Seorang raja di negara yang sangat demokratis akan mencarikan jodoh buat putrinya yang sangat cantik. Kemudian beliau mengadakan sayembara pemilihan laki-laki tertampan di dunia yang akan dijadikan menantu kerajaan untuk putri kesayangannya.
Kemudian diselenggarakan audisi ke semua negara di dunia untuk mencari nominasi yang boleh mengikuti sayembara. Yang memenuhi syarat boleh mengikuti seleksi lebih lanjut.
Seleksi lebih lanjut dilakukan amat ketat. Aspek yang diuji meliputi kemampuan kecerdasan (brain), perilaku (behavior) dan ketampanan (beauty). Pada babak penyisihan terakhir dilakukan oleh tim penguji dari pakar berbagai bidang seperti pakar IT, pakar ketampanan, psikologi, dan bintang film terkenal. Kemudian didapatkan tiga nominasi.
Pada puncak grand final dimenangkan oleh orang asing yang ternyata belum memeluk agama. Sebagai menantu seorang raja terkenal, sebelum upacara pernikahan dilangsungkan, setiap warga wajib memeluk salah satu agama yang ada di negara itu.
Akhirnya raja mengundang semua pemimpin agama di negara itu untuk menjelaskan dan menyarankan agar memilih salah satu agama yang akan menjadikan keyakinannya.
Pertama pemimpin agama A menjelaskan pentingnya mempelajari agama yang sarat ritual dan upacara untuk dianut. Apalagi di kerajaan ini sering mengadakan ritual kerajaan. Dengan seringnya mengadakan ritual niscaya kelak bisa masuk sorga ketika ajal menjemputnya.
Besoknya pemimpin agama B datang menjelaskan bahwa dengan hanya merenung dan mengendalikan didi akan bisa tahu jati diri kita yang sebenarnya, sehingga nanti saat akan kembali ke dunia akhirat pasti bisa masuk sorga.
Kemudian pemimpin agama C menjelaskan bahwa hanya dengan bernyanyi dan mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan di hotel dan gedung mewah nanti arwahnya akan bisa menuju istana sorga ketika hari penghakiman tiba.
Kemudian agama terakhir menjelaskan bahwa dengan menegakkan keadilan serta berjuang atas nama kebenaran sesuai amanah kitab suci adalah jalan terbaik untuk bisa diterima di sisi-Nya. "Agama kamilah yang paling sempurna guna mengantarkan arwah kita bisa masuk sorga, yang lainnya tidak". imbuhnya menegaskan.
Mendapat penjelasan dari semua pemimpin agama yang mengatakan masing-masing agama mereka yang terbaik dan semuanya bisa masuk sorga, malah ia menjadi bingung.
Akhirnya ia mendatangi seorang spiritual yang amat bijaksana dan menanyakan agama yang mana sebaiknya ia pilih ?
Orang spiritual itu kemudian memberikan nasihat,"Anakku, semua agama itu baik yang bisa mengantarkan kamu ke sorga. Namun yang paling baik, pilihlah agama yang bisa membuat kamu selalu berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri, untuk agamamu maupun untuk umat diluar keyakinanmu. Tujuan utama agama ialah menjadikan dirimu orang mulia, yaitu bisa membuat banyak orang mau berbuat baik dan membuat dunia ini damai. Maka saat memberikan pertolongan kepada umat manusia bicaralah kemuliaan, kurangi berbicara agama, sehingga kamu tidak canggung memberikan pertolongan terutama kepada yang beda dengan keyakinanmu. Ingatlah bahwa kebaikan ada di semua agama, karena setiap agama pasti mengajarkan kemuliaan. Kemuliaan itu tidak dibatasi keyakinan atau agama."
Salam Senyum. Memang baik jadi seorang agamawan, tetapi paling baik menjadi orang mulia. Buku Senyum Ya, Tersenyumlah, oleh Arsiawan Adi. (RANBB)
Kemudian diselenggarakan audisi ke semua negara di dunia untuk mencari nominasi yang boleh mengikuti sayembara. Yang memenuhi syarat boleh mengikuti seleksi lebih lanjut.
Seleksi lebih lanjut dilakukan amat ketat. Aspek yang diuji meliputi kemampuan kecerdasan (brain), perilaku (behavior) dan ketampanan (beauty). Pada babak penyisihan terakhir dilakukan oleh tim penguji dari pakar berbagai bidang seperti pakar IT, pakar ketampanan, psikologi, dan bintang film terkenal. Kemudian didapatkan tiga nominasi.
Pada puncak grand final dimenangkan oleh orang asing yang ternyata belum memeluk agama. Sebagai menantu seorang raja terkenal, sebelum upacara pernikahan dilangsungkan, setiap warga wajib memeluk salah satu agama yang ada di negara itu.
Akhirnya raja mengundang semua pemimpin agama di negara itu untuk menjelaskan dan menyarankan agar memilih salah satu agama yang akan menjadikan keyakinannya.
Pertama pemimpin agama A menjelaskan pentingnya mempelajari agama yang sarat ritual dan upacara untuk dianut. Apalagi di kerajaan ini sering mengadakan ritual kerajaan. Dengan seringnya mengadakan ritual niscaya kelak bisa masuk sorga ketika ajal menjemputnya.
Besoknya pemimpin agama B datang menjelaskan bahwa dengan hanya merenung dan mengendalikan didi akan bisa tahu jati diri kita yang sebenarnya, sehingga nanti saat akan kembali ke dunia akhirat pasti bisa masuk sorga.
Kemudian pemimpin agama C menjelaskan bahwa hanya dengan bernyanyi dan mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan di hotel dan gedung mewah nanti arwahnya akan bisa menuju istana sorga ketika hari penghakiman tiba.
Kemudian agama terakhir menjelaskan bahwa dengan menegakkan keadilan serta berjuang atas nama kebenaran sesuai amanah kitab suci adalah jalan terbaik untuk bisa diterima di sisi-Nya. "Agama kamilah yang paling sempurna guna mengantarkan arwah kita bisa masuk sorga, yang lainnya tidak". imbuhnya menegaskan.
Mendapat penjelasan dari semua pemimpin agama yang mengatakan masing-masing agama mereka yang terbaik dan semuanya bisa masuk sorga, malah ia menjadi bingung.
Akhirnya ia mendatangi seorang spiritual yang amat bijaksana dan menanyakan agama yang mana sebaiknya ia pilih ?
Orang spiritual itu kemudian memberikan nasihat,"Anakku, semua agama itu baik yang bisa mengantarkan kamu ke sorga. Namun yang paling baik, pilihlah agama yang bisa membuat kamu selalu berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri, untuk agamamu maupun untuk umat diluar keyakinanmu. Tujuan utama agama ialah menjadikan dirimu orang mulia, yaitu bisa membuat banyak orang mau berbuat baik dan membuat dunia ini damai. Maka saat memberikan pertolongan kepada umat manusia bicaralah kemuliaan, kurangi berbicara agama, sehingga kamu tidak canggung memberikan pertolongan terutama kepada yang beda dengan keyakinanmu. Ingatlah bahwa kebaikan ada di semua agama, karena setiap agama pasti mengajarkan kemuliaan. Kemuliaan itu tidak dibatasi keyakinan atau agama."
Salam Senyum. Memang baik jadi seorang agamawan, tetapi paling baik menjadi orang mulia. Buku Senyum Ya, Tersenyumlah, oleh Arsiawan Adi. (RANBB)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan