Umat Hindu Tenggarong.
Pura Sasana Jagad Nata terletak di Desa Bangun Rejo, L3, Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegara. Pura Sasana Jagad Nata di pelaspas pada Hari Minggu Pahing, 29 Mei 2011 oleh Romo Puja Brata Sejati. Lihat Foto Romo Puja Brata Sejati disini.
Umat Hindu pengempon pura merupakan keturunan dari jawa maka upacara pemlaspasan juga dilaksanakan dengan menggunakan adat jawa. Tujuan Pemlaspasan ini untuk mensucikan bangunan dari hal-hal negatif baik secara sekala maupun niskala.
Hindu merupakan akar budaya negeri ini. Awalnya Hindu berkembang pesat di Jawa, yang kemudian ajaran suci ini di bawa ke pulau Bali di era Majapahit. Tujuannya adalah agar ajaran suci Hindu tetap terpelihara karena para suci waktu itu melihat tanda-tanda adanya degradasi ajaran Hindu di pulau jawa.
Adapun tatacara pelaksanaannya kemudian disesuaikan dengan adat istiadat setempat. Sehingga kemudian terkesan adanya perbedaan antara Hindu yang berkembang di Bali dengan Hindu yang berkembang di Jawa atau Hindu yang berkembang di daerah-daerah lain.
Perbedaan-perbedaan ini sesungguhnya menunjukan bahwa Hindu dapat diterima dimanapun karena sifatnya yang adaptif. Tetapi keanekaragaman ini kemudian juga menimbulkan keraguan dan kerancuan, terutama bagi mereka yang pemahaman Hindunya masih kurang baik.
Sehingga muncul sebutan Hindu Bali, Hindu Jawa, Hindu Kaharingan dan seterusnya. Padahal sesungguhnya semuanya berasal dari akar yang sama. Oleh karena itu, marilah kita untuk seterusnya cukup menyebutnya dengan Hindu saja, tanpa embel-embel kedaerahan. Penyebutan Hindu tanpa embel-embel kedaerahan tentunya bertujuan untuk mempersatukan bahwa kita semua warga Hindu adalah sama dan bernaung di rumah Tuhan yang sama. (RANBB)
Pura Sasana Jagad Nata terletak di Desa Bangun Rejo, L3, Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegara. Pura Sasana Jagad Nata di pelaspas pada Hari Minggu Pahing, 29 Mei 2011 oleh Romo Puja Brata Sejati. Lihat Foto Romo Puja Brata Sejati disini.
Umat Hindu pengempon pura merupakan keturunan dari jawa maka upacara pemlaspasan juga dilaksanakan dengan menggunakan adat jawa. Tujuan Pemlaspasan ini untuk mensucikan bangunan dari hal-hal negatif baik secara sekala maupun niskala.
Hindu merupakan akar budaya negeri ini. Awalnya Hindu berkembang pesat di Jawa, yang kemudian ajaran suci ini di bawa ke pulau Bali di era Majapahit. Tujuannya adalah agar ajaran suci Hindu tetap terpelihara karena para suci waktu itu melihat tanda-tanda adanya degradasi ajaran Hindu di pulau jawa.
Adapun tatacara pelaksanaannya kemudian disesuaikan dengan adat istiadat setempat. Sehingga kemudian terkesan adanya perbedaan antara Hindu yang berkembang di Bali dengan Hindu yang berkembang di Jawa atau Hindu yang berkembang di daerah-daerah lain.
Perbedaan-perbedaan ini sesungguhnya menunjukan bahwa Hindu dapat diterima dimanapun karena sifatnya yang adaptif. Tetapi keanekaragaman ini kemudian juga menimbulkan keraguan dan kerancuan, terutama bagi mereka yang pemahaman Hindunya masih kurang baik.
Sehingga muncul sebutan Hindu Bali, Hindu Jawa, Hindu Kaharingan dan seterusnya. Padahal sesungguhnya semuanya berasal dari akar yang sama. Oleh karena itu, marilah kita untuk seterusnya cukup menyebutnya dengan Hindu saja, tanpa embel-embel kedaerahan. Penyebutan Hindu tanpa embel-embel kedaerahan tentunya bertujuan untuk mempersatukan bahwa kita semua warga Hindu adalah sama dan bernaung di rumah Tuhan yang sama. (RANBB)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan dan kesan yang telah disampaikan