliki sifat angkara murka Para Asura (Manava Danava) atau 'Asuri Sampad'. Dengan kesadaran tersebut, mari bersama- sama turut mewujudkan Umat Hindu yang sejahtera, dengan semangat Satyam (jujur), Sivam (bijak dan bajik) dan Sundaram (indah)

 

"Selamat Merayakan Hari Kemenangan Galungan, Suro diro Jayaningrat lebur dening pangastuti, Satyam Eva Jayate Namrtam..."

Naskah Oleh Bapak Surono

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan

Cari Artikel di Blog ini

Berita Terkait Semangat Hindu

Artikel Agama Hindu

108 Mutiara Veda 3 kerangka agama hindu advaita visistadviata dvaita Agama Hindu Dharma agama islam Ajaran Hindu aksara suci om Apa yang dimaksud Cuntaka Apa yang dimaksud dengan Japa Apa yang dimaksud dengan Puja arcanam nyasa aris widodo artikel hindu arya dharma Arya Wedakarna Asta Brata Atharvaveda Atman avatara sloka babad Badan Penyiaran Hindu bagian catur weda bahasa jawa kuno bahasa kawi bahasa sanskerta Banggalah Menjadi Hindu banten hindu bali Belajar Hindu BELAJAR ISTILAH AGAMA HINDU bhagavad gita Bhagawadgita bhagawan bhuta yadnya Bimas Hindu BPH Banten brahma wisnu siwa Brahman Atman Aikyam brahmana ksatriya wesia sudra budaya bali budha kliwon sinta Bukan Heroisme Canakhya Nitisastra cara sembahyang hindu catur asrama Catur Brata Catur Cuntakantaka Catur Purusha Artha Catur Purusharta catur veda Catur Warna Catur Weda Cendekiawan Hindu Cinta Kasih Dalam Perspektif Hindu Dana Punia Deva adalah sinar suci Brahman Deva Brahma Deva Indera dewa dewi hindu dewa yadnya dewata nawa sanga dewi kata-kata dewi saraswati dharma artha kama moksa Dharma Santi dharma wacana Doa Anak Hindu epos mahabharata ramayana filsafat agama hindu ganesha Gayatri Sebagai Mantra Yoga Hari Raya Galungan Hari Raya Kuningan Hari Raya Nyepi Hari Raya Pagerwesi Hari Raya Saraswati Hari Raya Siwaratri HINDU adalah ARYA DHARMA HINDU ADALAH SANATHANA DHARMA HINDU ADALAH VAIDHIKA DHARMA Hindu Agama Terbesar di Dunia Hindu Banten Hindu beribadah di Pura Hindu Festival Hindu Indonesia hindu nusantara Hindu Tengger Hinduism Facts Hinduism the Greatest Religion in the Word Hukum Karma Ida Pedanda sakti isi catur weda Jadilah Manusia Setia Japa dan Mantram Jiwa kakawin Kamasutra Keagungan Aksara Suci OM Kekawin Lubdhaka kepemimpinan jawa kuna Kerajaan Hindu Keruntuhan Agama Hindu kesadaran diri kidung dewa yadnya Kitab Suci Weda lontar Lontar Kala Maya Tattwa Maharsi Atri Maharsi Bharadvaja Maharsi Gritsamada Maharsi Kanva Maharsi Vamadeva Maharsi Vasistha Maharsi Visvamitra manawa dharma sastra Mantra Mantra Yoga manusa yadnya Meditasi Matahari Terbit Mengapa Kita Beragama menghafal sloka Mimbar Agama Hindu Moksha Motivasi Hindu Mpu Jayaprema nakbalibelog Naskah Dialog Nuur Tirtha Om or Aum one single family opini hindu moderat Panca Sradha panca yadnya Panca Yajna pandita Panglong 14 Tilem Kepitu parahyangan agung jagatkartta paras paros segilik seguluk Pasraman Pasupati Pembagian Kitab Suci Veda Pemuda Hindu Indonesia pendidikan hindu pengertian catur weda Pengertian Cuntaka penyuluh agama hindu Peradah percikan dharma Percikan Dharma Dewa Yajna phdi pinandita Pitra Yadnya Ngaben Pitrapuja potong gigi Principle Beliefs of Hinduism Proud To Be Hindu Puja dan Prathana Pujawali purana purnama tilem Purwaning Tilem Kapitu Radio online Bali rare angon nak bali belog Reinkarnasi Rgveda ritual hindu Roh Rsi yadnya sabuh mas sad darsana sad guru Samaveda sanatana dharma sang hyang pramesti guru Sang Kala Amangkurat Sang Kala Dungulan Sang Kala Galungan Sang Kala Tiga sapta rsi Sapta Timira Sarassamuscaya Sarassamuscaya Sloka sattvam rajah tamah sejarah agama hindu Sekta Hindu Semangat Hindu seni budaya hindu Sex and Hinduism siwa budha waesnawa siwa ratri Sloka sloka bhagawad gita sloka bhatara sloka Rgveda sloka yayurveda Slokantara Sloka Spiritual Bersifat Misterius spiritualitas hindu spma ribek sradha dan bhakti sri rama krishna paramahansa Sri Sathya Sai Baba Sri Svami Sivananda sumpah dalam perkara tabuh gesuri tabuh kreasi baru tabuh telu lelambatan tantri kamandaka tat twam asi tattwa susila upakara Tempat Suci Hindu tiga hubungan harmonis tri hita karana Tri kaya parisudha tri kerangka agama hindu tri mala tri pramana Triji Ratna Permata tujuan perkawinan tujuh penerima wahyu tumimbal lahir upacara hindu upacara menek deha Upanisad upaweda Utsawa Dharma Gita vaidhika dharma Vasudhaiva Kutumbakam VEDA ADALAH ILMU PENGETAHUAN SUCI vedangga Vijaya Dashami Wasudewa Kutumbhakam widhi tatwa wija kasawur wiwaha agama hindu Yajna dan Sraddha yajna dan sradha Yayurveda Yoga Kundalini