Berikut admin sampaikan bahan diskusi yang dikirimkan oleh Sahabat Ravi dengan judul Pesata Adat, artikel nya berupa pertanyaan sebagai berikut :
Om Swastiastu, Saya seorang Hindu. Saya keturunan India. Saya ingin bertanya, kenapa Hindu Weda mengajarkan kasih tapi umat Hindu tidak menjalankannya, pada sebagian festival adat digunakan babi, padahal babi tidak dimakan dikeluarga saya, dan pemotongan kambing. Saya rasa kita perlu berbenah diri untuk menerapkan vegetarian, karena hanya itu kita mengorbankan mahluk hidup, persembahan apapun tetap diterima Tuhan jika dengan tulus dan ikhlas, sekian saran saya, maaf jika ada salah kata saya jika kurang saya tau mohon penjelasannya. (waktu 28-082013. 09.21)
Admin mencoba berbagi pemikiran yang sedikit berbeda dalam cara memandang Yadnya. Yadnya yang secara umum di dalam agama Hindu sudah sangat banyak dibahas, baik dalam buku-buku agama Hindu, situs dunia maya dan diskusi-diskusi agama lainnya.
Admin sangat mengharapkan adanya diskusi agar terjadi pertukaran pemikiran walaupun pada intinya perbedaan pemahaman dan penerapan Veda sudah memiliki dasar pelaksanaannya yang dikembalikan pada jiwa dan ajaran kita masing-masing. Baca artikel kesepakatan bersama umat Hindu klik disini.
Berikut pendapat admin tentang hal diatas.
-->
Yadnya sebagai jalan bhakti umat Hindu utamanya umat Hindu Bali yang menjalankan Yadnya dengan kurban binatang. Umat Hindu Bali mencoba untuk menyatakan rasa bakti yang tulus ini bersama-sama dengan ciptaan-Nya yang lain. Umat manusia dengan kecerdasan pemikiran yang dianugerahkan oleh Nya, mampu menyatakan dengan tegas bahwa binatang dan tumbuhan merupakan ciptaan-Nya pula, sehingga memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap Tuhan. Manusia, binatang dan tumbuhan mengikuti hukum Karma, lahir, hidup dan mati, demikian pula dalam pembentukan Karma itu sendiri, dapat berupa Karma baik maupun Karma buruk.Om Swastiastu, Saya seorang Hindu. Saya keturunan India. Saya ingin bertanya, kenapa Hindu Weda mengajarkan kasih tapi umat Hindu tidak menjalankannya, pada sebagian festival adat digunakan babi, padahal babi tidak dimakan dikeluarga saya, dan pemotongan kambing. Saya rasa kita perlu berbenah diri untuk menerapkan vegetarian, karena hanya itu kita mengorbankan mahluk hidup, persembahan apapun tetap diterima Tuhan jika dengan tulus dan ikhlas, sekian saran saya, maaf jika ada salah kata saya jika kurang saya tau mohon penjelasannya. (waktu 28-082013. 09.21)
Admin mencoba berbagi pemikiran yang sedikit berbeda dalam cara memandang Yadnya. Yadnya yang secara umum di dalam agama Hindu sudah sangat banyak dibahas, baik dalam buku-buku agama Hindu, situs dunia maya dan diskusi-diskusi agama lainnya.
Admin sangat mengharapkan adanya diskusi agar terjadi pertukaran pemikiran walaupun pada intinya perbedaan pemahaman dan penerapan Veda sudah memiliki dasar pelaksanaannya yang dikembalikan pada jiwa dan ajaran kita masing-masing. Baca artikel kesepakatan bersama umat Hindu klik disini.
Berikut pendapat admin tentang hal diatas.
Sehingga Hukum Karma bersifat universal terhadap semua ciptaan-Nya. Manusia dengan kelebihan pemikiran menyadari hal ini, bahwa binatang dan tumbuhan harus diberikan kesempatan untuk berbuat baik, meningkatkan Karma baik mereka, agar dikemudian hari dapat hidup sebagai manusia. Pernah pula kita membaca artikel sang penolong adalah seekor binatang, atapun tumbuhan ini rela hidup untuk kesejahteraan manusia, itu semua adalah Karma baik.
Baca artikel Sekali menjadi manusia apakah selalu menjadi manusia ? Klik disini.
Seperti halnya binatang dan tumbuhan dalam menjalani hukum Karma lahir hidup dan mati, tetap membutuhkan pengorbanan. Tumbuhan sebagai ciptaan-Nya dirangkul oleh manusia untuk menyatakan rasa baktinya kepada Tuhan melalui Yadnya ini yang berupa bahan-bahan Yadnya, seperti daun, buah, biji-bijian, batang, umbi, ranting dan lain sebagainya. Demikian pula binatang yang selalu aktif bersama dalam Yadnya ini, seperti babi, ayam, itik, anjing, dan lain sebagainya. Dengan partisapasi mereka (binatang dan tumbuhan) dan manusia menjadi satu kesatuan menyatakan rasa syukur kepada sang Pencipta dan menciptakan karma baik akan diterima jiwa mereka masing-masing.
Pernah kita mendengar cerita pangeran kodok, seekor binatang yang berubah menjadi pangeran tampan setelah dicium oleh sang putri, demikian pula dengan binatang dalam Yadnya. Ketulusan hati dan kasih cinta dari manusia, kepasrahan binatang dan kesetiaan tumbuhan dalam ber-Yadnya menciptakan kebahagiaan bersama. Pengorbanan mereka sungguh mulia, terdapat doa yang tulus dari manusia sebelum mereka dikorbankan, doa mengantarkan sang jiwa pada-Nya.
Demikian kiranya jawaban sederhana yang admin coba sampaikan, pengorbanan binatang dan tumbuhan bukan semata-mata untuk kesenangan dan keserakahan manusia, ada doa yang tulus agar mereka bisa hidup berbahagia. Admin sangat berharap dapat masukan dari sahabat-sahabat Hindu dari segala jenis aliran, sekte dan dari tingkat keimanan yang jauh lebih menguasai, terima kasih. (RANBB)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan